Warga Tinga Tinga Dapat Suplai Air dari BPBD
Warga Desa Tinga Tinga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng mulai mendapat pasokan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD), pasca heboh air pam yang mengalir ke rumah-rumah mereka diduga mengandung racun, sejak Selasa (11/7) malam.
SINGARAJA, NusaBali
Warga setempat pun siapkan segala alat rumah tangga yang bisa dipakai untuk tampungan air yang dipasok BPBD di pinggir jalan.
BPBD Buleleng mulai memasok air bersih ke Desa Tinga Tinga, Rabu (12/7) sore, setelah pihak kepolisian meminta warga setempat untuk tidak mengkonsumsi air pam yang diduga beracun, karena berbau pestisida jenis Deciss dan berwarna putih keruh. Suplai air dilakukan petugas BPBD dengan Truk Tangki sampai larut malam. Pasokan air bersih ini diperuntukkan buat 200 kepala keluarga (KK) di dua banjar di Desa Tinga Tiga, yang terdampak dugaan air pam beracun, yakni Banjar Mertasari dan Banjar Juntal.
Sehari kemudian, Kamis (13/7), pihak BPBD Buleleng kembali memasok air bersih dengan Truk Tangki ke Desa Tinga Tinga. Bahkan, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Made Subur, kemarin siang ikut terjun ke Desa Tinga Tinga. “Suplai air kami lakukan sejak Rabu sore, setelah mendapatkan informasi. Hari ini (kemarin) kami lanjutkan. Total sudah ada 7 Truk Tangki air bersih yang kami pasok,” jelas Made Sabur saat ditemui NusaBali di Banjar Mertasari, Desa Tinga Tinga, Kamis siang.
Menurut Made Sabur, air bersih akan terus dipasok BPBD ke Desa Tinga Tinga, sampai nanti keluar hasil uji Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar yang merekomendasikan air pam layak dikonsumsi. Nantinya, pihak BPBD akan mengupayakan tarug bak penampungan air di beberapa titik kawasan Banjar Mertasari dan Bnajar Juntal, dua banjar di Desa Tinga Tinga yang terdampak dugaan air pam beracun. Dengan begitu, warga setempat dapat mengambil air bersih kapan saja saat dibutuhkan, tanpa menunggu kedatangan Truk Tangki BPBD.
Selain itu, kata Made Sabur, penanganan air besih yang disuplai BPBD Buleleng juga untuk melayani krama Desa Tinga Tinga yang sedang melaksanakan upacara adat. Hanya saja, bagi krama yang sedang melaksanakan upacara adat diminta untuk menyiapkan terpal sebagai alas penampungan air darurat.
Hingga Kamis kemarin, warga di dua banjar yakni Banjar Mertasari dan Bnajar Juntal belum berani mengkonsumsi air pam yang dikelola pihak desa, meski sudah mengalir. Pasalnya, belum ada rekoemdasi berdasarkan hasil uji Labfor jika air pam sudah layak dikonsumsi.
Menurut seorang ibu rumah tangga dari Banjar Mertasari, Desa Tiga Tinga, Nyoman Suci, 45, dirinya terpaksa mengupayakan sejumlah perabotan untuk dapat digunakan sebagai tempat air yang dipasok BPBD Buleleng, karena belum berani menggunakan air pam. Nyoman Suci pun rela berjalan ke jalan raya dari rmahnya yang berjarak sekitar 700 meter, untuk menampung air bersih pasokan BPBD.
“Air yang dari pam buat sementara hanya dipakai mandi sama cuci. Kalau untuk memasak dan minum, kita pakai air pasokan BPBD. Air pam memang mengalir, tapi kami belum berani mengkonsumsinya, sebelum ada pengumuman dari pihak desa,” cerita Nyoman Suci.
Sementara itu, Perbekel Tinga Tinga, Made Suwardipa, mengatakan pihaknya sampai saat ini masih menunggu kejelasan dari kepolisian terkait hasil uji Laboratorium Forensik terhadap air pam. Menurut Perbekel Suwardipa, buat sementara, pihaknya minta bantuan BPBD untuk memenugi kebutuhan air bersih bagi 200 KK warga di Banjar Mertasari dan Banjar Juntal .
