Warga Desa Tinga Tinga Geger Air 'Beracun'
Seluruh warga Desa Tinga Tinga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng heboh karena air pam yang mengalir ke rumah-rumah mereka diduga mengandung racun.
SINGARAJA, NusaBali
Selain berbau menyengat, airnya juga berwarna putih keruh. Kehebohan ini sudah terjadi sejak Selasa (11/7) malam.
Peristiwa heboh air berbau menyengat dengan warna putih keruh ini pertama kali di-laporkan oleh Ketut Sudiarta, 30, warga Banjar Juntal, Desa Tinga Tinga, Selasa malam sekitar pukul 19.30 Wita. Kala itu, Ketut Sudiarta yang baru saja usai mengecet genting rumahnya, hendak mandi. Sebelum ke kamar mandi, Sudiarta cuci tangan dulu di keran yang ada di halaman rumah buat bersihkan sisa cat.
Namun, Sudiarta terkejut karena begitu air keran di halaman rumahnya mengalir, tercium bau menyengat, menyerupai bau decis yang merupakan salah satu jenis pestisida. Kemudian, Sudiarta memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Dia kembali terkejut karena melihat bak mandi sudah penuh dengan air berwarna putih keruh, yang juga berbau menyengat, sama seperti air yang mengalir di keran halaman rumahnya.
Karena penasaran, Sudiarta coba mengecek kondisi air pam di tetangga sebelah. Ternyata, kondisinya juga sama. Dari situ, warga di Banjar Juntal, Desa Tinga Tinga mulai panik. Mereka pun melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala Desa (Perbekel) Tinga Tinga, I Made Suwardipa. Oleh Perbekel Made Suwardipa, masalah ini kemudian dilaporkan ke kepolisan KP3 Celukan Bawang dan juga ke Puskesmas Gerokgak.
Saat itu pula, Perbekel Suwardipa yang tengah berada di Pura Desa Pakraman Tinga Tinga langsung mengumumkan kepada warganya untuk sementara tidak mengkonsumsi dan memakai air yang berbau menyengat tersebut. Malam itu juga, Perbekel Suwardipa dengan didampingi pengelola air pam dan petugas Polsek KP3 Celukan Bawang langsung mengecek ke bak penampungan air. Mereka juga mengambil sampel air di rumah-rumah warga.
Dari hasil pengecekan, Perbekel Suwardipa tahu kalau pam desa yang dikelola oleh BUMDes memiliki empat bak penampungan. Salah satunya, reservoar yang mengambil sumber air yang berlokasi di Banjar Taman Sari, Desa Tinga Tinga. Berdasarkan pengambulan sambel air dari empat bak penampungan, kata Suwardipa, semuanya dinyatakan bersih.
Namun, yang terdampak air yang diduga mengandung racun tersebut adalah jaringan air dari bak 4 yang mengarah ke Banjar Merta Sari dan Banjar Juntal. “Jadi, warga kami yang terdampak adalah yang mendapat aliran air dari bak penampungan 4. Tapi, tidak semua juga, karena di bak ini ada dua jaringan, satu menuju Banjar Merta Sari, satunya lagi ke Banjar Juntal. Yang kena adalah yang di Banjar Juntal saja,” ungkap Suwardipa yang ditemui di Desa Tinga Tinga, Kecamatan Gerokgak, Rabu (12/7).
Berangkat dari heboh dugaan air beracun tersebut, Perbekel Suwardipa meminta war-ganya yang berjumlah 200 KK untuk sementara tidak mengkonsumsi air bersih dari pam desa. Untuk sementara, warga setempat menggunakan air bersih dari sumber lain buat keperluan sehari-hari. Selain membeli, warga setempat juga pilih menggunakan air sungai yang mengalir, sekadar untuk mandi dan mencuci pakaian.
Sementara itu, tim dari Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Denpasar dan petugas Kecamatan Gerokgak sudah terjun ke Desa Tinga Tinga bersama Kapolsek KP3 Celukan Bawang, AKP I Ketut Wisnaya, Rabu kemarin. Tim Puslabfor yang tiba di Desa Tinga Tinga kemarin siang pukul 12.00 Wita, lebih dulu menuju ke bak penampungan air 4 dan mengambil sampel air yang diduga beracun. Kemudian, mereka lanjut ke rumah-rumah warga.
