Terlibat Kecelakaan, Seorang Bule Alami Sejumlah Luka
MANGUPURA, NusaBali - Sebuah motor yang dikendarai Warga Negara Asing (WNA) menabrak sapi yang dilepasliarkan pada Rabu (8/11) malam.
Akibat kejadian itu korban alami sejumlah luka, sedangkan motor yang dikendarai ringsek. Sedangkan sapi yang tertabrak tewas di tempat.
Salah seorang warga, Suwirama, mengatakan bule pria yang terlibat kecelakaan itu adalah tamu yang menginap di homestay miliknya sejak dua bulan lalu. Sayangnya, karena alasan privasi dia enggan menyebut sosok bule yang terlibat kecelakaan.
Suwirama mengaku tidak mengetahui persis kronologi kejadian. Walau begitu, dia memastikan bule tersebut tidak dalam pengaruh alkohol. “Saya tidak tahu kejadian pastinya, dia (WNA) hanya menabrak hewan sekitar pukul 20.30 Wita,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (9/11) siang.
Setelah peristiwa kecelakaan itu, Suwirama mengaku langsung mengantar bule tersebut ke RSU Bali Jimbaran. Sayangnya pasien penuh dan WNA itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Udayana. Namun, sesampainya di rumah sakit, bule itu meminta pulang sebab takut pada jarum suntik. “WNA itu mau diinfus tetapi dia tidak berani, lukanya juga tidak begitu serius. Sekarang sudah di rumah masih menunggu keluarganya yang masih di Lombok,” jelas Suwirama.
Sementara, Kepala Lingkungan Cengiling I Nyoman Sudita membenarkan kejadian kecelakaan seorang WNA yang menabrak sapi. Menurut dia, pihaknya sudah sering kali mengedukasi masyarakat untuk mengikat atau mengandangkan hewan ternaknya. Bahkan, dia menegaskan jika pihaknya sampai mengeluarkan teguran tertulis kepada peternak di lingkungan tersebut. “Surat teguran itu dikeluarkan berdasarkan perarem Banjar Cengiling yang mengatur tentang binatang peliharaan warga,” ungkapnya.
Sudita pun berharap teguran tersebut dapat menjadi pengingat bagi masyarakat agar mematuhi regulasi yang telah ditetapkan. Terutama terkait kegiatan beternak yang dapat berdampak pada ketertiban sosial dan keamanan masyarakat sekitar. “Biar masyarakat sadar dan memahami dalam regulasi beternak. Mengingat di lingkungan kami sudah menjadi tujuan wisata agar tidak menjadi gangguan kamtibmas lagi ke depannya,” harap dia.
Dikonfirmasi secara terpisah, Camat Kuta Selatan I Ketut Gede Arta, mengatakan jika aksi melepasliarkan hewan ternak tidak dibenarkan. Namun, dia juga mengimbau kepada para pengendara untuk lebih berhati-hati terlebih pada saat malam hari. Faktor kehati-hatian menurutnya sangat diperlukan, terutama saat masuk kawasan pedesaan, pemukiman, dan padat penduduk.
“Melepasliarkan hewan ternak itu tidak boleh, tetapi di satu sisi di dalam mengendarai harus juga berhati-hati, karena wilayah tersebut masih masuk pedesaan, yang namanya di desa kehidupan tradisional masih dipertahankan. Jadi kami akan koordinasikan juga kepada pihak desa, bagaimana langkah penanganan ke depan,” kata Gede Arta. 7 ol3
Komentar