Igat : Gibran Jadi Cawapres Terkesan Dipaksakan
JAKARTA, NusaBali - Ketua Presidium Nasional Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar (Jangkar Baja) I Ketut Guna Artha atau biasa disapa Igat menilai, pencalonan Gibran Rakabuming Raka atau Gibran sebagai Calon Wakil Presiden terkesan dipaksakan.
Apalagi, pengumuman Gibran dilakukan setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan usia capres dan cawapres.
“Dengan terkesan ‘memaksa’ Gibran menjadi cawapres dinilai telah terjadi abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan,red). Langsung atau pun tak langsung telah mempengaruhi putusan MK,” ujar Igat, Rabu (1/11).
Igat mengatakan, banyak akademisi, praktisi hukum dan ahli hukum berpandangan, putusan MK melapangkan jalan putra sulung Presiden Jokowi sebagai cawapres. Bagi Igat, itu meruntuhkan kewibawaan MK. Kalau pun, alasan Gibran maju sebagai cawapres guna mengakomodasi generasi muda dalam jabatan politik di tengah merespon bonus demografi tidak tepat. Justru, putusan MK ada indikasi cacat prosedur. Lantaran terjadi konflik kepentingan, karena hubungan kekerabatan dalam perkara gugatan.
Igat mengingatkan, kecintaan kepada pemimpin tidak boleh membabi buta. Melainkan harus rasional dan kritis dalam menggunakan akal sehat dan logika. Sebab, kultus individu itu berbahaya bagi demokrasi. Kultus individu juga menjadi pintu masuk fasisme, otorianisme, diktaktor, pemberangusan oposisi dan menghilangkan hak-hak individu sebagai warga negara.
“Kultus individu akan menyuburkan oligarki untuk menjadikan negara milik kelompok pengendali kebijakan yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena orang demikian akan merasa lebih tinggi dari hukum. Bahkan, merasa sebagai malaikat dan mewakili Tuhan,” terang Igat.
Igat berharap rakyat melek dan tersadar menjadikan konteslasi Pilpres 2024 ini penting untuk melahirkan pemimpin yang mumpuni, yang menggunakan akal sehat dan mempertimbangkan rekam jejak. “Saya percaya Ganjar-Mahfud lah yang berintegritas dan memiliki pengalaman lengkap membawa Indonesia lebih hebat, utamanya penegakan hukum,” kata Igat.
Igat juga yakin pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD paling komitmen pemberantasan korupsinya. “Karena penyebab lahir dan tumbuhnya kejahatan korupsi adalah nepotisme. Apalagi, “nepo baby”. Kami berkoalisi dengan rakyat mendukung Ganjar-Mahfud untuk tetap tegaknya kebenaran dan keadilan,” ucap Igat. k22
Komentar