Kemarau Panjang, Harga Jagung Melonjak
BANGLI, Nusa Bali - Kemarau panjang membawa dampak terhadap stok jagung untuk pakan ternak di Kabupaten Bangli. Distribusi jagung dari daerah pemasok mulai tersendat karena petani tidak bisa melakukan pola tanam dengan normal. Dipastikan stok jagung terancam dan harganya akan melonjak.
Kenaikan harga jagung ini mulai dikeluhkan oleh peternak ayam petelur di Kabupaten Bangli. Menurut peternak ayam petelur, Ketut Arnaka, kenaikan harga jagung giling secara bertahap membuat pusing. Mulanya dari harga Rp 4.600 per kilogram terus merangkak naik. Kata dia, kini harga jagung untuk pakan ternak menyentuh harga Rp 6.700 per kilogram. “Tidak menutup kemungkinan harga jagung bakal terus naik. Tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi peternak ayam kecil,” ujar Arnaka, Sabtu (28/10).
Menurut, Arnaka penyebab naiknya harga jagung karena beberapa wilayah penghasil jagung yakni daerah Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat tidak bisa melakukan aktifitas pola taman akibat musim kemarau yang berkepanjangan seperti saat ini. “Jagung seret, disalah satu sisi permintaan tetap tinggi sehingga berpengaruh terhadap harga jagung yang semakin meningkat,” ujar Arnaka.
Peternak ayam asal Banjar Kuning, Desa Tamanbali, Bangli ini menyebutkan, jagung merupakan bahan pokok pakan ayam, kebutuhan jagung tergantung dari jumlah populasi ayam. Dicontohkan, untuk 1000 ekor ayam membutuhkan jagung hampir 1,7 ton per bulannya.
Selain jagung harga dedak juga alami kenaikan. Salah satunya untuk jenis dedak super yang sebelumnya kisaran Rp 4.400 per kilogram, naik menjadi Rp 4.600 per kilogram. Di tengah naiknya harga pakan, justru harga telur turun. Sebelumnya harga telur ukuran besar (TB) kisaran Rp 50.000 per trey dan kini Rp 46.000 per trey. Sedangkan untuk harga telur ukuran tanggung (TG) kini Rp 40.000 per trey dan ukuran kecil (TK) Rp 30.000 per trey. 7esa.
Menurut, Arnaka penyebab naiknya harga jagung karena beberapa wilayah penghasil jagung yakni daerah Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat tidak bisa melakukan aktifitas pola taman akibat musim kemarau yang berkepanjangan seperti saat ini. “Jagung seret, disalah satu sisi permintaan tetap tinggi sehingga berpengaruh terhadap harga jagung yang semakin meningkat,” ujar Arnaka.
Peternak ayam asal Banjar Kuning, Desa Tamanbali, Bangli ini menyebutkan, jagung merupakan bahan pokok pakan ayam, kebutuhan jagung tergantung dari jumlah populasi ayam. Dicontohkan, untuk 1000 ekor ayam membutuhkan jagung hampir 1,7 ton per bulannya.
Selain jagung harga dedak juga alami kenaikan. Salah satunya untuk jenis dedak super yang sebelumnya kisaran Rp 4.400 per kilogram, naik menjadi Rp 4.600 per kilogram. Di tengah naiknya harga pakan, justru harga telur turun. Sebelumnya harga telur ukuran besar (TB) kisaran Rp 50.000 per trey dan kini Rp 46.000 per trey. Sedangkan untuk harga telur ukuran tanggung (TG) kini Rp 40.000 per trey dan ukuran kecil (TK) Rp 30.000 per trey. 7esa.
Komentar