Kirab Budaya Sambut Gelar Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe
SEMARAPURA, NusaBali - Kedatangan Gelar Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe yang dibawa oleh Panglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra, disambut meriah dengan kirab budaya, di Simpang Lima Semarapura, Kecamatan Klungkung, Sabtu (11/11) sore.
Pantauan di lapangan, Panglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra didampingi Plt Bupati Klungkung I Made Kasta tiba di Simpang Lima Semarapura sekitar pukul 15.00 Wita. Mereka baru tiba di Klungkung setelah menerima anugerah gelar Pahlawan Nasional untuk Almarhum Ida Dewa Agung Jambe bersama lima tokoh lainnya dari berbagai daerah di Indonesia, yang diserahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada peringatan Hari Pahlawan 2023 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/11).
Penyambutan diawali dengan menghaturkan ritual macaru, selanjutnya Ida Dalem Smara Putra yang membawa tanda penganugerahan gelar pahlawan Ida Dewa Agung Jambe itu pun naik ke singgasananya dan ditandu oleh petugas Satpol PP Klungkung. Selanjutnya, bersama-sama berjalan menuju Catus Pata Semarapura yang berjarak sekitar 250 meter. Dilanjutkan mengitari Catus Pata Klungkung sebanyak 3 kali (mapurwadaksina). Kemudian berjalan ke Puri Agung Klungkung yang berjarak sekitar 50 meter dari Catus Pata Semarapura, untuk kegiatan ramah tamah.
Iring-iringan juga dimeriahkan pentas Tari Rudat khas Kampung Jawa di Klungkung, Gambelan Balaganjur, Tari Baris, Tari Pendet, dan sambutan bendera Merah Putih oleh pelajar SD, SMP, SMA/SMK di Kabupaten Klungkung. Hadir, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Klungkung, tokoh masyarakat, dan sejumlah pimpinan OPD Pemkab Klungkung.
Plt Bupati I Made Kasta mengatakan, sosok pertama yang diusulkan adalah Ida Dewa Agung Istri Kanya, namun belum bisa karena persyaratan tidak lengkap. Kemudian, diusulkan Ida Dewa Agung Jambe hingga ditetapkan menjadi pahlawan nasional. “Karena ini merupakan anugerah besar maka Pemkab Klungkung merasa bangga atas perjuangan gelar pahlawan ini,” ujar Made Kasta.
Selama ini Pemkab Klungkung terus berupaya meloloskan Ida Dewa Agung Jambe sebagai pahlawan nasional. Bahkan, nama Monumen Puputan Klungkung diganti menjadi Monumen Ida Dewa Agung Jambe dan Lapangan Puputan Klungkung diganti menjadi Alun-alun Ida Dewa Agung Jambe, sejak Maret 2021 lalu. Hal itu merupakan bagian persyaratan menjadi pahlawan nasional, yakni mengabadikan nama Ida Dewa Agung Jambe. Kemudian, penetapan tanggal gugurnya Ida Dewa Agung Jambe pada 28 April yang dirayakan menjadi hari Puputan Klungkung juga sudah masuk syarat monumental.
“Di samping itu, Pemkab Klungkung juga berupaya membuat Patung Ida Dewa Agung Jambe, yang rencananya akan dibangun berbahan perunggu serta gedung, dan jalan atas nama Ida Dewa Agung Jambe,” ucap Made Kasta.
Ida Dalem Smara Putra mengatakan, Ida Dewa Agung Jambe merupakan raja dari Kerajaan Klungkung, yang beserta seluruh anggota keluarga kerajaan, termasuk putra mahkota gugur saat perang Puputan Klungkung. Tepatnya pada 28 April 1908. Ketika itu Ida Dewa Agung Jambe bersama keluarganya dan rakyat memilih puputan atau perang hingga titik darah penghabisan melawan penjajah Belanda.
“Setelah proses dan penantian yang cukup lama, akhirnya Ida Dewa Agung Jambe ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Saya sangat bersyukur dan berbahagia, dan tentunya juga keluarga besar puri dan masyarakat Klungkung. Terima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah mengawal proses ini,” ujar Ida Dalem.
Dengan diakuinya sebagai pahlawan nasional, maka menjadi teladan rasa toleransi, rasa kebhinekaan, dan persatuan di Kabupaten Klungkung. “Ini tidak hanya milik Puri Klungkung, namun milik masyarakat Bali yang memiliki pemimpin dengan rasa jengah dalam mempertahankan tanah leluhur meskipun harus dengan perang puputan,” tegas Ida Dalem.
Sekda Klungkung Anak Agung Gede Lesmana, mengatakan Pemkab Klungkung sebenarnya sudah merencanakan cara seremonial penganugerahan gelar pahlawan Ida Dewa Agung Jambe di 2021 dan 2022, sedangkan tahun 2023 ini tidak. “Tahun ini kami tidak pasang, karena kami tidak mengira tahun ini akan diberikan penganugerahan,” kata Gung Lesmana.
