Sopir Minibus Maut Diamankan di Mapolres
Polda Bali Turun Olah TKP, Diduga Fungsi Rem Bermasalah
Enam korban meninggal Jasa Raharja memberikan santunan masing-masing Rp 50 juta dan korban dirawat di RS mendapat biaya pengobatan maksimal Rp 21 juta
AMLAPURA, NusaBali
Sopir minibus bernopol DK 7075 SY, I Gede Dana,62, warga asal Banjar Ngis, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng hingga, Jumat (17/11) masih diamankan di Mapolres Karangasem pasca kecelakaan maut yang menewaskan 6 orang di jalan tanjakan/turunan perbatasan antara Nongan-Bangli, tepatnya di wilayah Banjar Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (16/11) sore. Gede Dana saat ditemui mengaku masih shock dan merasa bersalah atas kecelakaan yang menyebabkan 6 orang meregang nyawa. Gede Dana sendiri mengalami luka-luka cukup serius, berupa lecet pada lengan kanan.
Pada, Jumat kemarin sang istri Nyoman Darmi, 60, dan tiga putrinya mendatanginya ke Mapolres Karangasem Jalan Bhayangkara Amlapura, Karangasem. Ayah 3 putri, dan 6 cucu ini menuturkan sudah melakoni pekerjaan sebagai sopir minibus sejak tahun 2008 silam. Sebelumnya dia sebagai kernet angkutan umum trayek Amlapura-Singaraja. Dia mengaku rutin menservis minibus miliknya secara berkala, setiap hendak ada carteran mengecek kondisi mesin, apalagi untuk bepergian jauh.
Saat mengantar 15 pamedek asal Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu untuk melakukan persembahyangan di Pura Pulasari, di Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli, Kamis (16/11), pengecekan serupa juga telah dilakukannya.
Apalagi para pamedek tersebut telah jadi langganan setiap enam bulan sekali saat melakukan persembahyangan dalam rangkaian Piodalan di Pura Pulasari yang puncaknya jatuh pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (15/11). Hanya saja, di luar dugaan saat kembali dari Pura Pulasari, begitu memasuki tikungan pertama kondisi jalan mulai menurun di depan Setra Desa Adat Bambang, Banjar/Desa Bambang, Kecamatan Tembuku, Bangli ke arah timur menuju Amlapura saat hendak oper gigi, justru gigi kecil tidak dia temukan. Mobil pun langsung meluncur mengikuti jalan menurun dan hilang kendali.
Walau kondisi jalan provinsi itu cukup bagus, tetapi minibus melaju zigzag dan sempat menghantam pal jalan di sisi kanan ke arah timur, kemudian menghantam truk engkel biru DK 8897 BG milik I Kadek Dwi yang sedang menaikkan pasir.
Kalau saja, minibus tidak menghantam truk engkel, bisa nyemplung ke Tukad (Sungai) Jinah ke arah utara. "Saya tidak ada firasat apa-apa sebelumnya, setelah kejadian saya merasakan sakit di punggung, tangan kanan dan pergelangan kedua tangan," ujar kakek 6 orang cucu ini. Dia mengaku masih shock dan trauma atas kejadian itu, apalagi pamedek yang jadi pelanggannya meninggal. Kesedihannya pun makin menjadi, sebab para korban sangat dia kenal karena sudah lama jadi langganannya.
Sopir minibus bernopol DK 7075 SY, I Gede Dana,62, warga asal Banjar Ngis, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng hingga, Jumat (17/11) masih diamankan di Mapolres Karangasem pasca kecelakaan maut yang menewaskan 6 orang di jalan tanjakan/turunan perbatasan antara Nongan-Bangli, tepatnya di wilayah Banjar Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (16/11) sore. Gede Dana saat ditemui mengaku masih shock dan merasa bersalah atas kecelakaan yang menyebabkan 6 orang meregang nyawa. Gede Dana sendiri mengalami luka-luka cukup serius, berupa lecet pada lengan kanan.
Pada, Jumat kemarin sang istri Nyoman Darmi, 60, dan tiga putrinya mendatanginya ke Mapolres Karangasem Jalan Bhayangkara Amlapura, Karangasem. Ayah 3 putri, dan 6 cucu ini menuturkan sudah melakoni pekerjaan sebagai sopir minibus sejak tahun 2008 silam. Sebelumnya dia sebagai kernet angkutan umum trayek Amlapura-Singaraja. Dia mengaku rutin menservis minibus miliknya secara berkala, setiap hendak ada carteran mengecek kondisi mesin, apalagi untuk bepergian jauh.
