Polri Gagalkan Penyelundupan Shabu 1 Ton
Shabu dibawa jaringan Taiwan dari China lewat jalur laut, 1 pelaku tewas didor, 2 lagi ditangkap hidup
Terbesar di Indonesia, Nilainya Setara 1/4 APBD Bali
SERANG, NusaBali
Tim gabungan Dit Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok (Jawa Barat) berhasil gagalkan penyelundupan 1 ton shabu asal China yang dilakukan jaringan Taiwan di Pantai Anyer, Serang, Banten, Kamis (13/7) dinihari. Penyelundupan shabu 1 ton yang digagalkan ini merupaan terbesar di Indonesia, nilainya mencapai Rp 1,5 triliun atau seperempat APBD Bali.
Shabu seberat 1 ton ini diselundupkan dari China memalui laut menggunakan kapal, lalu diangkut ke lokasi Pantai Anyer dengan dua perahu karet ukuran besar. Kemudian, shabu seberat 1 ton diturunkan lima pelaku yang semuanya warga negara (WN) Taiwan di Hotel Mandalika yang berlokasi di Kampung Gudang Kopi, Desa Anyar, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Banten.
Penyergapan saat pelaku menurunkan barang haram shabu 1 ton, dinihari kemarin, dipimpin langsung Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta dan Kapolresta Depok Kombes Herry Heryawan. Turut dalam penyergapan adalah Kombes Made Astawa, AKBP Bambang Yudhantara SIK, AKP Malvino Edward Yusticia, dan AKP Rosana Albertina Labobar.
Dalam operasi enggagalkan penyelundupan shabu 1 ton, dinihari kemarin, polisi menangkap 2 WN Taiwan, masing-masing Chen Wei Cyuan dan Liao Guan Yu. Selain itu, ada satu pelaku yang terpaksa ditembak mati, Lin Ming Hui, karena melawan. Lin Ming Hui diketahui merupakan bos sekaligus bandar pengendali jaringan Taiwan. Sedangkan satu pelaku lagi berhasil melarikan diri, berinisial HYI. Seluruh pelaku adalah WN Taiwan.
Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan, mengatakan penyergapan jaringan Taiwan yang selundupkan 1 ton shabu ini dilakukan setelah melalui pengintaian di lokasi selama 2 bulan terakhir. Polri bekerjasama dengan kepolisian Taiwan untuk menggagalkan penyelundupan shabu tersebut.
Terakhir, Polri menerima informasi dari kepolisian Taiwan bahwa akan ada pengiriman shabu ke Indonesia dalam jumlah besar, dilaklukan 6 WN Taiwan. Namun, dari hasil penggerebekan kemarin, hanya 4 WN Taiwan yang ada di lokasi, di mana satu di antaranya berhasil kabur.
"Barang datang dari China. Ini sudah kita ikuti sejak 2 bulan yang lalu. Jadi, anggota saya sudah ada di sini 2 bulan yang lalu bekerjasama dengan polisi Taiwan," jelas Kapolda Iriawan di lokasi penyergapan kawasan Panmtai Anyer, Kamis kemarin.
Terungkap, jaringan Taiwan penyelundup shabu 1 ton yang digerebek di Pantai Anyer ini bekerja sendiri tanpa bantuan kurir seorang WNI. Tapi, mereka memanfaatkan warga lokal untuk mencari tempat dan survei lokasi. Untuk menghilangkan kecurigaan, sindikat ini mengaku sebagai investor. Mereka meminta warga lokal untuk mencarikan tempat hingga kendaraan untuk disewa. Termasuk juga mencarikan rumah sewaan.
Selain untuk menyewa tempat dan kendaraan, jaringan Taiwan ini juga memanfaatkan warga lokal untuk menghapal tempat-tempat yang disurvei. Setelah hapal semua, mereka bekerja sendiri dan tingalkan warga lokal.
