100 Ekonom RI: Dunia Tak Baik-baik Saja!
JAKARTA, NusaBali - Ekonom Tanah Air berpandangan dunia saat ini tidak dalam kondisi baik-baik saja. Pertumbuhan ekonomi dunia diramal hanya tumbuh 3% pada 2023.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengungkapkan kondisi ini dipicu oleh perang Rusia dan Ukraina dan suku bunga the Fed.
"Ini memicu krisis nilai tukar di beberapa negara dengan melemahnya mata uang versus dolar," kata Tauhid dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diadakan Indef di Auditorium Gedung Bank Mega, Jakarta, seperti dilansir CNBCIndonesia.com, Rabu (8/11).
Selain itu, negara-negara besar dunia pun mulai mengerem impor. Kondisi ini diperparah dengan adanya krisis Palestina dan Israel, serta El Nino atau kemarau panjang di dalam negeri. Indef juga mencatat lingkungan makin serius soal transisi energi dan net zero 2060.
"Kondisi domestik perlu kita waspadai," katanya.
Terbukti, pada kuartal III-2023, perekonomian Indonesia mengalami penurunan. Ekonomi dalam negeri hanya tumbuh 4,94% secara tahunan (year on year/yoy). Angka pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan kuartal III tahun lalu, sebesar 5,78%.
Tauhid, mewakili suara 100 ekonom, menegaskan agar ekonomi Indonesia membaik -- yang targetnya meliputi penurunan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan serta peningkatan kualitas hidup petani, nelayan dan lainnya -- butuh kolaborasi dari semua pihak.
Dia berharap hal ini juga dimuat dalam visi misi serta agenda ekonomi calon presiden dan calon wakil presiden. Dalam kesempatan ini, sarasehan ini bertujuan untuk memberikan solusi konkret.
"100 ekonom mencari solusi konkret untuk peningkatan ekonomi, yang hijau, inklusif, dan diharapkan dengan membedah visi misi dan jadi urun rembuk dan bisa dimplementasikan dengan baik," paparnya.
Tauhid berharap menjadi solusi ini menjadi acuan untuk menarik investor atau sebaliknya. 7
1
Komentar