Saat mengantar 15 pamedek asal Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu untuk melakukan persembahyangan di Pura Pulasari, di Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli, Kamis (16/11), pengecekan serupa juga telah dilakukannya.
Apalagi para pamedek tersebut telah jadi langganan setiap enam bulan sekali saat melakukan persembahyangan dalam rangkaian Piodalan di Pura Pulasari yang puncaknya jatuh pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (15/11). Hanya saja, di luar dugaan saat kembali dari Pura Pulasari, begitu memasuki tikungan pertama kondisi jalan mulai menurun di depan Setra Desa Adat Bambang, Banjar/Desa Bambang, Kecamatan Tembuku, Bangli ke arah timur menuju Amlapura saat hendak oper gigi, justru gigi kecil tidak dia temukan. Mobil pun langsung meluncur mengikuti jalan menurun dan hilang kendali.
Walau kondisi jalan provinsi itu cukup bagus, tetapi minibus melaju zigzag dan sempat menghantam pal jalan di sisi kanan ke arah timur, kemudian menghantam truk engkel biru DK 8897 BG milik I Kadek Dwi yang sedang menaikkan pasir.
Kalau saja, minibus tidak menghantam truk engkel, bisa nyemplung ke Tukad (Sungai) Jinah ke arah utara. "Saya tidak ada firasat apa-apa sebelumnya, setelah kejadian saya merasakan sakit di punggung, tangan kanan dan pergelangan kedua tangan," ujar kakek 6 orang cucu ini. Dia mengaku masih shock dan trauma atas kejadian itu, apalagi pamedek yang jadi pelanggannya meninggal. Kesedihannya pun makin menjadi, sebab para korban sangat dia kenal karena sudah lama jadi langganannya.
Gede Dana merasa bersalah atas kejadian itu. Dia pun waswas, sebab sejak dia di Puskesmas Rendang, Kamis malam keluarga korban tampak emosi dan hendak melampiaskannya kepada Gede Dana. Adapun korban meninggal dalam kecelakaan itu, yakni pasangan suami istri, I Gede Sili,42, dan Ni Nyoman Ayu,42, sedangkan nenek Ni Luh Kantun,60, meninggal bersama cucunya I Komang Krama, 9. Dua korban meninggal lainnya, Ni Made Riati, 54, dan I Ketut Mangku, 46.
Gede Dana mengaku tak bisa tidur, pikirannya masih menerawang mengingat kejadian itu. Sedangkan sang istri Nyoman Darmi yang menemaninya kemarin mengaku mendengar musibah menimpa sang suami, Kamis malam. "Awalnya waswas, biasanya sore suami saya telah ada di rumah, tetapi kali ini sampai malam belum pulang," jelas ibu tiga putri dan 6 cucu ini. Kasat Lantas Polres Karangasem AKP I Komang Sapta Pramana seizin Kapolres AKBP Ricko AA Taruna mengaku belum memeriksa sopir minibus I Gede Dana.
"Sopir itu masih sakit, akan berobat dulu besok (Sabtu, red), di samping itu dia masih shock, merasa bersalah, dan waswas," jelas AKP Sapta Pramana. Dia menambahkan kehadiran sopir I Gede Dana di Mapolres Karangasem kaitannya juga mohon perlindungan. "Diamankan, sekaligus mohon perlindungan," katanya.
Sementara ini pihaknya baru memintai keterangan saksi, I Komang Dwi dari Banjar Bukian, Desa Nongan, Kecamatan Rendang selaku pemilik truk engkel, DK 8897 BG. Saksi Komang Dwi mengakui telah memberikan keterangan sebatas kesaksian. "Saya katakan, sesaat sebelum kejadian ada suara rem dari arah barat, saya lihat minibus jalannya oleng, langsung saya menghindar," kata Komang Dwi.
