Pola Kerja Tak Teratur Tingkatkan Risiko Disfungsi Ereksi
GANGGUAN tidur akibat pola kerja (shift) yang tidak teratur memicu sulit tidur dan sering lelah pada waktu tidak tepat. Hal ini disebabkan gangguan pada siklus tidur alami tubuh, yang secara medis dikenal sebagai ritme sirkadian.
Diterbitkan laman The Sun, Minggu (29/10/2023), penelitian menunjukkan pola kerja juga dapat dikaitkan dengan masalah di kamar tidur.
Jana Abelovska, pengawas apoteker di Click Pharmacy dilansir dari antaranews, Senin (30/10/2023), mengatakan dampak jam kerja tidak teratur dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh.
“Ini adalah jam internal yang mengatur pola tidur-bangun dan produksi hormon yang jika terganggu karena jam kerja yang tidak teratur, dapat berdampak pada produksi hormon seks seperti testosteron dan estrogen," katanya.
Bekerja dalam pola kerja terjadwal juga dapat membuat sulit untuk tidur pada waktu yang tepat, sehingga menyebabkan kekurangan tidur.
Sementara kata Abelovska, tidur sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, dan kekurangan tidur dapat menyebabkan kelelahan, penurunan libido, dan umumnya masalah fungsi seksual.
"Stres kronis pada tubuh, akibat kesehatan tidur yang buruk juga dapat berdampak pada kesehatan mental, sehingga semakin mengurangi nafsu seksual," tambahnya.
Di sisi lain, Dr Katherine Rodriguez dari Baylor College of Medicine di Houston mengatakan penelitian menemukan pria yang bekerja shift dan menderita gangguan tidur lebih mungkin menderita disfungsi ereksi. Masalah ini terutama terjadi pada mereka yang bekerja di malam hari.
"Pria dengan gangguan tidur saat kerja shift memiliki fungsi ereksi yang lebih buruk, sedangkan pria yang bekerja shift malam memiliki fungsi ereksi yang lebih buruk," ucap Rodriguez.
Para ahli pun menyarankan untuk memprioritaskan tidur dengan menjadwalkan ulang aktivitas sosial dan tugas rumah tangga ketika perlu tertidur.
Pekerja juga harus berusaha untuk tidur tujuh hingga sembilan jam setiap 24 jam, mengembangkan jadwal tidur dan rutinitas waktu tidur, merencanakan transisi mereka ke hari libur, dan menjadikan tidur siang sebagai solusi.
Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan hanya menggunakan tempat tidur untuk tidur dan keintiman juga penting. Mengurangi paparan cahaya sebelum tidur dan jumlah alkohol, nikotin, kafein, dan jenis obat tertentu yang dikonsumsi juga dapat membantu memperbaiki pola tidur akibat pola kerja. Demikian pula, menghindari makan berat dan minum terlalu banyak air pada shift malam dapat meningkatkan kualitas tidur.
Terakhir, berolahraga secara teratur dan mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah tidur seperti melakukan sesuatu yang menenangkan di lingkungan yang remang-remang saat mata tidak bisa terpejam. 7
Komentar