Kendati sempat melakukan pengecekan kadar PH secara langsung di lokasi, tim Puslabfor belum bisa memberikan kepastian, apakah air pam yang diduga beracun ini kini layak dikonsumsi atau tidak. Seluruh sampel air dibawa ke Denpasar untuk diuji Labfor.
“Hari ini (kemarin) kami datangkan tim dari Labfor untuk mengetahui kandungan pasti bahan kimia apa yang terkandung dalam air yang tercemar itu. Kalau dari baunya, itu mengarah ke pestisida. Tapi, kami harus menunggu hasil pemeriksaan Labfor,” ujar Kapolsek AKP Wisnaya di Desa Tinga Tinga, Rabu kemarin. Selain itu, kata AKP Wisnaya, pihaknya juga terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui secara pasti apa penyebab tercemarnya air pam di Desa Tinga Tinga. “Kami menelusuri apakah ada unsur kesengajaan atau tidak dalam kasus ini,” katanya.
Menurut AKP Wisnaya, hingga Rabu kemarin pihaknya sudah memeriksa dua saksi dalam kasus ini. Pertama, Ketut Sudiarta, sebagai orang pertama yang mengetahui air bersih tercemar. Kedua, Gusti Sumanawa, salah seorang pengelola air pam Desa Tinga Tinga yang selama ini memegang kunci bak penampungan air. Sejauh ini, kepolisian belum menemukan adanya unsur kesengajaan dari oknum untuk mencampurkan racun ke saluran air bersih.
AKP Wisnaya menambahkan, tim Pusabfor yang sudah terjun mengambil sampel air juga belum memberikan kepastian soal air tercemar ini. Karena itu, AKP Wisnaya selaku kapolsek KP3 Celukan Bawang mengimbau masyarakat setempat untuk sementara tidak mengkonsumsi air pam. “Sebaiknya jangan dulu digunakan untuk konsumsi, karena belum ada kepastian. Silakan digunakan kalau sekadar untuk mandi dan mencuci,” tegas AKP Wisnaya. *k23
Peristiwa heboh air berbau menyengat dengan warna putih keruh ini pertama kali di-laporkan oleh Ketut Sudiarta, 30, warga Banjar Juntal, Desa Tinga Tinga, Selasa malam sekitar pukul 19.30 Wita. Kala itu, Ketut Sudiarta yang baru saja usai mengecet genting rumahnya, hendak mandi. Sebelum ke kamar mandi, Sudiarta cuci tangan dulu di keran yang ada di halaman rumah buat bersihkan sisa cat.
Namun, Sudiarta terkejut karena begitu air keran di halaman rumahnya mengalir, tercium bau menyengat, menyerupai bau decis yang merupakan salah satu jenis pestisida. Kemudian, Sudiarta memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Dia kembali terkejut karena melihat bak mandi sudah penuh dengan air berwarna putih keruh, yang juga berbau menyengat, sama seperti air yang mengalir di keran halaman rumahnya.
Karena penasaran, Sudiarta coba mengecek kondisi air pam di tetangga sebelah. Ternyata, kondisinya juga sama. Dari situ, warga di Banjar Juntal, Desa Tinga Tinga mulai panik. Mereka pun melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala Desa (Perbekel) Tinga Tinga, I Made Suwardipa. Oleh Perbekel Made Suwardipa, masalah ini kemudian dilaporkan ke kepolisan KP3 Celukan Bawang dan juga ke Puskesmas Gerokgak.
Saat itu pula, Perbekel Suwardipa yang tengah berada di Pura Desa Pakraman Tinga Tinga langsung mengumumkan kepada warganya untuk sementara tidak mengkonsumsi dan memakai air yang berbau menyengat tersebut. Malam itu juga, Perbekel Suwardipa dengan didampingi pengelola air pam dan petugas Polsek KP3 Celukan Bawang langsung mengecek ke bak penampungan air. Mereka juga mengambil sampel air di rumah-rumah warga.