Kemarin minibus dan truk engkel telah dievakuasi dari TKP (tempat kejadian perkara), truk engkel diamankan di Mapolsek Rendang, dan minibus diamankan di Mapolres Karangasem sebagai barang bukti. Mengenai kondisi 9 pamedek yang sempat menjalani perawatan di RS BaliMed Amlapura, hanya korban I Nyoman Dayuh,45, yang dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Sedangkan Ni Kadek Dwi Ratpini,41, Ni Nengah Buda,60, Ni Kadek Winda Ristayani,15, I Komang Suama Adi Purwa,12, Ni Luh Suari, 60, I Gede Dana,62, Ni Luh Suci,50, masih menjalani perawatan di RS BaliMed, satu korban I Ketut Winarta Purwa Delem,8, telah pulang.
Pihak kepolisian masih mendalami kasus kecelakaan maut yang terjadi di jalan tanjakan perbatasan antara Nongan-Bangli, tepatnya di wilayah Banjar Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (16/11) sore. Dit Lantas Polda Bali turun ke TKP pada, Jumat kemarin. Petugas menggunakan teknologi Traffic Accident Analysis (TAA).
Dirlantas Polda Bali, Kombes Pol Ruminio Ardano, menjelaskan pihaknya masih dalam tahap olah TKP. Namun dari hasil awal lidik sejak Kamis, sementara kejadian kecelakaan ini diakibatkan oleh out of control (OC) hingga menyebabkan hilangnya kendali oleh kendaraan microbus (minibus) dari turunan yang dimungkinkan. Bisa jadi juga karena fungsi rem yang tidak baik, sehingga terjadinya lepas kendali.
Akibat kejadian tersebut, kendaraan mengalami oleng hingga menabrak truk yang sedang berhenti di pinggir jalan. "Ini merupakan kesimpulan awal. Nanti akan dilakukan lagi Traffic Accident Analysis (TAA) terkait dengan hal tersebut, menggunakan scientific crime investigation," jelasnya. Lebih lanjut dijelaskan, pada lokasi kejadian ada bekas rem sepanjang kurang lebih 38 meter. Selain itu di badan jalan juga terdapat bekas gesekan yang selanjutnya akan dianalisis kembali. Bahwa kemungkinan besar, kendaraan microbus yang datang dari arah atas hilang kendali saat turun.
"Nah hilang kendali ini yang kita dalami lagi. Apakah akibat rem atau fungsi kendaraan lain yang tidak berfungsi dengan baik," ungkapnya saat ditemui di TKP. Mengenai kondisi sopir minibus, Kombes Pol Ruminio menyebut sang sopir mengalami luka berat dan masih butuh perawatan. Sehingga pihaknya belum bisa meminta keterangan lebih dalam. Diakui pula, masih akan meninjau apakah melebihi kapasitas atau tidak. Sedangkan mengenai kelaikan jalan, menurutnya karena minibus menggunakan plat hitam dan bukan merupakan angkutan umum, maka dari pihak Dishub juga tidak melakukan kegiatan pengawasan.
"Ini murni pemiliknya yang harus mengecek kendaraannya. Ini berlaku juga bagi seluruh pemilik kendaraan baik roda dua, empat, atau lebih. Pemilik kendaraan harus sering mengecek kelaikan kendaraannya," ucap dia. Kombes Pol Ruminio menambahkan jika pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah stakeholder. Mulai dari Dishub Provinsi hingga Jasa Raharja. Hasil koordinasi tersebut, akan menambah lagi sistem keamanan jalannya. Mulai dari rambu-rambu hingga guard rail di kanan dan kiri jalan.
Sementara itu, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Bali Kompol Rahmawaty Ismail menambahkan secara garis besar, metode TAA sendiri didukung dengan teknologi yang canggih dengan pendeteksi seperti kamera atau sensor lainnya yang bisa menangkap kemungkinan yang terjadi dalam kecelakaan lalu lintas. Seperti kondisi struktur jalan, pola pola kejadian, hingga kondisi orang yang mengalami tabrakan.
Selain itu, TAA ini juga dapat dijadikan metode untuk mendalami kasus kecelakaan tunggal atau beruntun. "Teknologi ini juga dilengkapi dengan pembuatan atau rekonstruksi kejadian menggunakan teknologi animasi 3D sehingga penyidik Polri dapat mengetahui beberapa faktor atau penyebab utama dari kecelakaan," terangnya. Di sisi lain, untuk kendaraan sudah dievakuasi dari lokasi kejadian. Sehari pasca kejadian, banyak masyarakat yang datang ke lokasi untuk melihat kondisi kendaraan. Tidak jarang kendaraan yang melintas di jalur tersebut sengaja memperlambat laju kendaraan hanya untuk melihat mobil yang mengalami kecelakaan tersebut.