Suwardipa mengatakan, air pam yang diduga beracun melayani tiga dari lima banjar di Desa Tinga Tinga, yakni Banjar Taman Sari (yang merupakan lokasi sumber air pam), Banjar Mertasari, dan Banjar Juntal. Hanya saja, yang terkena dampak air beracun hanya jaringan air yang megalir ke Banjar Mertasari dan Banjar Juntal. Sebaliknya, Banjar Taman sari tidak terdampak.
Sedangkan dua banjar lainnya, yakni Banjar Kembang Budaya dan Banjar Bubunan, selama ini menggunakan sumber air berbeda. Warga di Banjar Kembang Budaya memanfaatkan air dari sumur bor, sementara warga Bajar Bubunan sudah mendapatkan pelayanan dari air PDAM.
Dihubungi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin, Kapolsek KP3 Celukan Bawang AKP I Ketut Wisnaya mengaku belum ada perkembangan terkait penyelidikan kasus dugaan air pam beracun di Desa Tinga Tinga. “Kami sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan Labfor di Denpasar terkait zat kimia yang terkandung dalam air pam,” jelas Kapolsek AKP Wisnaya.
Heboh air pam berbau menyengat dengan warna putih keruh itu sendiri pertama kali dilaporkan oleh Ketut Sudiarta, 30, warga Banjar Juntal, Desa Tinga Tinga, Selasa malam pukul 19.30 Wita. Kala itu, Ketut Sudiarta yang baru saja usai mengecet genting rumahnya, hendak mandi. Sebelum ke kamar mandi, Sudiarta cuci tangan dulu di keran yang ada di halaman rumah buat bersihkan sisa cat.
Namun, Sudiarta terkejut karena begitu air keran di halaman rumahnya mengalir, tercium bau menyengat, menyerupai bau Decis yang merupakan salah satu jenis pestisida. Kemudian, Sudiarta memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Dia kembali terkejut karena melihat bak mandi sudah penuh dengan air berwarna putih keruh, yang juga berbau menyengat, sama seperti air yang mengalir di keran halaman rumahnya. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polsek KP3 Celukan Bawang.
Malam itu pula, Perbekel Tinga Tinga Made Suwardipa langsung mengumumkan kepada warganya untuk sementara tidak mengkonsumsi dan memakai air pam yang berbau menyengat. Sehari kemudian, Rabu siang, tim dari Puslabor Mabes Polri Cabang Denpasar dan petugas Kecamatan Gerokgak terjun ke Desa Tinga Tinga bersama Kapolsek KP3 Celukan Bawang, AKP I Ketut Wisnaya. Mereka mengambil sampel air pam beracun. *k23
BPBD Buleleng mulai memasok air bersih ke Desa Tinga Tinga, Rabu (12/7) sore, setelah pihak kepolisian meminta warga setempat untuk tidak mengkonsumsi air pam yang diduga beracun, karena berbau pestisida jenis Deciss dan berwarna putih keruh. Suplai air dilakukan petugas BPBD dengan Truk Tangki sampai larut malam. Pasokan air bersih ini diperuntukkan buat 200 kepala keluarga (KK) di dua banjar di Desa Tinga Tiga, yang terdampak dugaan air pam beracun, yakni Banjar Mertasari dan Banjar Juntal.
Sehari kemudian, Kamis (13/7), pihak BPBD Buleleng kembali memasok air bersih dengan Truk Tangki ke Desa Tinga Tinga. Bahkan, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Made Subur, kemarin siang ikut terjun ke Desa Tinga Tinga. “Suplai air kami lakukan sejak Rabu sore, setelah mendapatkan informasi. Hari ini (kemarin) kami lanjutkan. Total sudah ada 7 Truk Tangki air bersih yang kami pasok,” jelas Made Sabur saat ditemui NusaBali di Banjar Mertasari, Desa Tinga Tinga, Kamis siang.
Menurut Made Sabur, air bersih akan terus dipasok BPBD ke Desa Tinga Tinga, sampai nanti keluar hasil uji Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar yang merekomendasikan air pam layak dikonsumsi. Nantinya, pihak BPBD akan mengupayakan tarug bak penampungan air di beberapa titik kawasan Banjar Mertasari dan Bnajar Juntal, dua banjar di Desa Tinga Tinga yang terdampak dugaan air pam beracun. Dengan begitu, warga setempat dapat mengambil air bersih kapan saja saat dibutuhkan, tanpa menunggu kedatangan Truk Tangki BPBD.
