Dua Nelayan Hilang di Karangasem dan Buleleng
Jukung Ditemukan Terombang-ambing di Tengah Laut
AMLAPURA, NusaBali - Seorang nelayan, I Made Kasih,58, warga Banjar/Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem hilang saat melaut di perairan Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Minggu (5/11) pukul 07.30 Wita.
Hilangnya Made Kasih diketahui setelah video temuan jukung terombang-ambing tanpa awak di tengah laut diposting seorang warga yang kebetulan melintas di TKP untuk mengantar wisatawan. Selain peristiwa di Karangasem, kasus hilangnya nelayan saat melaut juga dilaporkan terjadi di perairan Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Sabtu (4/11).
Informasi yang dihimpun, temuan adanya dugaan nelayan hilang berawal dari seorang warga, I Made Soro, sehabis mengantar wisatawan melihat ada jukung fiberglass putih biru. Dia pun mendekati jukung itu dan merekamnya lalu videonya diunggah di media sosial dan whatsapp grup desa. Dari unggahan itu, nelayan lainnya kemudian mendatangi lokasi. Nelayan I Made Yasa,48, warga Banjar Lebah, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, dan I Komang Sudarma,39, warga Banjar/Desa Bunutan bergegas mendekati lokasi kejadian sekitar 2 mil dari pantai. Temuan jukung itu berisi mesin tempel merk Yamaha kekuatan 15 PK, selanjutnya nelayan I Made Mertayasa mengevakuasi jukung itu ke darat.
Informasi dari sejumlah nelayan di Pantai Banjar Bunutan, pemilik jukung tersebut dikenali milik I Made Kasih. Biasanya, nelayan saat hendak pulang usai menangkap ikan melepas mesin tempel dan memasang bidak, melaju ke darat mengandalkan hembusan angin agar lebih irit bahan bakar minyak. Perkiraan dari sejumlah saksi, korban saat membentangkan bidak, terpeleset lalu jatuh ke laut kemudian tenggelam.
Salah satu nelayan lalu melaporkan kejadian itu ke Kelian Banjar Bunutan I Wayan Wingan, laporan itu dia teruskan ke Perbekel Bunutan I Made Suparwata dan dilanjutkan ke Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Karangasem. Atas dasar laporan itu, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana turun ke perairan Desa Bunutan, Kecamatan Abang bersama anggotanya. Juga hadir petugas Satpol Airud Polres Karangasem di bawah pimpinan Kasat Polairud AKP I Gusti Ngurah Suastawan, anggota BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dikoordinasikan Kabid Kedaruratan dan Logistik I Putu Eka Putra Tirtana, dan anggota Bakamla (Badan Pengamanan Laut) Karangasem.
Saat melakukan pencarian empat putra korban, yakni I Komang Sudarma, I Komang Sutama, I Kadek Sudirta dan I Kadek Gita juga turut serta. Saat itu diketahui arah angin menuju ke selatan, yakni ke arah Nusa Penida, Klungkung. Kelian Banjar Bunutan I Wayan Wingan mengatakan korban selama ini tidak bisa berenang. "Bisa saja saat terpeleset, kepalanya membentur badan jukung, hingga sulit berpegangan," jelas Kelian Wayan Wingan. Sebelumnya sebanyak tiga kali korban I Made Kasih pernah terpeleset, tetapi mampu berpegangan, bahkan sempat tersangkut jaring.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana mengatakan dari informasi, korban tidak bisa berenang. "Kami baru dua kali turun ke laut melakukan pencarian, belum menemukan jejak-jejak korban," kata Eka Widnyana. Pencarian pun akan dilanjutkan pada, Senin (6/11) hari ini. “Mudah-mudahan segera bisa ditemukan,” ujarnya. Tim SAR gabungan bergerak dari Pantai Amed, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang pada pukul 10.05 Wita. Sebanyak 1 Rigid Unforgettable Boat Pos SAR Karangasem dan 1 unit jukung Balawista (BPBD Karangasem) dikerahkan.
Sementara kasus hilangnya nelayan di Perairan Desa Bungkulan, Sawan, Buleleng menimpa nelayan bernama Ketut Santiasa,42, warga asal Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng. Santiasa hilang saat melaut di perairan desa setempat pada, Sabtu (4/11). Korban Santiasa diduga tercebur ke laut saat mencari umpan untuk memancing ikan.
Informasi yang dihimpun, temuan adanya dugaan nelayan hilang berawal dari seorang warga, I Made Soro, sehabis mengantar wisatawan melihat ada jukung fiberglass putih biru. Dia pun mendekati jukung itu dan merekamnya lalu videonya diunggah di media sosial dan whatsapp grup desa. Dari unggahan itu, nelayan lainnya kemudian mendatangi lokasi. Nelayan I Made Yasa,48, warga Banjar Lebah, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, dan I Komang Sudarma,39, warga Banjar/Desa Bunutan bergegas mendekati lokasi kejadian sekitar 2 mil dari pantai. Temuan jukung itu berisi mesin tempel merk Yamaha kekuatan 15 PK, selanjutnya nelayan I Made Mertayasa mengevakuasi jukung itu ke darat.
Informasi dari sejumlah nelayan di Pantai Banjar Bunutan, pemilik jukung tersebut dikenali milik I Made Kasih. Biasanya, nelayan saat hendak pulang usai menangkap ikan melepas mesin tempel dan memasang bidak, melaju ke darat mengandalkan hembusan angin agar lebih irit bahan bakar minyak. Perkiraan dari sejumlah saksi, korban saat membentangkan bidak, terpeleset lalu jatuh ke laut kemudian tenggelam.