Sementara korban kecelakaan maut ini mendapatkan santunan dari Jasa Raharja. Korban meninggal mendapatkan santunan sebesar Rp 50 juta per orang. Sebelum menyerahkan santunan, PT Jasa Raharja Cabang Bali meninjau langsung ke lokasi kejadian, Jumat kemarin. Kepala PT Jasa Raharja Cabang Bali Abubakar Aljufri atas nama Jasa Raharja Bali ikut prihatin atas musibah kecelakaan yang menimpa kendaraan yang membawa 15 orang tersebut. Kata Abubakar, berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, mobil tersebut awalnya mengalami rem blong.
Hingga akhirnya mengalami kecelakaan dan berakhir menabrak truk yang sedang terparkir di pinggir jalan. "Informasi yang kami terima ada 6 orang yang meninggal dunia. 4 orang meninggal di tempat, dan 2 orang meninggal dalam perjalanan. Sementara korban lainnya mengalami luka berat," ungkapnya. Atas musibah tersebut, Jasa Raharja telah melakukan pendataan terhadap pihak ahli waris. Kepada 6 korban yang meninggal dunia, hari ini pihaknya akan menyerahkan santunan kepada pihak ahli waris almarhum/almarhumah. Santunannya masing-masing Rp 50 juta.
"Untuk korban yang selamat dan dirawat di rumah sakit kami jaminkan juga dengan biaya pengobatan maksimal Rp 21 juta per orang," jelasnya. Untuk santunan langsung diserahkan kepada ahli waris pada Jumat siang. Diungkapkan pula, terhitung Januari hingga Oktober 2023, pihaknya di Jasa Raharja sudah menyerahkan santunan sebesar Rp 58 miliar lebih. Jumlah tersebut diakui mengalami peningkatan, apabila dibandingkan tahun 2022 yakni Rp 47 miliar lebih, atau ada peningkatan pembayaran santunan sebesar 21,33 persen. "Tentunya ini menjadi perhatian kita semua bagaimana untuk menekan angka kecelakaan," sebutnya.
Seperti diberitakan kecelakaan maut terjadi di jalan tanjakan/turunan perbatasan antara Nongan-Bangli, tepatnya di wilayah Banjar Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (16/11) pukul 17.30 Wita. Kecelakaan menimpa rombongan pamedek sepulang dari sembahyang di Pura Pulasari, Desa Tembuku, Bangli. Akibat kecelakaan ini, 6 korban meninggal dunia dan 9 luka-luka. Semua korban berasal dari Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem. 7 k16, esa
Gede Dana mengaku tak bisa tidur, pikirannya masih menerawang mengingat kejadian itu. Sedangkan sang istri Nyoman Darmi yang menemaninya kemarin mengaku mendengar musibah menimpa sang suami, Kamis malam. "Awalnya waswas, biasanya sore suami saya telah ada di rumah, tetapi kali ini sampai malam belum pulang," jelas ibu tiga putri dan 6 cucu ini. Kasat Lantas Polres Karangasem AKP I Komang Sapta Pramana seizin Kapolres AKBP Ricko AA Taruna mengaku belum memeriksa sopir minibus I Gede Dana.
"Sopir itu masih sakit, akan berobat dulu besok (Sabtu, red), di samping itu dia masih shock, merasa bersalah, dan waswas," jelas AKP Sapta Pramana. Dia menambahkan kehadiran sopir I Gede Dana di Mapolres Karangasem kaitannya juga mohon perlindungan. "Diamankan, sekaligus mohon perlindungan," katanya.
Sementara ini pihaknya baru memintai keterangan saksi, I Komang Dwi dari Banjar Bukian, Desa Nongan, Kecamatan Rendang selaku pemilik truk engkel, DK 8897 BG. Saksi Komang Dwi mengakui telah memberikan keterangan sebatas kesaksian. "Saya katakan, sesaat sebelum kejadian ada suara rem dari arah barat, saya lihat minibus jalannya oleng, langsung saya menghindar," kata Komang Dwi.