Sindikat tersebut diketahui pernah menyewa rumah di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Setelah 10 hari berada di Jakarta, mereka kemudian berangkat ke Malaysia, lalu kembali lagi ke Jakarta. "Selang 5 hari balik lagi, lalu menginap di hotel di Gajah Mada, lalu bolak-balik ke Anyer untuk survei tempat dan lokasi untuk mendaratkan barang," ungkap AKBP Bambang Yudhantara.
Shabu 1 ton itu dibawa dari lepas pantai dengan menggunakan dua unit perahu karet bermesin. Modusnya, shabu dalam kemasan karung ditenggelamkan ke laut dengan diikat tali, lalu ditarik perahu karet ke darat. "Berdasarkan keterangan tersangka, itu diangkut ke bibir pantai pakai dua perahu karet bermotor, masing-masing setengah ton bawanya. Kenapa kita tahu itu diceburin ke laut, karena kondisi karungnya basah semua. Jadi, barangnya kayaknya diseret perahu," jelas Bambang.
Paparan senada juga disampaikan Kapolda Irjen Iriawan. Menurut Iriawan, Jaringan Taiwan tersebut mengelabui petugas dengan menceburkan barang bukti ke laut di bibir pantai. "Sekaligus turun dari kapal 1 ton. Jadi untuk mengelabui atau melihat timing yang tepat, barang tersebut dicemplungkan ke laut bibir pantai untuk melihat situasi," tandas Iriawan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis kemarin.
Empat pelaku WN Taiwan masuk ke Hotel Mandalika di Pantai Anyer dengan alasan ingin mancing di laut. Penjaga hotel bernama Adheri mengatakan, empat orang pelaku masuk ke lingkungan hotelnya, Kamis dinihari sekitar pukul 00.00 WIB. Mereka mengaku ingin memancing dengan cara memperagakan tangan me-megang alat pancing, karena tidak bisa berbahasa Indonesia. Ternyata, mereka selundupkan shabu seberat 1 ton.
Menurut Kapolda Irjen Iriawan, shabu seberat 1 ton yang diselundupkan dari China itu rencananya akan diedarkan di Jakarta dan sekitarnya. Pasca penggerebekan, barang bukti shabu 1 ton dibawa ke Mapolda Metro Jaya, Jalan Trunojoyo Jakarta. Para pelaku yang tertangkap juga diamankan ke Mapolda Metro Jaya, untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.
Barang bukti shabu seberat 1 ton ini nilainya ditaksir mencapai Rp 1,5 triliun. "Nilainya Rp 1,5 triliun. Jadi, berapa juta manusia bisa diselamatkan oleh tertangkapnya shabu selundupan dari China ini," kata Iriawan. Sekadar dicatat, nilai shabu 1 ton ini setara dengan seperempat APBD Bali Tahun 2017, yang mencapai Rp 6,2 triliun.
Sementara, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menyatakan penyergapan shabu seberat 1 ton di Pantai Anyer kemarin merupakan yang terbesar di Indonesia. "Ya, ini terbesar di Indonesia sampai sekarang, sekitar 1 ton. Itu jaringan internasional, lewat laut," papar Irjen Setyo Wasisto dilansir detikcom terpisah di Hotel Santika Semarang, Kamis kemarin.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun mengapresiasi penyergapan shabu seberat 1 ton ini. "Saya sampaikan apresiasi karena itu cukup besar. Apresiasi tim penangkap," kata Jenderal Tito.
Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto menyebut keberhasilan polisi gagalkan penyelundupkan shabu 1 ton, praktis telah menyelamatkan 5 juta orang. Wiranto menganalogikan itu, karena untuk 1 gram shabu saja dapat membuat 5 orang teler. "Karena 1 gram saja sudah bisa bikin 5 orang teler, dari satu ton ba-yangkan itu," ujar Wiranto saat acara puncak peringatan Hari Narkotika Interna-sional yang digelar BNN di TMII Jakarta Timur, Kamis kemarin.
