Alumni FK Unair Cegah Stunting di Desa Tulikup
GIANYAR, NusaBali - Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Surabaya, Jawa Timur, melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Tulikup, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Sabtu (28/10) pagi.
Pengabdian masyarakat ini bertajuk 'FK Unair Cegah Stunting Menuju Indonesia Sehat' ini berupa sosialisasi tentang pencegahan stunting pada anak.
Sosialisasi dihadiri 35 kader Posyandu, ibu bersama balita 100 orang, perwakilan Dinas PMD (Pemberdayaan Masyaratkat Desa) Gianyar, Kecamatan Gianyar, Puskesmas Gianyar 1, dan Bidan Desa. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari kerja sama antara Bagian Kedokteran Anak RSUP Prof Ngurah Sanglah dengan Pemerintah Desa Tulikup. Kerja sama ini menegaskan tentang Desa Tulikup sebagai desa binaan. Oleh karena itu, lokus kegiatan di desa ini atas rekomendasi pihak Bagian Kedokteran Anak RSUP Prof Ngurah Sanglah kepada Alumni FK Unair.
Perbekel Tulikup I Made Ardika mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Soetsiningsih SpA(K) IBCLC dan Alumni FK Unair atas referensi pihak Universitas Udayana yang berkenan mengadakan bakti sosial. Menurutnya, sosialisasi ini dapat mengedukasi masyarakat, khususnya para orangtua dalam mewujudkan anak bertumbuh sehat. Orangtua juga dapat pengetahuan dalam memantau tumbuh kembang anak, pemberian menu sehat, dan berimbang, terkhusus pada balita. Dengan terapan pengetahuan itu, anak akan terhindar dari gizi buruk dan stunting.
Sebelumnya, di Desa Tulikup ada enam anak berstatus stunting dan tinggal dua setelah dua tahun kemudian. Istri Pj Bupati Gianyar Ny Widiastuti Wirasa mengharapkan Gianyar nihil balita berstatus gizi buruk maupun stunting. Dia mengapresiasi semangat Pemerintah Desa Tulikup bersama masyarakat hingga berhasil menurunkan kasus stunting dari. "Kami harapkan tahun 2024 Desa Tulikup terbebas dari kasus stunting," harapnya.
Dia juga sangat mengapresiasi terobosan Pemerintah Desa Tulikup dalam pengolahan hasil program Puspa Aman. Antara lain, olahan lele yang dapat digunakan untuk PMT (pemberian makanan tambahan). ‘’Semoga bisa dikembangkan lagi untuk bahan olahan PMT yang lebih bervariasi, tentu dengan kandungan gizi yang cukup bagi para balita,’’ ujarnya.
Dalam sosialisasi itu, Prof Dr Soetsiningsih SpA(K), IBCLC, membawakan materi tentang pemberian makanan anak secara seimbang. Dia berharap para orangtua rajin memonitor pertumbuhan anak dengan cara datang ke Posyandu secara rutin.
Senada Prof Soetsiningsih, DR Dr I Gusti Ayu Eka Pratiwi SpA(K) menjelaskan tentang manfaat Penggunaan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Dengan buku ini, orangtua dapat memantau pertumbuhan anak sekaligus pencegahan stunting. ‘’Kelebihan buku KIA ini, orangtua dapat memantau tumbuh kembang anak secara mandiri. Orangtua juga bisa mendeteksi dini, jika misalnya muncul tanda-tanda ke arah stunting pada balita,’’ jelasnya.7lsa
Sosialisasi dihadiri 35 kader Posyandu, ibu bersama balita 100 orang, perwakilan Dinas PMD (Pemberdayaan Masyaratkat Desa) Gianyar, Kecamatan Gianyar, Puskesmas Gianyar 1, dan Bidan Desa. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari kerja sama antara Bagian Kedokteran Anak RSUP Prof Ngurah Sanglah dengan Pemerintah Desa Tulikup. Kerja sama ini menegaskan tentang Desa Tulikup sebagai desa binaan. Oleh karena itu, lokus kegiatan di desa ini atas rekomendasi pihak Bagian Kedokteran Anak RSUP Prof Ngurah Sanglah kepada Alumni FK Unair.
Perbekel Tulikup I Made Ardika mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Soetsiningsih SpA(K) IBCLC dan Alumni FK Unair atas referensi pihak Universitas Udayana yang berkenan mengadakan bakti sosial. Menurutnya, sosialisasi ini dapat mengedukasi masyarakat, khususnya para orangtua dalam mewujudkan anak bertumbuh sehat. Orangtua juga dapat pengetahuan dalam memantau tumbuh kembang anak, pemberian menu sehat, dan berimbang, terkhusus pada balita. Dengan terapan pengetahuan itu, anak akan terhindar dari gizi buruk dan stunting.
Sebelumnya, di Desa Tulikup ada enam anak berstatus stunting dan tinggal dua setelah dua tahun kemudian. Istri Pj Bupati Gianyar Ny Widiastuti Wirasa mengharapkan Gianyar nihil balita berstatus gizi buruk maupun stunting. Dia mengapresiasi semangat Pemerintah Desa Tulikup bersama masyarakat hingga berhasil menurunkan kasus stunting dari. "Kami harapkan tahun 2024 Desa Tulikup terbebas dari kasus stunting," harapnya.
Dia juga sangat mengapresiasi terobosan Pemerintah Desa Tulikup dalam pengolahan hasil program Puspa Aman. Antara lain, olahan lele yang dapat digunakan untuk PMT (pemberian makanan tambahan). ‘’Semoga bisa dikembangkan lagi untuk bahan olahan PMT yang lebih bervariasi, tentu dengan kandungan gizi yang cukup bagi para balita,’’ ujarnya.
Dalam sosialisasi itu, Prof Dr Soetsiningsih SpA(K), IBCLC, membawakan materi tentang pemberian makanan anak secara seimbang. Dia berharap para orangtua rajin memonitor pertumbuhan anak dengan cara datang ke Posyandu secara rutin.
Senada Prof Soetsiningsih, DR Dr I Gusti Ayu Eka Pratiwi SpA(K) menjelaskan tentang manfaat Penggunaan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Dengan buku ini, orangtua dapat memantau pertumbuhan anak sekaligus pencegahan stunting. ‘’Kelebihan buku KIA ini, orangtua dapat memantau tumbuh kembang anak secara mandiri. Orangtua juga bisa mendeteksi dini, jika misalnya muncul tanda-tanda ke arah stunting pada balita,’’ jelasnya.7lsa
Komentar