nusabali

Antisipasi Sampah Kiriman, 500 Personel Siaga

  • www.nusabali.com-antisipasi-sampah-kiriman-500-personel-siaga

Untuk peralatan yang sudah dipersiapkan antara lain 3 loader, 1 eskavator, dan 42 mobil truk pengangkut sampah.

MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 500 tenaga kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung, siaga untuk mengantisipasi sampah kiriman akibat musim angin baratan. Fenomena tahunan ini biasanya terjadi pada periode Oktober hingga April dan puncaknya pada Desember hingga Januari.

Koordinator Evakuasi Dini Sampah Laut (Desalut) Dinas LHK Badung I Made Gde Dwipayana, mengatakan kesiapan timnya dalam menghadapi musim angin baratan yang sudah menjadi fenomena tahunan. Namun musim angin baratan tahun ini, katanya, mengalami kemunduran.

“Tapi kami telah mempersiapkan segala sesuatunya, seperti peralatan dan tenaga kebersihan untuk mengatasi potensi sampah kiriman yang akan menepi di pesisir sebelah barat,” ujar Dwipayana, Senin (13/11).

Dikatakan, untuk peralatan yang sudah dipersiapkan antara lain 3 loader, 1 eskavator, dan 42 mobil truk pengangkut sampah. Sedangkan jumlah personel yang diagakan sekitar 500 orang. “Saat ini kami sedang menunggu munculnya sampah. Proses evakuasi biasanya dilakukan dengan membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung. Meskipun TPA Suwung sempat mengalami kebakaran, namun sudah dibuka kembali,” jelas Dwipayana.

Masih menurut Dwipayana, dari pengalaman selama ini sampah kiriman di pantai yang dibuang ke TPA Suwung hanya sampah organik dan sampak plastik. Sedangkan sampah kayu dan ranting dihancurkan menggunakan alat pemotong kayu.

Lebih lanjut, Dwipayana menjelaskan soal tantangan terberat yang akan dihadapi oleh timnya tahun ini adalah abrasi di Pantai Kuta, yang menyulitkan akses untuk menggunakan alat berat. “Makanya kami membagi pesisir menjadi 10 zona, dengan prioritas utama pada Pantai Samigita (Seminyak, Legian, Kuta), kemudian disusul oleh Pantai Jimbaran dan Kedonganan,” ujarnya.

“Intinya kami untuk skala prioritas di Pantai Samigita, karena pantainya sudah mendunia dan wisatawan banyak melancong ke sana. Tetapi semua pantai akan kami bersihkan,” imbuh Dwipayana.

Selain mengandalkan tenaga kebersihan, Dwipayana juga sudah berkoordinasi dengan desa adat dan pengelola pantai setempat. Dia berharap partisipasi aktif dari semua pihak. “Kami berharap ada keterlibatan dari seluruh komponen masyarakat, termasuk desa adat, lembaga masyarakat, restoran, hotel di sekitar pantai untuk ikut berkolaborasi dalam menjaga kebersihan pantai,” harapnya. 7 ol3

Komentar