100 Tukik Dilepasliarkan di Pantai Melasti
MANGUPURA, NusaBali - Sebanyak 100 tukik dilepasliarkan di Pantai Melasti, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Jumat (10/11) pagi. Pelepasan seratusan tukik itu, selain memperingati Hari Pahlawan, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43 Sekaa Teruna Putra Mandala (STPM).
Kelian Adat Banjar Kelod I Komang Gde Suastika, menyambut dengan antusias kegiatan pelepasan tukik yang diadakan dalam rangka PUMA Fest tahun ini. Menurutnya, pelepasan tukik merupakan kegiatan yang sangat positif dan berdampak besar terutama dalam konteks pelestarian hewan yang dilindungi.
Masih menurut dia, penyu bukan hanya hewan yang dilindungi, tetapi juga memiliki makna spiritual dalam upacara keagamaan Hindu. Oleh karena itu, menjaga keberlanjutan kegiatan pelepasan tukik bukan hanya sebagai bentuk pelestarian alam, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap nilai-nilai keagamaan.
“Kegiatan pelepasan tukik ini sangat positif. Saya berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan karena kita tahu tukik atau penyu adalah hewan yang dilindungi. Di sisi lain, dalam konteks upacara keagamaan Hindu, hewan ini juga memiliki peran penting,” kata Gde Suastika.
Dia menyoroti pentingnya melibatkan kelompok nelayan untuk mendukung keberlanjutan pelepasan tukik dengan mendirikan penangkaran. Dengan adanya penangkaran diharapkan dapat memberikan perlindungan lebih baik bagi tukik yang dilepasliarkan.
“Ke depan saya berharap kegiatan ini dapat berkesinambungan, kalau bisa di Pantai Melasti ada penangkaran penyu. Tentunya dukungan dari adat, dinas, dan Guru Wisesa sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan kegiatan ini,” kata dia.
Sementara, Ketua Panitia PUMA Fest Agus Rika Okta Putrawan, mengatakan pelepasan tukik sebagai simbol perjuangan untuk menjaga dan melestarikan penyu, sehingga dapat dianggap sebagai bentuk kepahlawanan dalam upaya pelestarian lingkungan agar penyu tidak punah. “Kami pilih bersamaan pelepasan tukik ini bertepatan dengan Hari Pahlawan, karena tujuan kami mengadakan pelepasan tukik ini adalah untuk menjaga dan melestarikan ekosistem laut,” ujarnya.
Pelepasan tukik yang dilaksanakan sekitar pukul 16.00 Wita itu tidak hanya melibatkan panitia PUMA Fest, tetapi juga melibatkan anak-anak TK, tokoh masyarakat, dan seluruh masyarakat Desa Adat Ungasan. Hal ini mencerminkan komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan alam, khususnya di kawasan Pantai Melasti.
Menurut Agus, tukik yang dilepasliarkan itu didapat setelah meminta surat permohonan dan surat rekomendasi yang telah diajukan kepada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Badung. Proses pengambilan tukik pun dilakukan di Kurma Asih Sea Turtle Conservation Center, yang terletak di Perancak, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Negara.
“Kami berharap semoga kegiatan PUMA Fest ini berguna bagi masyarakat luas serta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan alam khususnya di kawasan Pantai Melasti Desa Ungasan,” harapnya. 7 ol3
1
Komentar