Dari hasil pengecekan, Perbekel Suwardipa tahu kalau pam desa yang dikelola oleh BUMDes memiliki empat bak penampungan. Salah satunya, reservoar yang mengambil sumber air yang berlokasi di Banjar Taman Sari, Desa Tinga Tinga. Berdasarkan pengambulan sambel air dari empat bak penampungan, kata Suwardipa, semuanya dinyatakan bersih.
Namun, yang terdampak air yang diduga mengandung racun tersebut adalah jaringan air dari bak 4 yang mengarah ke Banjar Merta Sari dan Banjar Juntal. “Jadi, warga kami yang terdampak adalah yang mendapat aliran air dari bak penampungan 4. Tapi, tidak semua juga, karena di bak ini ada dua jaringan, satu menuju Banjar Merta Sari, satunya lagi ke Banjar Juntal. Yang kena adalah yang di Banjar Juntal saja,” ungkap Suwardipa yang ditemui di Desa Tinga Tinga, Kecamatan Gerokgak, Rabu (12/7).
Berangkat dari heboh dugaan air beracun tersebut, Perbekel Suwardipa meminta war-ganya yang berjumlah 200 KK untuk sementara tidak mengkonsumsi air bersih dari pam desa. Untuk sementara, warga setempat menggunakan air bersih dari sumber lain buat keperluan sehari-hari. Selain membeli, warga setempat juga pilih menggunakan air sungai yang mengalir, sekadar untuk mandi dan mencuci pakaian.
Sementara itu, tim dari Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Denpasar dan petugas Kecamatan Gerokgak sudah terjun ke Desa Tinga Tinga bersama Kapolsek KP3 Celukan Bawang, AKP I Ketut Wisnaya, Rabu kemarin. Tim Puslabfor yang tiba di Desa Tinga Tinga kemarin siang pukul 12.00 Wita, lebih dulu menuju ke bak penampungan air 4 dan mengambil sampel air yang diduga beracun. Kemudian, mereka lanjut ke rumah-rumah warga.
Kendati sempat melakukan pengecekan kadar PH secara langsung di lokasi, tim Puslabfor belum bisa memberikan kepastian, apakah air pam yang diduga beracun ini kini layak dikonsumsi atau tidak. Seluruh sampel air dibawa ke Denpasar untuk diuji Labfor.
“Hari ini (kemarin) kami datangkan tim dari Labfor untuk mengetahui kandungan pasti bahan kimia apa yang terkandung dalam air yang tercemar itu. Kalau dari baunya, itu mengarah ke pestisida. Tapi, kami harus menunggu hasil pemeriksaan Labfor,” ujar Kapolsek AKP Wisnaya di Desa Tinga Tinga, Rabu kemarin. Selain itu, kata AKP Wisnaya, pihaknya juga terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui secara pasti apa penyebab tercemarnya air pam di Desa Tinga Tinga. “Kami menelusuri apakah ada unsur kesengajaan atau tidak dalam kasus ini,” katanya.
Menurut AKP Wisnaya, hingga Rabu kemarin pihaknya sudah memeriksa dua saksi dalam kasus ini. Pertama, Ketut Sudiarta, sebagai orang pertama yang mengetahui air bersih tercemar. Kedua, Gusti Sumanawa, salah seorang pengelola air pam Desa Tinga Tinga yang selama ini memegang kunci bak penampungan air. Sejauh ini, kepolisian belum menemukan adanya unsur kesengajaan dari oknum untuk mencampurkan racun ke saluran air bersih.
AKP Wisnaya menambahkan, tim Pusabfor yang sudah terjun mengambil sampel air juga belum memberikan kepastian soal air tercemar ini. Karena itu, AKP Wisnaya selaku kapolsek KP3 Celukan Bawang mengimbau masyarakat setempat untuk sementara tidak mengkonsumsi air pam. “Sebaiknya jangan dulu digunakan untuk konsumsi, karena belum ada kepastian. Silakan digunakan kalau sekadar untuk mandi dan mencuci,” tegas AKP Wisnaya. *k23
Komentar