52 Warga Dilarikan ke Puskesmas, Dua Orang Harus Rawat Inap
Puluhan Warga Diduga Keracunan Usai Santap Nasi Kotak di Desa Tegal Badeng Barat, Jembrana
Belum diketahui pasti penyebab keracunan, namun para pasien diketahui mengalami gejala setelah menyantap nasi kotak yang didapat dari acara pengajian
NEGARA, NusaBali
Sebanyak 52 warga seputaran Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana dilarikan ke Puskesmas 2 Negara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Senin (30/10). Mereka mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi kotak dari acara pengajian.
Informasi di lapangan, petaka itu berawal saat para korban dan beberapa warga sekitar menghadiri acara pengajian di salah satu mushola di Banjar Tengah, Desa Tegal Badeng Barat, Minggu (29/10) malam pukul 20.00 Wita hingga pukul 23.00 Wita. Usai acara pengajian itu, warga yang hadir diberikan nasi kotak. Dalam nasi kotak itu, berisi nasi putih dengan lauk ayam goreng, sayur lalapan, sate, rawon, dan telor.
Setelah pulang dari lokasi acara, sebagian besar warga langsung menyantap nasi kotak tersebut. Namun keesokan harinya atau pada Senin kemarin, warga yang menyantap nasi kotak itu mengalami sejumlah keluhan. Seperti mual, muntah, diare hingga pusing sehingga mereka pun dibawa keluarganya ke Puskemas 2 Negara.
Sebanyak 52 orang yang mengalami gejala keracunan tersebut. Mereka dibawa ke puskemas setempat mulai pagi sekitar pukul 10.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita. Dari 52 pasien itu, ada 2 orang pasien anak yang dirawat inap karena kondisi lemas. Keduanya, yakni Asiwah Almahira, 1, dan Rani Julia Savitri, 14. Sedangkan 50 pasien lainnya, diperbolehkan pulang karena kondisinya telah membaik.
Orangtua pasien Rani Julia Savitri, yakni Tianah, 42, mengatakan putrinya mendapat nasi kotak karena hadir langsung dalam acara pengajian tersebut. Anaknya yang langsung menyantap seluruh makanan dalam nasi kotak dari acara pengajian pada, Minggu pukul 23.00 Wita itu. Sebenarnya sudah mulai mengeluhkan mual-mual pada, Senin pagi sekitar pukul 04.00 Wita. Namun saat dinihari itu, gejalanya belum begitu parah sehingga anaknya memutuskan sempat ke sekolah.
"Terus tadi sekitar pukul 09.30 Wita, anak saya diantar pulang sama gurunya. Dibilang kalau anak saya ini terus-terusan muntah dan bilang pusing. Pas diajak pulang, kondisinya juga sudah lemas. Makanya daripada terjadi apa-apa, langsung saya bawa ke sini (Puskesmas)," ucap Tianah. Sementara orangtua bocah Asiwah Almahira, yakni Nabila Putri,23, menuturkan, anaknya mengalami muntah-muntah setelah sempat menyantap menu telur dalam nasi kotak dari acara pengajian itu yang dibawa pulang oleh mertuanya. Anaknya diberikan telur dalam nasi kotak yang sempat ditaruhnya di dalam kulkas pada, Senin kemarin pukul 09.00 Wita. Berselang beberapa menit setelah memakan telor itu, anaknya rewel dan langsung muntah.
"Yang dimakan hanya telurnya saja," ucapnya. Nabila mengaku, sebenarnya ada dua nasi kotak yang sempat dibawa pulang oleh mertuanya. Yang satu lagi, diberikan kepada keponakannya. Namun keponakanya yang diketahui tidak memakan telur dalam nasi kotak itu tidak ada mengalami keluhan seperti anaknya. "Ya kemungkinan telurnya yang bermasalah. Tetapi tidak tahu juga pastinya. Soalnya ada juga yang makan telurnya tidak ada sakit perut," ujar Putri. Kepala Puskesmas 2 Negara, dr Ni Made Anggaraeni mengatakan, belum mengetahui secara pasti penyebab keracunan massal ini.
Namun para pasien tersebut diketahui mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi kotak yang mereka dapat dari sebuah acara pengajian. "Pastinya belum tahu. Namun para pasien sudah kami tangani. Termasuk kami juga tetap siaga melayani kalaupun ada pasien lainnya," ujarnya. Sedangkan petugas surveilans dari Dinas Kesehatan Jembrana I Kade Sugita yang juga sempat turun ke Puskesmas 2 Negara, mengatakan masih melakukan upaya penelusuran terkait penyebab keracunan massal ini. Dari pengecekan di lapangan, pihaknya mengaku sudah tidak ada sisa sampel berbagai menu dalam nasi kotak tersebut. Namun, pihaknya hanya mendapatkan sampel telur dalam nasi kotak itu yang akan diuji laboratorium.
