Kementan Dekatkan Pertanian dengan Siswa
DENPASAR, NusaBali - Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Bali Kementerian Pertanian (Kementan) menandatangani kerja sama dengan SLB Negeri 2 Denpasar, bertempat di Kantor BPSIP Bali, Jalan Bypass Ngurah Rai Gang Pertanian 1A, Denpasar Selatan, Rabu (15/11). Kerjasama ini diharapkan mendekatkan dunia pertanian kepada generasi muda.
Kepala BPSIP Bali I Made Rai Yasa mengakui minat generasi muda menggeluti pertanian cukup rendah. Untuk itu pihaknya bergandengan tangan dengan pihak sekolah tidak terkecuali Sekolah Luar Biasa.
"SLB anak-anaknya spesial seandainya nanti mereka kesulitan mencari pekerjaan paling tidak ada aktivitas yang bikin happy, tanam cabai, tanam terong," ujar Rai Yasa, Rabu (15/11).
Rai Yasa mengatakan, para penyuluh BPSIP Bali melakukan pendampingan kepada guru maupun siswa SLBN 2 Denpasar berupa bantuan bibit hingga mengajarkan melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman buah dan sayur.
Sasaran yang ingin diraih pihaknya adalah mengenalkan terlebih dahulu bahwa bercocok tanam itu kegiatan yang menyenangkan. Menurutnya, aktivitas menanam tanaman tidaklah sulit asal memiliki niat untuk melakukannya. "Di pertanian yang penting mau tanam dan memelihara, untuk menghasilkan sesuatu itu lebih gampang," sebutnya.
Jelasnya, potensi pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia mencontohkan satu pohon cabai rawit bahkan dapat menghasilkan 1 kilogram buah cabai. Dengan harga yang mencapai minimal Rp 50.000 per kilogram menjadi penghasilan yang menjanjikan.
Jika pun tidak sebagai pekerjaan utama, ujar Rai Yasa, bertani kecil-kecil di halaman juga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga. "Kita orang Bali satu hari rata-rata butuh 67 gram cabai,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SLBN 2 Denpasar Ni Wayan Rapiyanti ersyukur dengan kerja sama yang dilakukan dengan pihak Kementerian Pertanian selama ini. Pemutakhiran kerjasama ini terkait dengan perubahan nomenklatur di lingkungan Kementan. Siswa SLBN 2 Denpasar selama ini telah menanam sejumlah tanaman sayur seperti terong, pare, dan lainnya. Menurutnya pendampingan dari penyuluh BPSIP Bali sangat membantu para siswa untuk menerapkan cara menanam dan memelihara yang tepat. "Semua tanaman awalnya bantuan dari mereka (BPSIP Bali)," ungkap Rapiyanti.
Dia menambahkan, hasil panen tanaman-tanaman tersebut dipamerkan pada kegiatan sekolah dan dibeli oleh masyarakat sekitar. 7 cr78
"SLB anak-anaknya spesial seandainya nanti mereka kesulitan mencari pekerjaan paling tidak ada aktivitas yang bikin happy, tanam cabai, tanam terong," ujar Rai Yasa, Rabu (15/11).
Rai Yasa mengatakan, para penyuluh BPSIP Bali melakukan pendampingan kepada guru maupun siswa SLBN 2 Denpasar berupa bantuan bibit hingga mengajarkan melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman buah dan sayur.
Sasaran yang ingin diraih pihaknya adalah mengenalkan terlebih dahulu bahwa bercocok tanam itu kegiatan yang menyenangkan. Menurutnya, aktivitas menanam tanaman tidaklah sulit asal memiliki niat untuk melakukannya. "Di pertanian yang penting mau tanam dan memelihara, untuk menghasilkan sesuatu itu lebih gampang," sebutnya.
Jelasnya, potensi pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia mencontohkan satu pohon cabai rawit bahkan dapat menghasilkan 1 kilogram buah cabai. Dengan harga yang mencapai minimal Rp 50.000 per kilogram menjadi penghasilan yang menjanjikan.
Jika pun tidak sebagai pekerjaan utama, ujar Rai Yasa, bertani kecil-kecil di halaman juga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga. "Kita orang Bali satu hari rata-rata butuh 67 gram cabai,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SLBN 2 Denpasar Ni Wayan Rapiyanti ersyukur dengan kerja sama yang dilakukan dengan pihak Kementerian Pertanian selama ini. Pemutakhiran kerjasama ini terkait dengan perubahan nomenklatur di lingkungan Kementan. Siswa SLBN 2 Denpasar selama ini telah menanam sejumlah tanaman sayur seperti terong, pare, dan lainnya. Menurutnya pendampingan dari penyuluh BPSIP Bali sangat membantu para siswa untuk menerapkan cara menanam dan memelihara yang tepat. "Semua tanaman awalnya bantuan dari mereka (BPSIP Bali)," ungkap Rapiyanti.
Dia menambahkan, hasil panen tanaman-tanaman tersebut dipamerkan pada kegiatan sekolah dan dibeli oleh masyarakat sekitar. 7 cr78
Komentar