500 Atlet Ikuti Kejuaraan Dunia Biathle/Triathle UIPM 2023
MANGUPURA, NusaBali - Sebanyak 500 atlet yang berasal dari 40 negara mengikuti Kejuaraan Dunia Biathle/Triathle UIPM 2023.
Kejuaraan Dunia ini dilaksanakan di Pantai Bengiat tepatnya di depan Ayodya Resort Bali, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kamis (2/11). Acara yang digelar selama lima hari dari 1-5 November 2023 ini menjadi kejuaraan dunia yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia dan Asia untuk Modern Pentathlon Indonesia.
Anthony Charles Sunarjo selaku Ketua Pengurus Pusat Modern Pentathlon Indonesia (PP MPI), mengatakan pelaksanaan kegiatan ini berkaca dari imbauan Presiden RI terkait keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2036. Untuk dapat mencapai tujuan itu, maka setiap cabor Olimpiade harus melaksanakan banyak kegiatan internasional di Indonesia. Sebab hal itu menjadi pertimbangan saat dilaksanakannya bidding untuk menjadi tuan rumah.
“Event ini juga dimanfaatkan sebagai ajang pembinaan atlet Biathle dan Triathle usia 9 tahun sampai 70 tahun,” ujarnya.
Masih menurut dia, dari 500 atlet yang diharapkan hadir, sebanyak 400 atlet hadir secara individual tanpa disponsori negara asal yang bersangkutan. Kejuaraan Dunia Biathle/Triathle UIPM 2023 adalah acara internasional besar yang menampilkan dua dari lima disiplin Pentathlon Modern, olahraga Olimpiade yang menguji keterampilan fisik dan mental atlet. Biathle terdiri dari lari-renang-lari secara berkelanjutan, sementara Triathle menambahkan elemen menembak laser ke format Biathle. Kedua acara memiliki kelompok usia dan kategori yang berbeda, termasuk atlet para disabilitas.
“Kami memilih kejuaraan ini dilaksanakan di Bali karena memiliki daya tarik luar biasa. Saat kita ajukan bidding ke UIP Triathle/Union Internationale de Pentathlon Modern dengan mengajukan Bali sebagai tempat acara, mereka langsung setuju,” katanya.
“Kegiatan ini diselenggarakan oleh Union Internationale de Pentathlon Moderne (UIPM) dan Modern Pentathlon Indonesia (MPI), dengan dukungan berbagai sponsor, Kemenpora dan kerja sama dari pihak berwenang setempat,” paparnya.
Sementara, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari, mengatakan event tersebut sangat bagus bagi para atlet untuk dapat bertanding di kelas dunia di negara sendiri. Hal itu dapat meningkatkan kesempatan Indonesia untuk berbicara lebih banyak di panggung Olimpiade. Dia mengaku senang Indonesia dapat menjadi tuan rumah event itu untuk pertama kali dan diharapkan tidak menjadi yang terakhir kali.
“Kami berupaya agar kita bisa berdiri di panggung dunia. Bukan hanya untuk prestasi, tapi bagian olympic movement di seluruh dunia, sehingga kedepan lebih banyak orang Indonesia yang terlibat langsung di regional, kontinental maupun dunia,” harapnya.
Di lokasi yang sama, General Manager The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, mengatakan terpilihnya Bali, khususnya Nusa Dua sebagai tempat penyelenggaraan event olahraga berskala dunia tentu memberikan dampak secara tidak langsung bagi perkembangan pariwisata di Nusa Dua. Hal itu menjadi suatu media promosi destinasi sport tourism yang menjadi daya tarik dan kesiapan Nusa Dua sebagai tempat penyelenggaraan event berskala internasional. Terlebih event tersebut merupakan event pertama di Bali dan di Indonesia.
Pihaknya mengaku berterima kasih karena telah dipercaya menjadi tuan rumah dan akan menjadikan hal itu challenge dalam kesiapan fasilitas penyelenggaraan event internasional. “Kami selalu siap menjadi tuan rumah event olahraga internasional selanjutnya dan berharap akan semakin banyak event sport tourism di Bali dan Indonesia,” ucap Ardita. 7 dar
Anthony Charles Sunarjo selaku Ketua Pengurus Pusat Modern Pentathlon Indonesia (PP MPI), mengatakan pelaksanaan kegiatan ini berkaca dari imbauan Presiden RI terkait keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2036. Untuk dapat mencapai tujuan itu, maka setiap cabor Olimpiade harus melaksanakan banyak kegiatan internasional di Indonesia. Sebab hal itu menjadi pertimbangan saat dilaksanakannya bidding untuk menjadi tuan rumah.
“Event ini juga dimanfaatkan sebagai ajang pembinaan atlet Biathle dan Triathle usia 9 tahun sampai 70 tahun,” ujarnya.
Masih menurut dia, dari 500 atlet yang diharapkan hadir, sebanyak 400 atlet hadir secara individual tanpa disponsori negara asal yang bersangkutan. Kejuaraan Dunia Biathle/Triathle UIPM 2023 adalah acara internasional besar yang menampilkan dua dari lima disiplin Pentathlon Modern, olahraga Olimpiade yang menguji keterampilan fisik dan mental atlet. Biathle terdiri dari lari-renang-lari secara berkelanjutan, sementara Triathle menambahkan elemen menembak laser ke format Biathle. Kedua acara memiliki kelompok usia dan kategori yang berbeda, termasuk atlet para disabilitas.
“Kami memilih kejuaraan ini dilaksanakan di Bali karena memiliki daya tarik luar biasa. Saat kita ajukan bidding ke UIP Triathle/Union Internationale de Pentathlon Modern dengan mengajukan Bali sebagai tempat acara, mereka langsung setuju,” katanya.
“Kegiatan ini diselenggarakan oleh Union Internationale de Pentathlon Moderne (UIPM) dan Modern Pentathlon Indonesia (MPI), dengan dukungan berbagai sponsor, Kemenpora dan kerja sama dari pihak berwenang setempat,” paparnya.
Sementara, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari, mengatakan event tersebut sangat bagus bagi para atlet untuk dapat bertanding di kelas dunia di negara sendiri. Hal itu dapat meningkatkan kesempatan Indonesia untuk berbicara lebih banyak di panggung Olimpiade. Dia mengaku senang Indonesia dapat menjadi tuan rumah event itu untuk pertama kali dan diharapkan tidak menjadi yang terakhir kali.
“Kami berupaya agar kita bisa berdiri di panggung dunia. Bukan hanya untuk prestasi, tapi bagian olympic movement di seluruh dunia, sehingga kedepan lebih banyak orang Indonesia yang terlibat langsung di regional, kontinental maupun dunia,” harapnya.
Di lokasi yang sama, General Manager The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, mengatakan terpilihnya Bali, khususnya Nusa Dua sebagai tempat penyelenggaraan event olahraga berskala dunia tentu memberikan dampak secara tidak langsung bagi perkembangan pariwisata di Nusa Dua. Hal itu menjadi suatu media promosi destinasi sport tourism yang menjadi daya tarik dan kesiapan Nusa Dua sebagai tempat penyelenggaraan event berskala internasional. Terlebih event tersebut merupakan event pertama di Bali dan di Indonesia.
Pihaknya mengaku berterima kasih karena telah dipercaya menjadi tuan rumah dan akan menjadikan hal itu challenge dalam kesiapan fasilitas penyelenggaraan event internasional. “Kami selalu siap menjadi tuan rumah event olahraga internasional selanjutnya dan berharap akan semakin banyak event sport tourism di Bali dan Indonesia,” ucap Ardita. 7 dar
Komentar