Asian Para Games Resmi Ditutup, Indonesia Peringkat Enam
HANGZHOU, NusaBali - Penyelenggaraan Asian Para Games 2022 Hangzhou resmi ditutup melalui upacara penutupan di Hangzhou Olympic Sports Centre, China, Sabtu (28/10) malam Wita. Selanjutnya Asian Para Games edisi kelima akan digelar pada 2026 di Aichi, Nagoya, Jepang.
Di Hangzhou, kontingen Indonesia berhasil finis di posisi keenam dalam klasemen perolehan medali, dengan total 95 medali, dan rinciannya 29 emas, 30 perak, dan 36 perunggu.
"Siapa yang mengira langit malam ini begitu cerah, begitu indahnya, di hari penutupan Asian Para Games 2022. Hangzhou telah menjadi tempat yang indah untuk penyelenggaraan ini," kata Presiden Komite Paralimpiade (APC) Asia Majid Rashed.
Majed Rashed juga mengapresiasi negara-negara yang berpartisipasi dalam Asian Para Games edisi keempat ini. Terlebih, terdapat 283 rekor Asian Para Games yang terpecahkan, serta 72 rekor Asia, dan 21 rekor dunia yang dibukukan para atlet di panggung olahraga atlet disabilitas terbesar se-Asia ini.
Upacara penutupan Asian Para Games 2022 Hangzhou juga menyoroti keindahan solidaritas negara-negara di Benua Asia, serta bagaimana inklusivitas merupakan hal yang harus terus diperjuangkan, termasuk di dunia olahraga.
"Kami tidak akan lupa bagaimana rasa hormat, inklusivitas, dan harmoni dari masyarakat Asia dengan gamblang ditunjukkan di Asian Para Games. Kita semua dapat bertemu dan bertegur sapa satu sama lain di tengah keindahan West Lake," kata Ketua Federasi Masyarakat Disabilitas China Cheng Kai.
Sementara itu, tim Indonesia finis di posisi keenam pada klasemen perolehan medali, dengan total 95 medali. Rinciannya 29 emas, 30 perak, dan 36 perunggu. Pencapaian ini melampaui target semula, yaitu finis di 10 besar dengan 19 emas, 23 perak, dan 25 perunggu.
"Siapa yang mengira langit malam ini begitu cerah, begitu indahnya, di hari penutupan Asian Para Games 2022. Hangzhou telah menjadi tempat yang indah untuk penyelenggaraan ini," kata Presiden Komite Paralimpiade (APC) Asia Majid Rashed.
Majed Rashed juga mengapresiasi negara-negara yang berpartisipasi dalam Asian Para Games edisi keempat ini. Terlebih, terdapat 283 rekor Asian Para Games yang terpecahkan, serta 72 rekor Asia, dan 21 rekor dunia yang dibukukan para atlet di panggung olahraga atlet disabilitas terbesar se-Asia ini.
Upacara penutupan Asian Para Games 2022 Hangzhou juga menyoroti keindahan solidaritas negara-negara di Benua Asia, serta bagaimana inklusivitas merupakan hal yang harus terus diperjuangkan, termasuk di dunia olahraga.
"Kami tidak akan lupa bagaimana rasa hormat, inklusivitas, dan harmoni dari masyarakat Asia dengan gamblang ditunjukkan di Asian Para Games. Kita semua dapat bertemu dan bertegur sapa satu sama lain di tengah keindahan West Lake," kata Ketua Federasi Masyarakat Disabilitas China Cheng Kai.
Sementara itu, tim Indonesia finis di posisi keenam pada klasemen perolehan medali, dengan total 95 medali. Rinciannya 29 emas, 30 perak, dan 36 perunggu. Pencapaian ini melampaui target semula, yaitu finis di 10 besar dengan 19 emas, 23 perak, dan 25 perunggu.
Selain itu, prestasi ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara dengan peringkat pertama di kawasan Asia Tenggara pada Asian Para Games 2022 Hangzhou.
Tak hanya itu, tercatat setidaknya 13 rekor baru yang dibukukan oleh para atlet Indonesia pada ajang ini, dengan rincian delapan rekor Asian Para Games, tiga rekor Asia, dan dua rekor dunia.
Penutupan Asian Para Games 2022 Hangzhou membawa ragam elemen puisi dan budaya China, yang menjadi jembatan untuk menunjukkan nilai persatuan dan persahabatan dengan negara-negara Asia di panggung olahraga disabilitas.
"Kami akan membawa elemen tradisional China terbaik dalam menyambut teman-teman tercinta kami," kata Direktur Umum Upacara Penutupan Asian Para Games Hangzhou, Sha Xiaolan, Sabtu kemarin.
Sha mengatakan, salah satu sorotan dari acara ini nantinya adalah tradisi untuk mempersembahkan puisi sebagai hadiah saat sahabat berpisah.
Kebiasaan menulis puisi untuk teman-teman yang akan melakukan perjalanan sendiri merupakan sebuah tradisi di era China kuno. Hal itu untuk menunjukkan kasih sayang, kerinduan, dan kesedihan mereka, di antara banyak emosi lainnya.
Dalam satu adegan, para pemain secara kolektif akan membacakan baris-baris syair ‘Bie Li’, atau ‘Perpisahan’, karya penyair terkenal Dinasti Tang (618-907), Lu Guimeng.
Kisah romantis tersebut akan terwujud sepenuhnya dalam penampilan bertajuk ‘Tea for Farewell’, yang juga merupakan sebuah tradisi Tiongkok yang sudah dihormati sejak ribuan tahun lalu.
Acara berlangsung sekitar 55 menit, upacara penutupan secara resmi dimulai di Hangzhou Olympic Sports Centre pada Sabtu (28/10) pukul 19.30 waktu setempat. 7 ant
Komentar