Tangkap Ikan di Danau Buyan, Nelayan Tenggelam
SINGARAJA, NusaBali - Bendega (nelayan) Ketut Wijana, 66, ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 5 meter Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Jumat (27/10) pukul 14.45 Wita.
Lansia asal Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini dilaporkan hilang oleh keluarganya, karena tidak pulang dari mencari ikan sejak, Kamis (26/10).
Korban Wijana terakhir kali meninggalkan rumah dan pamit kepada keluarganya untuk mencari ikan di Danau Buyan pada Kamis pagi pukul 08.00 Wita. Aktivitas itu memang dilakoninya setiap hari sebagai sumber penghidupan. Dia pun berangkat menuju danau sendirian melewati areal hutan sebelah selatan jalan Wanagiri-Munduk.
Namun hingga sore hari, Wijana tidak kunjung pulang. Padahal biasanya dia pulang paling lambat pukul 14.00 Wita. Anak dan menantu korban pun sempat menyusul dan mencarinya ke danau pada, Kamis sore. Hanya saja anak dan menantunya tidak menemukan Wijana. Namun mereka menemukan pedau (sampan kecil) milik Wijana sudah terdampar di pinggir danau. Pedau itu pun sudah penuh dengan air dan ada ikan di dalamnya. Selain itu dayung dan topi milik Wijana juga ditemukan di samping pedau.
Pencarian oleh keluarga pun terhenti karena situasi sudah larut malam. Keluarga akhirnya melaporkan hilangnya Wijana. Pencarian baru dilanjutkan, Jumat (27/10) oleh Tim SAR Buleleng bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas dan masyarakat setempat. Koordinator Tim SAR Buleleng, Dudi Librana mengatakan proses pencarian bersama dimulai tim gabungan pada pukul 07.30 Wita. Tim SAR Buleleng menerjunkan satu unit rubber boat untuk melakukan penyisiran. Sedangkan masyarakat bersama aparat lainnya juga membantu penyisiran dengan menggunakan pedau.
“Saat pencarian masyarakat yang juga membantu menemukan baju korban. Sehingga kami fokus melakukan penyelaman di lokasi yang dicurigai. Penyelaman dilakukan sebanyak 2 kali di kedalaman 5 dan 6 meter. Dan akhirnya korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Dudi. Korban diduga terjatuh saat mencari ikan. Karena tidak bisa berenang Wijana pun tenggelam. Usai evakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Keluarga korban pun menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima kejadian itu sebagai musibah. 7 k23
Korban Wijana terakhir kali meninggalkan rumah dan pamit kepada keluarganya untuk mencari ikan di Danau Buyan pada Kamis pagi pukul 08.00 Wita. Aktivitas itu memang dilakoninya setiap hari sebagai sumber penghidupan. Dia pun berangkat menuju danau sendirian melewati areal hutan sebelah selatan jalan Wanagiri-Munduk.
Namun hingga sore hari, Wijana tidak kunjung pulang. Padahal biasanya dia pulang paling lambat pukul 14.00 Wita. Anak dan menantu korban pun sempat menyusul dan mencarinya ke danau pada, Kamis sore. Hanya saja anak dan menantunya tidak menemukan Wijana. Namun mereka menemukan pedau (sampan kecil) milik Wijana sudah terdampar di pinggir danau. Pedau itu pun sudah penuh dengan air dan ada ikan di dalamnya. Selain itu dayung dan topi milik Wijana juga ditemukan di samping pedau.
Pencarian oleh keluarga pun terhenti karena situasi sudah larut malam. Keluarga akhirnya melaporkan hilangnya Wijana. Pencarian baru dilanjutkan, Jumat (27/10) oleh Tim SAR Buleleng bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas dan masyarakat setempat. Koordinator Tim SAR Buleleng, Dudi Librana mengatakan proses pencarian bersama dimulai tim gabungan pada pukul 07.30 Wita. Tim SAR Buleleng menerjunkan satu unit rubber boat untuk melakukan penyisiran. Sedangkan masyarakat bersama aparat lainnya juga membantu penyisiran dengan menggunakan pedau.
“Saat pencarian masyarakat yang juga membantu menemukan baju korban. Sehingga kami fokus melakukan penyelaman di lokasi yang dicurigai. Penyelaman dilakukan sebanyak 2 kali di kedalaman 5 dan 6 meter. Dan akhirnya korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Dudi. Korban diduga terjatuh saat mencari ikan. Karena tidak bisa berenang Wijana pun tenggelam. Usai evakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Keluarga korban pun menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima kejadian itu sebagai musibah. 7 k23
Komentar