Komisi III Sidak SMPN 16 Denpasar, Rekanan Diminta Tak Molor Garap Proyek
DENPASAR, NusaBali - Komisi III dan IV DPRD Kota Denpasar akhirnya turun memantau proyek yang tengah berjalan. Salah satu proyek yang dipantau yakni pembangunan gedung SMPN 16 Denpasar di Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, Selasa (14/11).
Saat memantau proyek tersebut, Komisi III meminta rekanan agar menyelesaikan pembangunan sesuai waktu kontrak dan tidak ada alasan lagi proyek molor.
Pemantauan tersebut dipimpin Ketua DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Golkar I Wayan Mariyana Wandhira dan Ketua Komisi III dari Fraksi PDIP Eko Supriadi, Ketua Komisi IV dari Fraksi Golkar I Wayan Duaja, dan jajaran didampingi komite, Perbekel Sidakarya, serta tokoh masyarakat setempat. Mereka berangkat ke lokasi sekitar pukul 09.00 Wita.
“Pihak rekanan kami minta, kualitasnya harus sesuai spek, sehingga tidak seperti pembangunan gedung SMPN 15 di Padangsambian,” ujar Eko Supriadi.
Wandhira menambahkan, pihak rekanan harus tetap memperhatikan rentang waktu yang tersisa. Karena melihat kondisi yang ada, potensi molor cukup besar. Dia pesimistis dengan waktu yang tersisa, proyek tersebut akan bisa selesai sesuai target yang ada. “Ini harus diperhatikan waktunya, jangan sampai waktu dekat baru cepat-cepatan dikerjakan. Itu tidak akan memaksimalkan pengerjaan gedung ini,” ucapnya.
Terkait hal itu, pihak rekanan, Wayan Heri didampingi PPK Lanang Dwija Putra, menyampaikan saat ini progres pengerjaan proyek gedung SMPN 16 berjalan cukup baik. Dia meyakini proyek senilai Rp 15,8 miliar tersebut bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan, yakni 22 Desember 2023.
Menurutnya, hingga minggu ke-22 (6–12 November 2023) realisasinya telah mencapai 77,942 persen. Ada deviasi positif sebesar 0,190 persen dari target, yakni 77,752 persen. Meski demikian, pihak rekanan pelaksana (kontraktor), yakni PT Pandu Jaya Karta diminta memperhatikan realisasi, karena batas akhir pengerjaan sudah dekat, yaitu pada 22 Desember 2023.
Sementara itu, konsultan pengawas dari PT Catur Artha, Wayan Sujana mengatakan pihaknya terus menggenjot agar kontraktor bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ada. Diakui pada awal pengerjaan proyek tersebut sempat terkendala, karena harus mengubah gambar.
Gambar yang ada awalnya mencaplok lahan warga, sehingga harus direvisi. Revisi tersebut memerlukan waktu sekitar sebulan lebih. Akibatnya, berdampak pada molornya waktu pengerjaan, sehingga sekarang diperpanjang lagi menjadi 22 Desember yang seharusnya kontrak selesai per 8 Desember 2023.
“Kami terus pantau dan ada beberapa alternatif, yakni menambah tenaga dan mandor setiap lantai. Kemudian ada pula pekerja ditambah dan lembur, sehingga dalam seminggu diharapkan bisa terealisasi 4,5 persen,” kata Sujana. 7 mis
Pemantauan tersebut dipimpin Ketua DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Golkar I Wayan Mariyana Wandhira dan Ketua Komisi III dari Fraksi PDIP Eko Supriadi, Ketua Komisi IV dari Fraksi Golkar I Wayan Duaja, dan jajaran didampingi komite, Perbekel Sidakarya, serta tokoh masyarakat setempat. Mereka berangkat ke lokasi sekitar pukul 09.00 Wita.
“Pihak rekanan kami minta, kualitasnya harus sesuai spek, sehingga tidak seperti pembangunan gedung SMPN 15 di Padangsambian,” ujar Eko Supriadi.
Wandhira menambahkan, pihak rekanan harus tetap memperhatikan rentang waktu yang tersisa. Karena melihat kondisi yang ada, potensi molor cukup besar. Dia pesimistis dengan waktu yang tersisa, proyek tersebut akan bisa selesai sesuai target yang ada. “Ini harus diperhatikan waktunya, jangan sampai waktu dekat baru cepat-cepatan dikerjakan. Itu tidak akan memaksimalkan pengerjaan gedung ini,” ucapnya.
Terkait hal itu, pihak rekanan, Wayan Heri didampingi PPK Lanang Dwija Putra, menyampaikan saat ini progres pengerjaan proyek gedung SMPN 16 berjalan cukup baik. Dia meyakini proyek senilai Rp 15,8 miliar tersebut bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan, yakni 22 Desember 2023.
Menurutnya, hingga minggu ke-22 (6–12 November 2023) realisasinya telah mencapai 77,942 persen. Ada deviasi positif sebesar 0,190 persen dari target, yakni 77,752 persen. Meski demikian, pihak rekanan pelaksana (kontraktor), yakni PT Pandu Jaya Karta diminta memperhatikan realisasi, karena batas akhir pengerjaan sudah dekat, yaitu pada 22 Desember 2023.
Sementara itu, konsultan pengawas dari PT Catur Artha, Wayan Sujana mengatakan pihaknya terus menggenjot agar kontraktor bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ada. Diakui pada awal pengerjaan proyek tersebut sempat terkendala, karena harus mengubah gambar.
Gambar yang ada awalnya mencaplok lahan warga, sehingga harus direvisi. Revisi tersebut memerlukan waktu sekitar sebulan lebih. Akibatnya, berdampak pada molornya waktu pengerjaan, sehingga sekarang diperpanjang lagi menjadi 22 Desember yang seharusnya kontrak selesai per 8 Desember 2023.
“Kami terus pantau dan ada beberapa alternatif, yakni menambah tenaga dan mandor setiap lantai. Kemudian ada pula pekerja ditambah dan lembur, sehingga dalam seminggu diharapkan bisa terealisasi 4,5 persen,” kata Sujana. 7 mis
1
Komentar