Untuk itu, Wiranto mengingatkan betapa pentingnya semua pihak memerangi narkoba yang dapat merusak bangsa Indonesia. Kasus penyelundupan 1 ton shabu di Pantai Anyer menjadi kasus narkoba yang cukup serius. "Kedatangan itu serius sekali. Kita ingin semua bersatu perangi narkoba," katanya. *
SERANG, NusaBali
Tim gabungan Dit Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok (Jawa Barat) berhasil gagalkan penyelundupan 1 ton shabu asal China yang dilakukan jaringan Taiwan di Pantai Anyer, Serang, Banten, Kamis (13/7) dinihari. Penyelundupan shabu 1 ton yang digagalkan ini merupaan terbesar di Indonesia, nilainya mencapai Rp 1,5 triliun atau seperempat APBD Bali.
Shabu seberat 1 ton ini diselundupkan dari China memalui laut menggunakan kapal, lalu diangkut ke lokasi Pantai Anyer dengan dua perahu karet ukuran besar. Kemudian, shabu seberat 1 ton diturunkan lima pelaku yang semuanya warga negara (WN) Taiwan di Hotel Mandalika yang berlokasi di Kampung Gudang Kopi, Desa Anyar, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Banten.
Penyergapan saat pelaku menurunkan barang haram shabu 1 ton, dinihari kemarin, dipimpin langsung Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta dan Kapolresta Depok Kombes Herry Heryawan. Turut dalam penyergapan adalah Kombes Made Astawa, AKBP Bambang Yudhantara SIK, AKP Malvino Edward Yusticia, dan AKP Rosana Albertina Labobar.
Dalam operasi enggagalkan penyelundupan shabu 1 ton, dinihari kemarin, polisi menangkap 2 WN Taiwan, masing-masing Chen Wei Cyuan dan Liao Guan Yu. Selain itu, ada satu pelaku yang terpaksa ditembak mati, Lin Ming Hui, karena melawan. Lin Ming Hui diketahui merupakan bos sekaligus bandar pengendali jaringan Taiwan. Sedangkan satu pelaku lagi berhasil melarikan diri, berinisial HYI. Seluruh pelaku adalah WN Taiwan.
Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan, mengatakan penyergapan jaringan Taiwan yang selundupkan 1 ton shabu ini dilakukan setelah melalui pengintaian di lokasi selama 2 bulan terakhir. Polri bekerjasama dengan kepolisian Taiwan untuk menggagalkan penyelundupan shabu tersebut.
Terakhir, Polri menerima informasi dari kepolisian Taiwan bahwa akan ada pengiriman shabu ke Indonesia dalam jumlah besar, dilaklukan 6 WN Taiwan. Namun, dari hasil penggerebekan kemarin, hanya 4 WN Taiwan yang ada di lokasi, di mana satu di antaranya berhasil kabur.
"Barang datang dari China. Ini sudah kita ikuti sejak 2 bulan yang lalu. Jadi, anggota saya sudah ada di sini 2 bulan yang lalu bekerjasama dengan polisi Taiwan," jelas Kapolda Iriawan di lokasi penyergapan kawasan Panmtai Anyer, Kamis kemarin.
Terungkap, jaringan Taiwan penyelundup shabu 1 ton yang digerebek di Pantai Anyer ini bekerja sendiri tanpa bantuan kurir seorang WNI. Tapi, mereka memanfaatkan warga lokal untuk mencari tempat dan survei lokasi. Untuk menghilangkan kecurigaan, sindikat ini mengaku sebagai investor. Mereka meminta warga lokal untuk mencarikan tempat hingga kendaraan untuk disewa. Termasuk juga mencarikan rumah sewaan.
Selain untuk menyewa tempat dan kendaraan, jaringan Taiwan ini juga memanfaatkan warga lokal untuk menghapal tempat-tempat yang disurvei. Setelah hapal semua, mereka bekerja sendiri dan tingalkan warga lokal.
Sindikat tersebut diketahui pernah menyewa rumah di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Setelah 10 hari berada di Jakarta, mereka kemudian berangkat ke Malaysia, lalu kembali lagi ke Jakarta. "Selang 5 hari balik lagi, lalu menginap di hotel di Gajah Mada, lalu bolak-balik ke Anyer untuk survei tempat dan lokasi untuk mendaratkan barang," ungkap AKBP Bambang Yudhantara.
