Buleleng Datangkan Cabai Banyuwangi
SINGARAJA, NusaBali - Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Argha Nayottama setiap hari memasok 2-3 kuintal cabai rawit merah dari Banyuwangi. Pasokan cabai didatangkan dari luar pulau karena pasokan cabai lokal Buleleng sedang minim, di tengah harga yang semakin tinggi.
Perumda Pasar sejak Juli 2021 secara rutin menyiapkan sejumlah kebutuhan pokok pemicu inflasi. Mulai dari beras, gula pasir, minyak goreng dan juga cabai rawit, kebutuhan yang seringkali memicu inflasi. Khusus untuk cabai rawit selain disiapkan untuk gerakan pangan murah yang disiapkan setiap hari di dua pasar besar di Buleleng, juga didistribusikan ke pedagang pasar. Hal ini sebagai upaya untuk mengintervensi harga, terutama saat harga bahan pangan naik seperti saat ini.
Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng Putu Suardhana dihubungi Minggu (12/11) menyebut, tetap mengupayakan pasokan bahan pokok tetap stabil. Pemkab Buleleng dan sejumlah kelompok petani cabai di Banyuwangi pun menjalin kerjasama untuk memastikan pasokan cabai rawit di Buleleng tetap tersedia.
“Untuk cabai lokal Buleleng masih kurang memenuhi kebutuhan pasar, apalagi saat musim-musim sekarang yang memang sudah habis musim panennya. Di sentra-sentra cabai seperti Pakisan dan Gerokgak masih ada sedikit tetapi harganya lebih mahal dengan cabai dari Jawa, itu pun biasanya sudah diambil restoran dan hotel. Untuk intervensi harga tentu kita cari jalan tengah,” ucap Suardhana.
Cabai lokal Buleleng saat ini nilai jual di petani sebesar Rp 65.000 per kilogram. Sedangkan cabai produksi Banyuwangi dan sekitarnya kisaran Rp 59.000-Rp 63.000 per kilogramnya. “Seperti sekarang yang kami pasok itu cabai Ampenan Rp 59.000 per kilogram kami dapat di petani. Kemudian kami distribusikan ke pedagang pasar Rp 60.000 per kilogram. Sehingga lebih terjangkau dan bisa dibeli masyarakat,” imbuh dia.
Menurut Suardhana, kebutuhan cabai rawit di Buleleng setiap harinya mencapai 5-6 kuintal. Selain suplai dari Perumda Pasar, sebagian kebutuhan masih dipenuhi oleh pengepul dan distributor. 7k23
Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng Putu Suardhana dihubungi Minggu (12/11) menyebut, tetap mengupayakan pasokan bahan pokok tetap stabil. Pemkab Buleleng dan sejumlah kelompok petani cabai di Banyuwangi pun menjalin kerjasama untuk memastikan pasokan cabai rawit di Buleleng tetap tersedia.
“Untuk cabai lokal Buleleng masih kurang memenuhi kebutuhan pasar, apalagi saat musim-musim sekarang yang memang sudah habis musim panennya. Di sentra-sentra cabai seperti Pakisan dan Gerokgak masih ada sedikit tetapi harganya lebih mahal dengan cabai dari Jawa, itu pun biasanya sudah diambil restoran dan hotel. Untuk intervensi harga tentu kita cari jalan tengah,” ucap Suardhana.
Cabai lokal Buleleng saat ini nilai jual di petani sebesar Rp 65.000 per kilogram. Sedangkan cabai produksi Banyuwangi dan sekitarnya kisaran Rp 59.000-Rp 63.000 per kilogramnya. “Seperti sekarang yang kami pasok itu cabai Ampenan Rp 59.000 per kilogram kami dapat di petani. Kemudian kami distribusikan ke pedagang pasar Rp 60.000 per kilogram. Sehingga lebih terjangkau dan bisa dibeli masyarakat,” imbuh dia.
Menurut Suardhana, kebutuhan cabai rawit di Buleleng setiap harinya mencapai 5-6 kuintal. Selain suplai dari Perumda Pasar, sebagian kebutuhan masih dipenuhi oleh pengepul dan distributor. 7k23
Komentar