Garam Kusamba Jadi Oleh-oleh Wajib Wisatawan Jepang
Dinas KP Bali Beri Bantuan Petani Garam Kusamba
DENPASAR, NusaBali - Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Provinsi Bali memberi bantuan sembako kepada 30 orang petani garam Kusamba, Kabupaten Klungkung. Bantuan ini sebagai bentuk apresiasi dan perhatian kepada para petani yang rata-rata berusia lanjut (lansia).
Bantuan diserahkan Kepala Dinas KP Bali Putu Sumardiana pada Kamis (9/11) bertempat di Pantai Kusamba, Klungkung. Adapun bantuan sembako yang diberikan berupa beras, telur, minyak, dan ikan kaleng (sarden).
Sumardiana mengatakan aksi sosial yang dilaksanakan mengambil momentum Hari Ikan Nasional (Harkannas) yang jatuh setiap 21 November.
“Mereka ini sudah usia lanjut namun masih sangat bersemangat untuk memproduksi garam. Mereka berhak mendapatkan perhatian, mengingat semangat mereka menghasilkan garam-garam yang hingga saat ini produksinya mampu menembus peminat hingga luar Indonesia," ujar Sumardiana.
Dia pun berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan setiap tahunnya. Dengan semangat bergotong royong diharapkan menjadi momentum kegiatan yang semakin mempererat persaudaraan di segala lini.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung Ni Made Candrawati, memaparkan bahwa petani garam di Pantai Kusamba terbagi menjadi dua kelompok, yakni Sarining Segara dan Mertaning Segara.
“Mereka mampu menghasilkan garam geomembran dan garam palung yang hingga saat ini mampu dijual hingga ke luar negeri. Saat ini masyarakat lebih banyak minta jenis garam palungan, sedangkan garam geomembran produksinya sudah diserap oleh koperasi setempat, yang kemudian disalurkan kepada pegawai di Kabupaten Klungkung. Hingga saat ini, tercatat petani garam di Pantai Kusamba mampu memproduksi 100 kilogram garam per hari,” imbuhnya.
Candrawati menyampaikan, garam palungan sangat diminati karena rasanya yang gurih dan kualitas kemasan yang aman. Tidak hanya warga lokal, Surabaya, dan beberapa provinsi lainnya, garam palungan juga diminati wisatawan mancanegara. Bahkan setiap kedatangan wisatawan asal Jepang, garam lokal Kusamba menjadi oleh-oleh wajib yang dibawanya saat kembali ke negaranya.
"Dengan rasa yang lebih gurih, garam Kusamba yang diproduksi dengan alat palungan lebih banyak diminati oleh masyarakat, baik lokal maupun luar," ujar Candrawati.
Garam Kusamba diprediksi menjadi sektor kelautan dan perikanan yang dapat menjadi kekuatan utama perekonomian Bali di masa mendatang. Pantai Kusamba pun menjadi salah satu sentra ekonomi garam rakyat (Segar) di Indonesia.
Kawasan Segar ini ditetapkan pada provinsi yang memiliki potensi pengembangan usaha pergaraman dengan kriteria, tersedianya lahan untuk produksi garam, tersedianya prasarana dan sarana usaha pergaraman, terdapat pangsa pasar garam, dan terdapat pula dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan.
Sebagai kawasan usaha pergaraman yang dilakukan secara terintegrasi, Segar diatur dalam Perpres Nomor 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional. 7 cr78
Sumardiana mengatakan aksi sosial yang dilaksanakan mengambil momentum Hari Ikan Nasional (Harkannas) yang jatuh setiap 21 November.
“Mereka ini sudah usia lanjut namun masih sangat bersemangat untuk memproduksi garam. Mereka berhak mendapatkan perhatian, mengingat semangat mereka menghasilkan garam-garam yang hingga saat ini produksinya mampu menembus peminat hingga luar Indonesia," ujar Sumardiana.
Dia pun berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan setiap tahunnya. Dengan semangat bergotong royong diharapkan menjadi momentum kegiatan yang semakin mempererat persaudaraan di segala lini.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung Ni Made Candrawati, memaparkan bahwa petani garam di Pantai Kusamba terbagi menjadi dua kelompok, yakni Sarining Segara dan Mertaning Segara.
“Mereka mampu menghasilkan garam geomembran dan garam palung yang hingga saat ini mampu dijual hingga ke luar negeri. Saat ini masyarakat lebih banyak minta jenis garam palungan, sedangkan garam geomembran produksinya sudah diserap oleh koperasi setempat, yang kemudian disalurkan kepada pegawai di Kabupaten Klungkung. Hingga saat ini, tercatat petani garam di Pantai Kusamba mampu memproduksi 100 kilogram garam per hari,” imbuhnya.
Candrawati menyampaikan, garam palungan sangat diminati karena rasanya yang gurih dan kualitas kemasan yang aman. Tidak hanya warga lokal, Surabaya, dan beberapa provinsi lainnya, garam palungan juga diminati wisatawan mancanegara. Bahkan setiap kedatangan wisatawan asal Jepang, garam lokal Kusamba menjadi oleh-oleh wajib yang dibawanya saat kembali ke negaranya.
"Dengan rasa yang lebih gurih, garam Kusamba yang diproduksi dengan alat palungan lebih banyak diminati oleh masyarakat, baik lokal maupun luar," ujar Candrawati.
Garam Kusamba diprediksi menjadi sektor kelautan dan perikanan yang dapat menjadi kekuatan utama perekonomian Bali di masa mendatang. Pantai Kusamba pun menjadi salah satu sentra ekonomi garam rakyat (Segar) di Indonesia.
Kawasan Segar ini ditetapkan pada provinsi yang memiliki potensi pengembangan usaha pergaraman dengan kriteria, tersedianya lahan untuk produksi garam, tersedianya prasarana dan sarana usaha pergaraman, terdapat pangsa pasar garam, dan terdapat pula dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan.
Sebagai kawasan usaha pergaraman yang dilakukan secara terintegrasi, Segar diatur dalam Perpres Nomor 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional. 7 cr78
1
Komentar