Dewan Pertanyakan Wacana Pembangunan RS di Kutsel
Angota DPRD Badung mempertanyakan wacana pembangunan rumah sakit di wilayah Kuta Selatan (Kutsel).
MANGUPURA, NusaBali
Pasalnya sejauh ini terkesan belum ada tindak lanjut. Pada rapat konsultasi antara DPRD Badung dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Selasa (11/7), di gedung Dewan di Puspem Badung, tindak lanjut pembangunan rumah sakit di Kutsel sempat mengemuka.
Ketua Komisi II Wayan Luwir Wiana dalam rapat menyampaikan betapa wacana pembangunan rumah sakit ini amat ditunggu masyarakat. Sebab sejak awal masyarakat mendukung wacana ini. “Rumah sakit di Kuta Selatan ini sudah sering dibicarakan masyarakat. Mereka berharap segera direalisasikan,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan asal Kutsel tersebut dapat memahami keinginan masyarakat, karena masyarakat di Kutsel cukup kesulitan mendapat pelayanan kesehatan lantaran jarak rumah sakit milik Pemkab Badung cukup jauh, yakni RSUD Mangusada di Kapal, Kecamatan Mengwi. “Tidak mungkin masyarakat Kuta Selatan masuk ke rumah sakit yang di Kapal. Karena jaraknya cukup jauh,” imbuhnya. Karena itu pihaknya mengharapkan agar pemerintah segera merealisasikan wacana tersebut.
Anggota Komisi II I Nyoman Mesir juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia RS di Kutsel cukup mendesak direalisasikan. Namun begitu, apabila memungkinkan dari segi anggaran, pemerintah hendaknya membangun sendiri tanpa harus menggandeng pihak ketiga untuk kerja sama.
“Kalau kerja sama dengan pihak ketiga, bila nanti kerja sama berakhir kita tidak punya apa-apa. Lebih baik membangun sendiri,” harapnya.
Menurut Mesir, di Desa Kutuh, Kutsel sudah ada lahan apabila diperlukan oleh pemerintah sebagai lokasi pembangunan rumah sakit. “Kutuh sudah siapkan 1 hektare tanah untuk rumah sakit. Ini bisa dimanfaatkan,” tandasnya.
Menanggapi usulan-usulan tersebut, Ketua TAPD yang juga Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa menegaskan wacana pembangunan rumah sakit di Kuta Selatan masih terus dikaji. Tetapi pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk pembuatan detail engineering design (DED) di APBD Perubahan 2017. “Sudah disiapkan untuk DED-nya,” kata mantan Kadispenda Badung ini.
Disinggung soal lokasi, pejabat asal Pecatu, Kutsel, itu mengaku kemungkinan di Desa Kutuh. Di sana ada lahan 1 hektare sampai 1,5 hektare. “Terkait ini kan perlu dikaji secara matang, terutama soal lahan,” katanya. Menurutnya, kerja sama dengan pihak ketiga juga bisa dilakukan, tetapi perlu kajian matang. *asa
Komentar