Salah satu nelayan lalu melaporkan kejadian itu ke Kelian Banjar Bunutan I Wayan Wingan, laporan itu dia teruskan ke Perbekel Bunutan I Made Suparwata dan dilanjutkan ke Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Karangasem. Atas dasar laporan itu, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana turun ke perairan Desa Bunutan, Kecamatan Abang bersama anggotanya. Juga hadir petugas Satpol Airud Polres Karangasem di bawah pimpinan Kasat Polairud AKP I Gusti Ngurah Suastawan, anggota BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dikoordinasikan Kabid Kedaruratan dan Logistik I Putu Eka Putra Tirtana, dan anggota Bakamla (Badan Pengamanan Laut) Karangasem.
Saat melakukan pencarian empat putra korban, yakni I Komang Sudarma, I Komang Sutama, I Kadek Sudirta dan I Kadek Gita juga turut serta. Saat itu diketahui arah angin menuju ke selatan, yakni ke arah Nusa Penida, Klungkung. Kelian Banjar Bunutan I Wayan Wingan mengatakan korban selama ini tidak bisa berenang. "Bisa saja saat terpeleset, kepalanya membentur badan jukung, hingga sulit berpegangan," jelas Kelian Wayan Wingan. Sebelumnya sebanyak tiga kali korban I Made Kasih pernah terpeleset, tetapi mampu berpegangan, bahkan sempat tersangkut jaring.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana mengatakan dari informasi, korban tidak bisa berenang. "Kami baru dua kali turun ke laut melakukan pencarian, belum menemukan jejak-jejak korban," kata Eka Widnyana. Pencarian pun akan dilanjutkan pada, Senin (6/11) hari ini. “Mudah-mudahan segera bisa ditemukan,” ujarnya. Tim SAR gabungan bergerak dari Pantai Amed, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang pada pukul 10.05 Wita. Sebanyak 1 Rigid Unforgettable Boat Pos SAR Karangasem dan 1 unit jukung Balawista (BPBD Karangasem) dikerahkan.
Sementara kasus hilangnya nelayan di Perairan Desa Bungkulan, Sawan, Buleleng menimpa nelayan bernama Ketut Santiasa,42, warga asal Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng. Santiasa hilang saat melaut di perairan desa setempat pada, Sabtu (4/11). Korban Santiasa diduga tercebur ke laut saat mencari umpan untuk memancing ikan.
Foto: Petugas Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Buleleng melakukan pencarian korban yang hilang di Perairan Desa Bungkulan, Buleleng, Minggu (5/11). -IST
Informasi yang dihimpun, korban diketahui hilang setelah kakak korban bernama Komang Sadiarta,53, menemukan perahu korban di tengah laut pada Sabtu sekitar pukul 08.30 Wita. Sementara, korban sudah tidak ada di sekitar perahu. Saksi lalu mendekati perahu tersebut untuk mengecek.
Saat dicek, mesin dari perahu tersebut sudah dalam keadaan mati dengan kondisi bensin habis. Sedangkan alat-alat pancing masih ada. Perahu tersebut akhirnya dibawa ke daratan. Hilangnya korban lalu dilaporkan Pos Pencarian dan Pertolongan Basarnas Buleleng. Nelayan setempat bersama petugas kemudian melakukan pencarian.
Ketua Kelompok Nelayan KUB Segara Lukluk Desa Bungkulan, Kadek Sukrawan, mengatakan awalnya Santiasa pergi melaut pada Sabtu dinihari pukul 01.30 Wita. Korban pergi seorang diri dan biasanya akan pulang pukul 18.00 Wita. Namun, pada pagi harinya perahu korban ditemukan kosong. "Korban hampir setiap hari melaut sendirian. Biasanya berangkat pukul 01.30 Wita. Memang sering melaut dari kecil. Paginya perahunya ditemukan kakaknya dalam kondisi kosong, mesin mati habis bensin," ujarnya ditemui Minggu (5/11) di perairan Desa Bungkulan.
Perahu korban Santiasa ditemukan berjarak sekitar 42 kilometer dari pesisir pantai. Di dalam perahu juga ditemukan alat pancing dan cadangan bensin yang masih utuh. Korban diduga terjatuh saat hendak mencari umpan untuk memancing ikan. "Peralatan pancing masih ada, diperkirakan cari umpan jatuh. Tidak punya riwayat sakit," kata Sukrawan.
Sukrawan menambahkan, pihaknya bersama nelayan anggota kelompok menerjunkan delapan perahu untuk mencari keberadaan korban. Kata dia, pihak keluarga juga telah meminta bantuan secara niskala untuk mengetahui keberadaan korban. "Gelombang laut tidak tinggi namun arusnya cukup keras. Kami akan tetap mencari," ucapnya. Sementara itu, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Basarnas Buleleng Dudi Librana mengatakan, pencarian hari kedua ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dengan penyisiran menggunakan perahu karet sejauh 23 nautical mile dari arah Pantai Bungkulan. Kemudian, di tahap kedua dilakukan penyisiran dengan menggunakan perahu karet sejauh 10 nautical mile dari Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit.
Sementara informasi yang diperoleh, Minggu malam Santiasa yang hilang sejak Sabtu sudah ditemukan. Namun, Santiasa ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Jenazah pria malang tersebut berhasil ditemukan oleh seorang nelayan pada pukul 16.45 Wita kemarin. Jenazahnya pun dievakuasi oleh petugas SAR Buleleng pada pukul 18.10 Wita dan dibawa ke rumah duka. 7 k16, mzk
Komentar