Lomba Gong Kebyar Anak-anak Meriahkan HUT Mangupura
MANGUPURA, NusaBali - Mengangkat tema 'Abyakta Loka Budaya; Badung Maju Berlandaskan Seni Budaya', Festival Seni Budaya serangkaian HUT ke-14 Mangupura bertabur pertunjukan.
Salah satunya, Lomba Gong Kebyar Anak-anak yang berlangsung di Panggung Terbuka (sisi utara) Balai Budaya Giri Nata Mandala, Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung pada 2-4 November 2023.
Masing-masing kecamatan menunjuk wakilnya dalam lomba ini. Penampilan pertama pada 2 November 2023, Gong Kebyar Anak-anak dari Kecamatan Petang dan Mengwi. Sedangkan hari kedua, penampilan mebarung antara anak-anak dari Kecamatan Abiansemal dan Kuta Selatan. Sementara di hari ketiga, penampilan mebarung dari anak-anak Kecamatan Kuta dan Kuta Utara. Masing-masing wakil kecamatan membawa supporter. Suasana menjadi semarak dengan riuh tepuk tangan penonton yang hadir.
Kepala Bidang (Kabid) Kesenian Dinas Kebudayaan Badung, Kadek Sandra Widari mengatakan, Lomba Gong Kebyar Anak-anak merupakan satu dari banyak pertunjukan yang akan mewarnai Festival Seni Budaya tahun ini. Adapun tujuan dilombakannya Gong Kebyar kategori anak-anak adalah untuk memberikan ruang berkreativitas bagi anak-anak yang nantinya akan menjadi seniman muda.
Menurut Sandra, bibit-bibit seniman muda ini akan menjadi generasi dalam mengembangkan dan ngayah seni di daerahnya masing-masing. “Tujuan dari dilombakannya Gong Kebyar Anak-anak ini adalah kita mencari (membangkitkan,red) sekaa-sekaa sebunan yang ada di desa se-Kabupaten Badung. Kemudian, dari lomba ini bisa berkelanjutan dan ngayah berkegiatan di desa,” ujar Sandra.
Sandra melanjutkan, penilaian lomba melibatkan beberapa tim juri antara lain Wayan Widia, Ketut Suarta Jaya, Gusti Made Lumbung, IB Yudistira, dan Ida Ayu Suarningsih. Nantinya akan dilakukan penilaian untuk menentukan juara pertama hingga keenam. “Dewan juri disiapkan dari unsur Dinas Kebudayaan, unsur Listibiya, dan juga dari unsur seniman. Dewan juri akan menentukan yang terbaik,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Listibiya Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Artawan menjelaskan, tak hanya Gong Kebyar Anak-anak yang mengirimkan peserta sebagai wakil dari kecamatan. Hal yang sama berlaku juga pada Lomba Gong Kebyar Wanita dan dewasa. Lomba Gong Kebyar ini merupakan pagelaran besar, sehingga dibuat konsep mebarung antar kecamatan.
“Untuk pemilihan peserta diserahkan kepada pihak kecamatan. Jadi Bapak Camat beserta Listibiya Kecamatan menunjuk sekaa yang berasal dari satu wilayah desa. Tujuannya adalah pembinaan, pembibitan, dan regenerasi seniman,” ujar Artawan.
Terkait penilaian, lanjut Artawan, terdiri atas banyak unsur, antara lain dari segi gending, keharmonisan, keutuhan, kekompakan, kualitas, teknik dan lain-lain termasuk tata busana. “Selain itu, satu Gong Kebyar ini diwajibkan membawakan dua materi," pungkas putra dari alm I Gusti Ngurah Windia, maestro Topeng Tugek Carangsari ini.ind
Masing-masing kecamatan menunjuk wakilnya dalam lomba ini. Penampilan pertama pada 2 November 2023, Gong Kebyar Anak-anak dari Kecamatan Petang dan Mengwi. Sedangkan hari kedua, penampilan mebarung antara anak-anak dari Kecamatan Abiansemal dan Kuta Selatan. Sementara di hari ketiga, penampilan mebarung dari anak-anak Kecamatan Kuta dan Kuta Utara. Masing-masing wakil kecamatan membawa supporter. Suasana menjadi semarak dengan riuh tepuk tangan penonton yang hadir.
Kepala Bidang (Kabid) Kesenian Dinas Kebudayaan Badung, Kadek Sandra Widari mengatakan, Lomba Gong Kebyar Anak-anak merupakan satu dari banyak pertunjukan yang akan mewarnai Festival Seni Budaya tahun ini. Adapun tujuan dilombakannya Gong Kebyar kategori anak-anak adalah untuk memberikan ruang berkreativitas bagi anak-anak yang nantinya akan menjadi seniman muda.
Menurut Sandra, bibit-bibit seniman muda ini akan menjadi generasi dalam mengembangkan dan ngayah seni di daerahnya masing-masing. “Tujuan dari dilombakannya Gong Kebyar Anak-anak ini adalah kita mencari (membangkitkan,red) sekaa-sekaa sebunan yang ada di desa se-Kabupaten Badung. Kemudian, dari lomba ini bisa berkelanjutan dan ngayah berkegiatan di desa,” ujar Sandra.
Sandra melanjutkan, penilaian lomba melibatkan beberapa tim juri antara lain Wayan Widia, Ketut Suarta Jaya, Gusti Made Lumbung, IB Yudistira, dan Ida Ayu Suarningsih. Nantinya akan dilakukan penilaian untuk menentukan juara pertama hingga keenam. “Dewan juri disiapkan dari unsur Dinas Kebudayaan, unsur Listibiya, dan juga dari unsur seniman. Dewan juri akan menentukan yang terbaik,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Listibiya Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Artawan menjelaskan, tak hanya Gong Kebyar Anak-anak yang mengirimkan peserta sebagai wakil dari kecamatan. Hal yang sama berlaku juga pada Lomba Gong Kebyar Wanita dan dewasa. Lomba Gong Kebyar ini merupakan pagelaran besar, sehingga dibuat konsep mebarung antar kecamatan.
“Untuk pemilihan peserta diserahkan kepada pihak kecamatan. Jadi Bapak Camat beserta Listibiya Kecamatan menunjuk sekaa yang berasal dari satu wilayah desa. Tujuannya adalah pembinaan, pembibitan, dan regenerasi seniman,” ujar Artawan.
Terkait penilaian, lanjut Artawan, terdiri atas banyak unsur, antara lain dari segi gending, keharmonisan, keutuhan, kekompakan, kualitas, teknik dan lain-lain termasuk tata busana. “Selain itu, satu Gong Kebyar ini diwajibkan membawakan dua materi," pungkas putra dari alm I Gusti Ngurah Windia, maestro Topeng Tugek Carangsari ini.ind
Komentar