Kampus Diminta Bantu Promosi Dewi
DENPASAR, NusaBali - Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali meminta desa wisata, memanfaatkan kehadiran kampus untuk meningkatkan tata kelola.
Diantaranya untuk menggenjot kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam rangka digitalisasi dan promosi. Hal itu menyusul perkembangan, banyak kampus terjun ke desa wisata, untuk kepentingan studi. Terutama kampus-kampus yang memiliki program vokasi.
“Sekarang ini kan banyak kampus terjun ke desa, khususnya desa wisata, “ ujar Ketua Forkomdewi Bali, I Made Mendra Astawa, Kamis (9/11).
Terlepas dari kepentingan studi, Mendra Astawa kehadiran kampus dalam hal ini mahasiswa jelas bermanfaat bagi desa wisata.
“Terutama dalam hal digitalisasi dan promosi,” ujarnya.
Menurut Mendra Astawa, digitalisasi merupakan salah satu aspek yang urgensinya tinggi, dalam era digital ini. Kata dia, mesti disadari digitalisasi dalam tata kelola desa wisata masih perlu ditingkatkan.
Kata Mendra, bukan SDM yang tidak ada, namun SDM yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi informasi atau IT yang terbatas. Apalagi kata Mendra, ada kecenderungan kalangan anak muda yang umumnya lebih cepat beradaptasi dengan IT banyak yang memilih kerja keluar.
Padahal, sekarang ini, digitalisasi merupakan keniscayaan. Lebih-lebih di industri pariwisata, termasuk di desa wisata.
“Jadi bisa gayung bersambut,” ucap Mendra.
Mahasiswa mengaplikasikan ‘ilmu’ yang diperoleh di kampus, di pihak lain pengelola desa wisata mesti tak menyia-menyiakan kehadiran mahasiswa.
Apalagi, menurut Mendra tidak sedikit kampus-kampus atau perguruan tingggi yang menjalin kerjasama menjadikan desa wisata sebagai ‘laboratorium’ lapangan. Tujuanya agar mahasiswa mendapatkan gambaran utuh, bagaimana kondisi di desa, khusus desa wisata. Bagaimana alam lingkunganya, mata pencaharian, sosial budaya dan aspek-aspek yang lain.
“Makanya kita sering mendapatkan mahasiswa ‘mondok’(studi) di desa wisata,” ucapnya.
Dan tentang promosi, pengelola diharapkan meminta mahasiswa mempromosikan desa wisata sebagai bagian dari pariwisata Bali.
Menurut Mendra, dia yakin tanpa diminta pun mahasiswa tentu akan mempromosikan seperti lewat medsos atau media lainnnya. Akan lebih klop, jika pengelola desa wisata meminta agar dibantu.
“Sehingga ada take and give,” ujarnya.
Kata dia, sama-sama membutuhkan, baik mahasiswa maupun pengelola atau manajemen desa wisata. K17.
Komentar