Shabu 1 ton itu dibawa dari lepas pantai dengan menggunakan dua unit perahu karet bermesin. Modusnya, shabu dalam kemasan karung ditenggelamkan ke laut dengan diikat tali, lalu ditarik perahu karet ke darat. "Berdasarkan keterangan tersangka, itu diangkut ke bibir pantai pakai dua perahu karet bermotor, masing-masing setengah ton bawanya. Kenapa kita tahu itu diceburin ke laut, karena kondisi karungnya basah semua. Jadi, barangnya kayaknya diseret perahu," jelas Bambang.
Paparan senada juga disampaikan Kapolda Irjen Iriawan. Menurut Iriawan, Jaringan Taiwan tersebut mengelabui petugas dengan menceburkan barang bukti ke laut di bibir pantai. "Sekaligus turun dari kapal 1 ton. Jadi untuk mengelabui atau melihat timing yang tepat, barang tersebut dicemplungkan ke laut bibir pantai untuk melihat situasi," tandas Iriawan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis kemarin.
Empat pelaku WN Taiwan masuk ke Hotel Mandalika di Pantai Anyer dengan alasan ingin mancing di laut. Penjaga hotel bernama Adheri mengatakan, empat orang pelaku masuk ke lingkungan hotelnya, Kamis dinihari sekitar pukul 00.00 WIB. Mereka mengaku ingin memancing dengan cara memperagakan tangan me-megang alat pancing, karena tidak bisa berbahasa Indonesia. Ternyata, mereka selundupkan shabu seberat 1 ton.
Menurut Kapolda Irjen Iriawan, shabu seberat 1 ton yang diselundupkan dari China itu rencananya akan diedarkan di Jakarta dan sekitarnya. Pasca penggerebekan, barang bukti shabu 1 ton dibawa ke Mapolda Metro Jaya, Jalan Trunojoyo Jakarta. Para pelaku yang tertangkap juga diamankan ke Mapolda Metro Jaya, untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.
Barang bukti shabu seberat 1 ton ini nilainya ditaksir mencapai Rp 1,5 triliun. "Nilainya Rp 1,5 triliun. Jadi, berapa juta manusia bisa diselamatkan oleh tertangkapnya shabu selundupan dari China ini," kata Iriawan. Sekadar dicatat, nilai shabu 1 ton ini setara dengan seperempat APBD Bali Tahun 2017, yang mencapai Rp 6,2 triliun.
Sementara, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menyatakan penyergapan shabu seberat 1 ton di Pantai Anyer kemarin merupakan yang terbesar di Indonesia. "Ya, ini terbesar di Indonesia sampai sekarang, sekitar 1 ton. Itu jaringan internasional, lewat laut," papar Irjen Setyo Wasisto dilansir detikcom terpisah di Hotel Santika Semarang, Kamis kemarin.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun mengapresiasi penyergapan shabu seberat 1 ton ini. "Saya sampaikan apresiasi karena itu cukup besar. Apresiasi tim penangkap," kata Jenderal Tito.
Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto menyebut keberhasilan polisi gagalkan penyelundupkan shabu 1 ton, praktis telah menyelamatkan 5 juta orang. Wiranto menganalogikan itu, karena untuk 1 gram shabu saja dapat membuat 5 orang teler. "Karena 1 gram saja sudah bisa bikin 5 orang teler, dari satu ton ba-yangkan itu," ujar Wiranto saat acara puncak peringatan Hari Narkotika Interna-sional yang digelar BNN di TMII Jakarta Timur, Kamis kemarin.
Untuk itu, Wiranto mengingatkan betapa pentingnya semua pihak memerangi narkoba yang dapat merusak bangsa Indonesia. Kasus penyelundupan 1 ton shabu di Pantai Anyer menjadi kasus narkoba yang cukup serius. "Kedatangan itu serius sekali. Kita ingin semua bersatu perangi narkoba," katanya. *
Komentar