Barang Dagangan Rentan Ilang
"Kami memang diberikan kebebasan memilih tempat disini, tapi tidak jelas keamanannya’’.
Toko di Pasar Loka Crana, Bangli, Direnovasi
BANGLI, NusaBali
Renovasi dua block bangunan toko di areal Pasar Loka Crana, Kota Bangli, dimulai Kamis (13/7) pagi. Sejumlah pedagang mulai khawatir barang dagangan mereka ilang. Karena untuk memindahkan barang dagangan, belum ada tempat nyaman dan terjamin keamanannya.
Salah seorang penjual perhiasan emas, Pande Wayan Mudita mengatakan, terkait renovasi bangunan, pihaknya sudah cukup lama mendapat sosialisasi. Renovasi dilakukan pada bangunan lantai II. "Sesuai rapat sebelumnya, kami yang dilantai satu masih bisa berjualan tidak perlu pindah. Tapi kami lagi mendapat surat, yang isinya agar pedagang mengosongkan toko," ungkapnya.
Pande Mudita sudah berjualan 23 tahun, kini masih bertahan di tokonya. Ia belum memindahkan barang dagangan. Ia masih bingung harus pindah kemana. Dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangli, memang sudah menyiapkan tempat berjualan bagi pedagang, tepat di depan block yang direnovasi.
Namun Pande Mudita tidak berani menaruh barang dagangan di tempat tersebut. "Bila saya paksakan menaruh barang disana, siapa yang akan menjamin keamanan barang dagangan kami. Persoalannya, kami ini menjual emas," tambah Ni Made Surati, istri Pande Mudita.
Hal senada diungkapkan Jero Made Maskari yang tokonya bersebelahan dengan Pande Mudita. Jero Maskari menilai bila pemerintah betul-betul bertanggung jawab, semestinya menyiapkan tempat dari awal. "Kami memang diberikan kebebasan memilih tempat disini, tapi tidak jelas keamanannya. Kan nggak mungkin suami saya harus berjaga setiap malam disini," ujarnya.
Guna menyiasati agar barang dagangan aman, Jero Maskari membuat pembatas menggunakan kampil. Selain tempat berjualan, ia juga resah terkait harga sewa toko kedepannya. Karena toko yang ditempati saat ini sebelumnya hak guna bangunan (HGB). "Sebelumnya HGB, dan jangka waktu 20 tahun, tahun 2016 lalu habis HGBnya," katanya.
Karena kedepan, Pemkab Bangli memberlakukan sistem sewa untuk bangunan ini, dan belum ada kesepakatan nilai sewanya. "Sempat disampaikan nilai sewa Rp 6 juta per tahun. Tapi belum ada kesepakatan untuk itu," imbuhnya.
Disisi lain, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangli I Wayan Sudibia, menegaskan pedagang tidak dipermasalah bila masih menempati toko dilantai satu sepanjang tidak mengganggu pembangunan. Begitu juga pedagang atau pembeli tidak terhalang dengan adanya renovasi. "Saat rapat sudah kami sampaikan hal tersebut. Biar sama-sama enak, kami sudah siapkan tempat untuk berjualan," ujarnya saat memantau di lokasi renovasi.
Disinggung terkait keamanan, pihaknya menyerahkan kepada masing-masing pedagang. "Kami sudah siapkan tempat, terkait keamanan tanggungjawab pedagang. Tidak semua diserahkan kepada pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, renovasi dua block bangunan pengerjaan selama empat bulan dengan nilai kontrak Rp 1,113 miliar. Sedangkan untuk pembangunan Pasar Loka Crana akan dimulai pada Agustus mendatang dengan nilai kontrak Rp 10 miliar. *e
BANGLI, NusaBali
Renovasi dua block bangunan toko di areal Pasar Loka Crana, Kota Bangli, dimulai Kamis (13/7) pagi. Sejumlah pedagang mulai khawatir barang dagangan mereka ilang. Karena untuk memindahkan barang dagangan, belum ada tempat nyaman dan terjamin keamanannya.
Salah seorang penjual perhiasan emas, Pande Wayan Mudita mengatakan, terkait renovasi bangunan, pihaknya sudah cukup lama mendapat sosialisasi. Renovasi dilakukan pada bangunan lantai II. "Sesuai rapat sebelumnya, kami yang dilantai satu masih bisa berjualan tidak perlu pindah. Tapi kami lagi mendapat surat, yang isinya agar pedagang mengosongkan toko," ungkapnya.
Pande Mudita sudah berjualan 23 tahun, kini masih bertahan di tokonya. Ia belum memindahkan barang dagangan. Ia masih bingung harus pindah kemana. Dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangli, memang sudah menyiapkan tempat berjualan bagi pedagang, tepat di depan block yang direnovasi.
Namun Pande Mudita tidak berani menaruh barang dagangan di tempat tersebut. "Bila saya paksakan menaruh barang disana, siapa yang akan menjamin keamanan barang dagangan kami. Persoalannya, kami ini menjual emas," tambah Ni Made Surati, istri Pande Mudita.
Hal senada diungkapkan Jero Made Maskari yang tokonya bersebelahan dengan Pande Mudita. Jero Maskari menilai bila pemerintah betul-betul bertanggung jawab, semestinya menyiapkan tempat dari awal. "Kami memang diberikan kebebasan memilih tempat disini, tapi tidak jelas keamanannya. Kan nggak mungkin suami saya harus berjaga setiap malam disini," ujarnya.
Guna menyiasati agar barang dagangan aman, Jero Maskari membuat pembatas menggunakan kampil. Selain tempat berjualan, ia juga resah terkait harga sewa toko kedepannya. Karena toko yang ditempati saat ini sebelumnya hak guna bangunan (HGB). "Sebelumnya HGB, dan jangka waktu 20 tahun, tahun 2016 lalu habis HGBnya," katanya.
Karena kedepan, Pemkab Bangli memberlakukan sistem sewa untuk bangunan ini, dan belum ada kesepakatan nilai sewanya. "Sempat disampaikan nilai sewa Rp 6 juta per tahun. Tapi belum ada kesepakatan untuk itu," imbuhnya.
Disisi lain, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangli I Wayan Sudibia, menegaskan pedagang tidak dipermasalah bila masih menempati toko dilantai satu sepanjang tidak mengganggu pembangunan. Begitu juga pedagang atau pembeli tidak terhalang dengan adanya renovasi. "Saat rapat sudah kami sampaikan hal tersebut. Biar sama-sama enak, kami sudah siapkan tempat untuk berjualan," ujarnya saat memantau di lokasi renovasi.
Disinggung terkait keamanan, pihaknya menyerahkan kepada masing-masing pedagang. "Kami sudah siapkan tempat, terkait keamanan tanggungjawab pedagang. Tidak semua diserahkan kepada pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, renovasi dua block bangunan pengerjaan selama empat bulan dengan nilai kontrak Rp 1,113 miliar. Sedangkan untuk pembangunan Pasar Loka Crana akan dimulai pada Agustus mendatang dengan nilai kontrak Rp 10 miliar. *e
Komentar