Meskipun demikian Pemkab Klungkung tetap melaksanakan seremonial penyambutan secara spontanitas. Terutama dengan melibatkan pelajar SD, SMP, dan SMA/SMK yang tentunya mereka semuanya terlatih. Seremonial ini dilakukan setelah rombongan dari Pemkab, Puri Agung Klungkung, balik dari Jakarta dan tiba di Klungkung pada Sabtu kemarin pukul 15.00 Wita. 7 wan
Penyambutan diawali dengan menghaturkan ritual macaru, selanjutnya Ida Dalem Smara Putra yang membawa tanda penganugerahan gelar pahlawan Ida Dewa Agung Jambe itu pun naik ke singgasananya dan ditandu oleh petugas Satpol PP Klungkung. Selanjutnya, bersama-sama berjalan menuju Catus Pata Semarapura yang berjarak sekitar 250 meter. Dilanjutkan mengitari Catus Pata Klungkung sebanyak 3 kali (mapurwadaksina). Kemudian berjalan ke Puri Agung Klungkung yang berjarak sekitar 50 meter dari Catus Pata Semarapura, untuk kegiatan ramah tamah.
Iring-iringan juga dimeriahkan pentas Tari Rudat khas Kampung Jawa di Klungkung, Gambelan Balaganjur, Tari Baris, Tari Pendet, dan sambutan bendera Merah Putih oleh pelajar SD, SMP, SMA/SMK di Kabupaten Klungkung. Hadir, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Klungkung, tokoh masyarakat, dan sejumlah pimpinan OPD Pemkab Klungkung.
Plt Bupati I Made Kasta mengatakan, sosok pertama yang diusulkan adalah Ida Dewa Agung Istri Kanya, namun belum bisa karena persyaratan tidak lengkap. Kemudian, diusulkan Ida Dewa Agung Jambe hingga ditetapkan menjadi pahlawan nasional. “Karena ini merupakan anugerah besar maka Pemkab Klungkung merasa bangga atas perjuangan gelar pahlawan ini,” ujar Made Kasta.
Selama ini Pemkab Klungkung terus berupaya meloloskan Ida Dewa Agung Jambe sebagai pahlawan nasional. Bahkan, nama Monumen Puputan Klungkung diganti menjadi Monumen Ida Dewa Agung Jambe dan Lapangan Puputan Klungkung diganti menjadi Alun-alun Ida Dewa Agung Jambe, sejak Maret 2021 lalu. Hal itu merupakan bagian persyaratan menjadi pahlawan nasional, yakni mengabadikan nama Ida Dewa Agung Jambe. Kemudian, penetapan tanggal gugurnya Ida Dewa Agung Jambe pada 28 April yang dirayakan menjadi hari Puputan Klungkung juga sudah masuk syarat monumental.
“Di samping itu, Pemkab Klungkung juga berupaya membuat Patung Ida Dewa Agung Jambe, yang rencananya akan dibangun berbahan perunggu serta gedung, dan jalan atas nama Ida Dewa Agung Jambe,” ucap Made Kasta.
Ida Dalem Smara Putra mengatakan, Ida Dewa Agung Jambe merupakan raja dari Kerajaan Klungkung, yang beserta seluruh anggota keluarga kerajaan, termasuk putra mahkota gugur saat perang Puputan Klungkung. Tepatnya pada 28 April 1908. Ketika itu Ida Dewa Agung Jambe bersama keluarganya dan rakyat memilih puputan atau perang hingga titik darah penghabisan melawan penjajah Belanda.
“Setelah proses dan penantian yang cukup lama, akhirnya Ida Dewa Agung Jambe ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Saya sangat bersyukur dan berbahagia, dan tentunya juga keluarga besar puri dan masyarakat Klungkung. Terima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah mengawal proses ini,” ujar Ida Dalem.
Dengan diakuinya sebagai pahlawan nasional, maka menjadi teladan rasa toleransi, rasa kebhinekaan, dan persatuan di Kabupaten Klungkung. “Ini tidak hanya milik Puri Klungkung, namun milik masyarakat Bali yang memiliki pemimpin dengan rasa jengah dalam mempertahankan tanah leluhur meskipun harus dengan perang puputan,” tegas Ida Dalem.
Sekda Klungkung Anak Agung Gede Lesmana, mengatakan Pemkab Klungkung sebenarnya sudah merencanakan cara seremonial penganugerahan gelar pahlawan Ida Dewa Agung Jambe di 2021 dan 2022, sedangkan tahun 2023 ini tidak. “Tahun ini kami tidak pasang, karena kami tidak mengira tahun ini akan diberikan penganugerahan,” kata Gung Lesmana.
Meskipun demikian Pemkab Klungkung tetap melaksanakan seremonial penyambutan secara spontanitas. Terutama dengan melibatkan pelajar SD, SMP, dan SMA/SMK yang tentunya mereka semuanya terlatih. Seremonial ini dilakukan setelah rombongan dari Pemkab, Puri Agung Klungkung, balik dari Jakarta dan tiba di Klungkung pada Sabtu kemarin pukul 15.00 Wita. 7 wan
1
Komentar