"Nanti akan dicek lab ke Denpasar. Nanti akan diperiksa apakah karena bakteri atau bahan kimia. Yang pasti kejadian ini kami tindak lanjuti agar ke depannya bisa dilakukan pencegahan ataupun kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," ujar Sugita. 7 ode
Sebanyak 52 warga seputaran Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana dilarikan ke Puskesmas 2 Negara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Senin (30/10). Mereka mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi kotak dari acara pengajian.
Informasi di lapangan, petaka itu berawal saat para korban dan beberapa warga sekitar menghadiri acara pengajian di salah satu mushola di Banjar Tengah, Desa Tegal Badeng Barat, Minggu (29/10) malam pukul 20.00 Wita hingga pukul 23.00 Wita. Usai acara pengajian itu, warga yang hadir diberikan nasi kotak. Dalam nasi kotak itu, berisi nasi putih dengan lauk ayam goreng, sayur lalapan, sate, rawon, dan telor.
Setelah pulang dari lokasi acara, sebagian besar warga langsung menyantap nasi kotak tersebut. Namun keesokan harinya atau pada Senin kemarin, warga yang menyantap nasi kotak itu mengalami sejumlah keluhan. Seperti mual, muntah, diare hingga pusing sehingga mereka pun dibawa keluarganya ke Puskemas 2 Negara.
Sebanyak 52 orang yang mengalami gejala keracunan tersebut. Mereka dibawa ke puskemas setempat mulai pagi sekitar pukul 10.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita. Dari 52 pasien itu, ada 2 orang pasien anak yang dirawat inap karena kondisi lemas. Keduanya, yakni Asiwah Almahira, 1, dan Rani Julia Savitri, 14. Sedangkan 50 pasien lainnya, diperbolehkan pulang karena kondisinya telah membaik.
Orangtua pasien Rani Julia Savitri, yakni Tianah, 42, mengatakan putrinya mendapat nasi kotak karena hadir langsung dalam acara pengajian tersebut. Anaknya yang langsung menyantap seluruh makanan dalam nasi kotak dari acara pengajian pada, Minggu pukul 23.00 Wita itu. Sebenarnya sudah mulai mengeluhkan mual-mual pada, Senin pagi sekitar pukul 04.00 Wita. Namun saat dinihari itu, gejalanya belum begitu parah sehingga anaknya memutuskan sempat ke sekolah.
"Terus tadi sekitar pukul 09.30 Wita, anak saya diantar pulang sama gurunya. Dibilang kalau anak saya ini terus-terusan muntah dan bilang pusing. Pas diajak pulang, kondisinya juga sudah lemas. Makanya daripada terjadi apa-apa, langsung saya bawa ke sini (Puskesmas)," ucap Tianah. Sementara orangtua bocah Asiwah Almahira, yakni Nabila Putri,23, menuturkan, anaknya mengalami muntah-muntah setelah sempat menyantap menu telur dalam nasi kotak dari acara pengajian itu yang dibawa pulang oleh mertuanya. Anaknya diberikan telur dalam nasi kotak yang sempat ditaruhnya di dalam kulkas pada, Senin kemarin pukul 09.00 Wita. Berselang beberapa menit setelah memakan telor itu, anaknya rewel dan langsung muntah.
"Yang dimakan hanya telurnya saja," ucapnya. Nabila mengaku, sebenarnya ada dua nasi kotak yang sempat dibawa pulang oleh mertuanya. Yang satu lagi, diberikan kepada keponakannya. Namun keponakanya yang diketahui tidak memakan telur dalam nasi kotak itu tidak ada mengalami keluhan seperti anaknya. "Ya kemungkinan telurnya yang bermasalah. Tetapi tidak tahu juga pastinya. Soalnya ada juga yang makan telurnya tidak ada sakit perut," ujar Putri. Kepala Puskesmas 2 Negara, dr Ni Made Anggaraeni mengatakan, belum mengetahui secara pasti penyebab keracunan massal ini.
Namun para pasien tersebut diketahui mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi kotak yang mereka dapat dari sebuah acara pengajian. "Pastinya belum tahu. Namun para pasien sudah kami tangani. Termasuk kami juga tetap siaga melayani kalaupun ada pasien lainnya," ujarnya. Sedangkan petugas surveilans dari Dinas Kesehatan Jembrana I Kade Sugita yang juga sempat turun ke Puskesmas 2 Negara, mengatakan masih melakukan upaya penelusuran terkait penyebab keracunan massal ini. Dari pengecekan di lapangan, pihaknya mengaku sudah tidak ada sisa sampel berbagai menu dalam nasi kotak tersebut. Namun, pihaknya hanya mendapatkan sampel telur dalam nasi kotak itu yang akan diuji laboratorium.
"Nanti akan dicek lab ke Denpasar. Nanti akan diperiksa apakah karena bakteri atau bahan kimia. Yang pasti kejadian ini kami tindak lanjuti agar ke depannya bisa dilakukan pencegahan ataupun kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," ujar Sugita. 7 ode
1
Komentar