Pasar Wisman Beragam, Okupansi Hotel Terjaga
DENPASAR, NusaBali - Kalangan praktisi pariwisata menyatakan ragam pasar, dalam hal ini wisatawan mancanegara membantu menopang stabilitas hunian hotel di Bali. Karenanya, tingkat hunian stabil bertahan diatas 60 persen sampai 80 persen. Walaupun pada bulan Oktober-November merupakan periode low season kunjungan wisatawan.
Ketua DPD Association of Hospitality Leader Indonesia (AHLI) Bali, Sang Putu Eka Pertama atau Eka Pertama mengatakan Kamis (26/10).
“Memang, mulai pertengahan Oktober sampai dengan awal November identik low season bagi Bali (pariwisata Bali),” ujarnya. Karena merupakan musim sepi kunjungan, tingkat hunian kamar hotel biasanya mengalami penurunan.
Disampaikan Eka Pertama, tingkat hunian memang menurun. Namun tidak drastis. “Astungkara okupansi stabil 80 persen,” jelasnya.
Sebelumnya, pada musim puncak kunjungan sekitar Juli-Agustus tingkat hunian hotel sampai 90 persen, bahkan ada yang sampai penuh.
Menurut Eka Pertama, stabilnya hunian kamar, disebabkan pasar dan kedatangan wisatawan, dalam hal ini wisman yang datang ke Bali semakin beragam. Wisatawan Australia, memang yang paling ramai, namun wisatawan dari negara lain juga semakin bertambah banyak berwisata ke Bali. Diantaranya wisatawan India.
Kata dia, wisatawan dari negeri ‘bollywood’ jelas sekali semakin banyak ke Bali. Otomatis menyumbang pada peningkatan hunian kamar hotel. Apalagi belakangan ini di India merupakan musim liburan sehubungan dengan Devali Puja (salah satu perayaan keagamaan di India).
“Waktu liburannya cukup panjang, sampa 3 tiga pekan,” ungkap praktisi pariwisata yang merupakan GM The ONE Legian, Kuta Badung.
Wisman India itulah, kata Eka Pertama menambah jumlah kunjungan sehingga menopang hunian kamar. Selain juga wisman dari negara-negara lainnya.
”Jadi pasar wisman tidak lagi hanya dominan bergantung pada satu market saja. Tetapi sudah mixed (campuran),” terangnya. .
Selain ragam pasar wisman, terjaganya okupansi juga ditopang kegiatan MICE (Meeting,Incentive, Convention dan Exhibition). Dikatakan Eka Pertama, jelang akhir tahun tentu kegiatan-kegiatan MICE, dari pihak-pihak terkait meningkat. Apakah dari lembaga-lembaga pemerintahan, swasta, kooperasi dan lainnya. Kata dia, hal itu berpengaruh positif juga pada okupansi hotel.
Berdasarkan data dari Bali Tourism Board/BTB atau Gabungan Industri Pariwisata Bali (GIPI) wisman dengan jumlah yang signifikan berasal dari 20 negara. Antara lain Australia, India, China, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Amerikka Serikat, Prancis dan Malaysia. Selanjutnya Singapura, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Taiwan, Rusia, Philipina, Italia, Spanyol, Kanada dan Vietnam. Data tersebut hanya untuk bulan September dimana Bali tercatat mendapat kunjungan wisman sebanyak 545.167. k17.
1
Komentar