Himagri Unud Gelar Seminar Nasional, Mitos vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia
DENPASAR, NusaBali.com - Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri) Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud) menyelenggarakan seminar nasional diseminasi dan bedah buku ‘Mitos vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial Ekonomi dan Lingkungan Global Edisi Ke-4’ pada Sabtu (4/11/2022) di Gedung Agro kompleks Universitas Udayana Kampus Sudirman, Denpasar.
Seminar ini membahas berbagai aspek terkait industri minyak sawit, mulai dari aspek ekonomi, sosial, hingga lingkungan. “Kegiatan ini merupakan kolaborasi Himagri dengan Paspi Palm Oil Agribussines Strategic Policy Istitute,” kata Ketua Panitia, I Made Jaya Wira Putra.
Sebagai keynote speaker dihadirkan Eddy Abdurrachman (Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit/BPDPKS) dan Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif Paspi).
Sedangkan empat narasumber pembahas yakni Prof Dr Ir Made Antara MS IPU ASEAN Eng (Guru Besar Agribisnis Fakultas Pertanian Unud), Dr Ir I Wayan Rai Widiarta MSi (Dosen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Unud), dan Clara Listya Dewi SIP MA (Dosen Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unud).
Seminar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang industri minyak sawit. Dengan demikian, masyarakat dapat memahami berbagai aspek terkait industri ini, baik positif maupun negatif.
Sementara itu terkait tema seminar yang dipilih, merupakan tema yang menjadi isu nasional. “Dari tahun ke tahun isu sawit sangat seksi selalu menjadi isu nasional dan global. Mulai dari pembukaan lahan hutan, pencemaran lingkungan dan lainnya,” kata Jaya Wira.
Padahal kata dia, dampak positif dari industri kelapa sawit ini juga ada namun pembahasannya belum tercover. “Industri minyak sawit merupakan idustri strategis saat ini mau pun di masa mendatang. Bisnis sawit mendatangkan devisa yang tinggi dari kegiatan ekspor non migas, membuka lapangan kerja, serta mampu membangun pedesaan,” tandas Jaya Wira.
Ia juga menyampaikan minyak sawit memberikan banyak manfaat dalam kehidupan harian. Industri mengolah menjadi bahan pangan menghasilkan produk seperti minyak goreng, mentega, eskrim, hingga bahan kosmetik dan bio energi.
“Harapannya acara ini bisa menjadi tolak ukur seberapa sih masyarakat mampu menyerap ilmu tentang sektor perkebunan khususnya kelapa sawit. Melalui acara ini dibahas hal positifnya juga, agar tidak menimbulkan spekulasi negatif saja terhadap keberadaan industri kelapa sawit,” ujar mahasiswa asal Petang, Kabupaten Badung ini.
Sebagai keynote speaker dihadirkan Eddy Abdurrachman (Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit/BPDPKS) dan Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif Paspi).
Sedangkan empat narasumber pembahas yakni Prof Dr Ir Made Antara MS IPU ASEAN Eng (Guru Besar Agribisnis Fakultas Pertanian Unud), Dr Ir I Wayan Rai Widiarta MSi (Dosen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Unud), dan Clara Listya Dewi SIP MA (Dosen Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unud).
Seminar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang industri minyak sawit. Dengan demikian, masyarakat dapat memahami berbagai aspek terkait industri ini, baik positif maupun negatif.
Sementara itu terkait tema seminar yang dipilih, merupakan tema yang menjadi isu nasional. “Dari tahun ke tahun isu sawit sangat seksi selalu menjadi isu nasional dan global. Mulai dari pembukaan lahan hutan, pencemaran lingkungan dan lainnya,” kata Jaya Wira.
Padahal kata dia, dampak positif dari industri kelapa sawit ini juga ada namun pembahasannya belum tercover. “Industri minyak sawit merupakan idustri strategis saat ini mau pun di masa mendatang. Bisnis sawit mendatangkan devisa yang tinggi dari kegiatan ekspor non migas, membuka lapangan kerja, serta mampu membangun pedesaan,” tandas Jaya Wira.
Ia juga menyampaikan minyak sawit memberikan banyak manfaat dalam kehidupan harian. Industri mengolah menjadi bahan pangan menghasilkan produk seperti minyak goreng, mentega, eskrim, hingga bahan kosmetik dan bio energi.
“Harapannya acara ini bisa menjadi tolak ukur seberapa sih masyarakat mampu menyerap ilmu tentang sektor perkebunan khususnya kelapa sawit. Melalui acara ini dibahas hal positifnya juga, agar tidak menimbulkan spekulasi negatif saja terhadap keberadaan industri kelapa sawit,” ujar mahasiswa asal Petang, Kabupaten Badung ini.
1
Komentar