Kemarau Panjang, 6 Embung di Karangasem Kekeringan
AMLAPURA, NusaBali - Sebanyak 6 embung dari 18 embung yang ada di Karangasem kondisinya kering. Walau kekeringan, namun lapisan geomembran embung itu dinyatakan masih aman.
Geomembran adalah salah satu material geosintetik berbentuk lembaran impermeable yang terbuat dari bahan sintetik semacam plastik.
"Lapisan geomembran tidak masalah karena kedap air, walau dalam kondisi kering. Sebab kekuatan geomembran selama 30 tahun-40 tahun," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas PUPR (Pekerjaan Umum Penataan Ruang) Karangasem, I Made Wiguna ditemui di ruang kerjanya, Jalan Nenas Amlapura, Senin (13/11).
Menurutnya keringnya embung karena musim kemarau panjang. Dari 18 embung di Karangasem, 6 embung kering tanpa air, sedangkan 12 embung lainnya volume airnya menyusut drastis. Lapisan geomembran untuk tempat menampung air berbahan sintetik sejenis plastik yang kedap air. Itu sebagai material utama membangun embung untuk menampung air dari lereng gunung atau sejenis waduk mini.
Enam embung yang kekeringan, yakni Embung Datah I di Desa Datah, Kecamatan Abang, Embung Batudawa I dan Batudawa II di Banjar Batudawa, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Embung Muntig di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Embung Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem dan Embung Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat.
Lalu Embung Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat dengan tinggi air maksimal 2,90 meter kapasitas 4.432 M3, dibangun tahun 2000 dengan biaya Rp 1,05 miliar, telah lama kering. Air di embung itu selama ini untuk warga di Banjar Sogra dan sekitarnya. Selama ini mengandalkan air hujan dengan menyadap di lereng Gunung Agung, dialirkan gunakan pipa dan ditampung di embung tersebut. mengingat cukup lama tidak turun hujan, maka persediaan air di embung itu habis.
Sedangkan embung Datah I, Desa Datah, Kecamatan Abang dengan kapasitas 10.250 m3, Embung Muntig di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, dengan kapasitas 26.250 m3. Sedangkan embung Batu Dawa I, Desa/Kecamatan Kubu ketinggian air dengan volume maksimal 2,80 meter, Embung Batu Dawa II volume maksimal ketinggian 5 meter. "Nanti kalau mulai turun hujan, embung yang ada kembali terisi, kan memang embung itu untuk menampung air hujan," tambahnya. Rata-rata katanya sejak awal Oktober 2023, enam embung itu tidak berisi air. "Embung Pura Pasar Agung kering, karena belum turun hujan," jelas penjaga embung Pura Pasar Agung I Nyoman Santep. 7 k16
"Lapisan geomembran tidak masalah karena kedap air, walau dalam kondisi kering. Sebab kekuatan geomembran selama 30 tahun-40 tahun," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas PUPR (Pekerjaan Umum Penataan Ruang) Karangasem, I Made Wiguna ditemui di ruang kerjanya, Jalan Nenas Amlapura, Senin (13/11).
Menurutnya keringnya embung karena musim kemarau panjang. Dari 18 embung di Karangasem, 6 embung kering tanpa air, sedangkan 12 embung lainnya volume airnya menyusut drastis. Lapisan geomembran untuk tempat menampung air berbahan sintetik sejenis plastik yang kedap air. Itu sebagai material utama membangun embung untuk menampung air dari lereng gunung atau sejenis waduk mini.
Enam embung yang kekeringan, yakni Embung Datah I di Desa Datah, Kecamatan Abang, Embung Batudawa I dan Batudawa II di Banjar Batudawa, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Embung Muntig di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Embung Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem dan Embung Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat.
Lalu Embung Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat dengan tinggi air maksimal 2,90 meter kapasitas 4.432 M3, dibangun tahun 2000 dengan biaya Rp 1,05 miliar, telah lama kering. Air di embung itu selama ini untuk warga di Banjar Sogra dan sekitarnya. Selama ini mengandalkan air hujan dengan menyadap di lereng Gunung Agung, dialirkan gunakan pipa dan ditampung di embung tersebut. mengingat cukup lama tidak turun hujan, maka persediaan air di embung itu habis.
Sedangkan embung Datah I, Desa Datah, Kecamatan Abang dengan kapasitas 10.250 m3, Embung Muntig di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, dengan kapasitas 26.250 m3. Sedangkan embung Batu Dawa I, Desa/Kecamatan Kubu ketinggian air dengan volume maksimal 2,80 meter, Embung Batu Dawa II volume maksimal ketinggian 5 meter. "Nanti kalau mulai turun hujan, embung yang ada kembali terisi, kan memang embung itu untuk menampung air hujan," tambahnya. Rata-rata katanya sejak awal Oktober 2023, enam embung itu tidak berisi air. "Embung Pura Pasar Agung kering, karena belum turun hujan," jelas penjaga embung Pura Pasar Agung I Nyoman Santep. 7 k16
1
Komentar