Selain itu, kata Made Sabur, penanganan air besih yang disuplai BPBD Buleleng juga untuk melayani krama Desa Tinga Tinga yang sedang melaksanakan upacara adat. Hanya saja, bagi krama yang sedang melaksanakan upacara adat diminta untuk menyiapkan terpal sebagai alas penampungan air darurat.
Hingga Kamis kemarin, warga di dua banjar yakni Banjar Mertasari dan Bnajar Juntal belum berani mengkonsumsi air pam yang dikelola pihak desa, meski sudah mengalir. Pasalnya, belum ada rekoemdasi berdasarkan hasil uji Labfor jika air pam sudah layak dikonsumsi.
Menurut seorang ibu rumah tangga dari Banjar Mertasari, Desa Tiga Tinga, Nyoman Suci, 45, dirinya terpaksa mengupayakan sejumlah perabotan untuk dapat digunakan sebagai tempat air yang dipasok BPBD Buleleng, karena belum berani menggunakan air pam. Nyoman Suci pun rela berjalan ke jalan raya dari rmahnya yang berjarak sekitar 700 meter, untuk menampung air bersih pasokan BPBD.
“Air yang dari pam buat sementara hanya dipakai mandi sama cuci. Kalau untuk memasak dan minum, kita pakai air pasokan BPBD. Air pam memang mengalir, tapi kami belum berani mengkonsumsinya, sebelum ada pengumuman dari pihak desa,” cerita Nyoman Suci.
Sementara itu, Perbekel Tinga Tinga, Made Suwardipa, mengatakan pihaknya sampai saat ini masih menunggu kejelasan dari kepolisian terkait hasil uji Laboratorium Forensik terhadap air pam. Menurut Perbekel Suwardipa, buat sementara, pihaknya minta bantuan BPBD untuk memenugi kebutuhan air bersih bagi 200 KK warga di Banjar Mertasari dan Banjar Juntal .
Suwardipa mengatakan, air pam yang diduga beracun melayani tiga dari lima banjar di Desa Tinga Tinga, yakni Banjar Taman Sari (yang merupakan lokasi sumber air pam), Banjar Mertasari, dan Banjar Juntal. Hanya saja, yang terkena dampak air beracun hanya jaringan air yang megalir ke Banjar Mertasari dan Banjar Juntal. Sebaliknya, Banjar Taman sari tidak terdampak.
Sedangkan dua banjar lainnya, yakni Banjar Kembang Budaya dan Banjar Bubunan, selama ini menggunakan sumber air berbeda. Warga di Banjar Kembang Budaya memanfaatkan air dari sumur bor, sementara warga Bajar Bubunan sudah mendapatkan pelayanan dari air PDAM.
Dihubungi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin, Kapolsek KP3 Celukan Bawang AKP I Ketut Wisnaya mengaku belum ada perkembangan terkait penyelidikan kasus dugaan air pam beracun di Desa Tinga Tinga. “Kami sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan Labfor di Denpasar terkait zat kimia yang terkandung dalam air pam,” jelas Kapolsek AKP Wisnaya.
Heboh air pam berbau menyengat dengan warna putih keruh itu sendiri pertama kali dilaporkan oleh Ketut Sudiarta, 30, warga Banjar Juntal, Desa Tinga Tinga, Selasa malam pukul 19.30 Wita. Kala itu, Ketut Sudiarta yang baru saja usai mengecet genting rumahnya, hendak mandi. Sebelum ke kamar mandi, Sudiarta cuci tangan dulu di keran yang ada di halaman rumah buat bersihkan sisa cat.
Namun, Sudiarta terkejut karena begitu air keran di halaman rumahnya mengalir, tercium bau menyengat, menyerupai bau Decis yang merupakan salah satu jenis pestisida. Kemudian, Sudiarta memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Dia kembali terkejut karena melihat bak mandi sudah penuh dengan air berwarna putih keruh, yang juga berbau menyengat, sama seperti air yang mengalir di keran halaman rumahnya. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polsek KP3 Celukan Bawang.
Malam itu pula, Perbekel Tinga Tinga Made Suwardipa langsung mengumumkan kepada warganya untuk sementara tidak mengkonsumsi dan memakai air pam yang berbau menyengat. Sehari kemudian, Rabu siang, tim dari Puslabor Mabes Polri Cabang Denpasar dan petugas Kecamatan Gerokgak terjun ke Desa Tinga Tinga bersama Kapolsek KP3 Celukan Bawang, AKP I Ketut Wisnaya. Mereka mengambil sampel air pam beracun. *k23
Komentar