Kemarin minibus dan truk engkel telah dievakuasi dari TKP (tempat kejadian perkara), truk engkel diamankan di Mapolsek Rendang, dan minibus diamankan di Mapolres Karangasem sebagai barang bukti. Mengenai kondisi 9 pamedek yang sempat menjalani perawatan di RS BaliMed Amlapura, hanya korban I Nyoman Dayuh,45, yang dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Sedangkan Ni Kadek Dwi Ratpini,41, Ni Nengah Buda,60, Ni Kadek Winda Ristayani,15, I Komang Suama Adi Purwa,12, Ni Luh Suari, 60, I Gede Dana,62, Ni Luh Suci,50, masih menjalani perawatan di RS BaliMed, satu korban I Ketut Winarta Purwa Delem,8, telah pulang.
Pihak kepolisian masih mendalami kasus kecelakaan maut yang terjadi di jalan tanjakan perbatasan antara Nongan-Bangli, tepatnya di wilayah Banjar Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (16/11) sore. Dit Lantas Polda Bali turun ke TKP pada, Jumat kemarin. Petugas menggunakan teknologi Traffic Accident Analysis (TAA).
Dirlantas Polda Bali, Kombes Pol Ruminio Ardano, menjelaskan pihaknya masih dalam tahap olah TKP. Namun dari hasil awal lidik sejak Kamis, sementara kejadian kecelakaan ini diakibatkan oleh out of control (OC) hingga menyebabkan hilangnya kendali oleh kendaraan microbus (minibus) dari turunan yang dimungkinkan. Bisa jadi juga karena fungsi rem yang tidak baik, sehingga terjadinya lepas kendali.
Akibat kejadian tersebut, kendaraan mengalami oleng hingga menabrak truk yang sedang berhenti di pinggir jalan. "Ini merupakan kesimpulan awal. Nanti akan dilakukan lagi Traffic Accident Analysis (TAA) terkait dengan hal tersebut, menggunakan scientific crime investigation," jelasnya. Lebih lanjut dijelaskan, pada lokasi kejadian ada bekas rem sepanjang kurang lebih 38 meter. Selain itu di badan jalan juga terdapat bekas gesekan yang selanjutnya akan dianalisis kembali. Bahwa kemungkinan besar, kendaraan microbus yang datang dari arah atas hilang kendali saat turun.
"Nah hilang kendali ini yang kita dalami lagi. Apakah akibat rem atau fungsi kendaraan lain yang tidak berfungsi dengan baik," ungkapnya saat ditemui di TKP. Mengenai kondisi sopir minibus, Kombes Pol Ruminio menyebut sang sopir mengalami luka berat dan masih butuh perawatan. Sehingga pihaknya belum bisa meminta keterangan lebih dalam. Diakui pula, masih akan meninjau apakah melebihi kapasitas atau tidak. Sedangkan mengenai kelaikan jalan, menurutnya karena minibus menggunakan plat hitam dan bukan merupakan angkutan umum, maka dari pihak Dishub juga tidak melakukan kegiatan pengawasan.
"Ini murni pemiliknya yang harus mengecek kendaraannya. Ini berlaku juga bagi seluruh pemilik kendaraan baik roda dua, empat, atau lebih. Pemilik kendaraan harus sering mengecek kelaikan kendaraannya," ucap dia. Kombes Pol Ruminio menambahkan jika pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah stakeholder. Mulai dari Dishub Provinsi hingga Jasa Raharja. Hasil koordinasi tersebut, akan menambah lagi sistem keamanan jalannya. Mulai dari rambu-rambu hingga guard rail di kanan dan kiri jalan.
Sementara itu, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Bali Kompol Rahmawaty Ismail menambahkan secara garis besar, metode TAA sendiri didukung dengan teknologi yang canggih dengan pendeteksi seperti kamera atau sensor lainnya yang bisa menangkap kemungkinan yang terjadi dalam kecelakaan lalu lintas. Seperti kondisi struktur jalan, pola pola kejadian, hingga kondisi orang yang mengalami tabrakan.
Selain itu, TAA ini juga dapat dijadikan metode untuk mendalami kasus kecelakaan tunggal atau beruntun. "Teknologi ini juga dilengkapi dengan pembuatan atau rekonstruksi kejadian menggunakan teknologi animasi 3D sehingga penyidik Polri dapat mengetahui beberapa faktor atau penyebab utama dari kecelakaan," terangnya. Di sisi lain, untuk kendaraan sudah dievakuasi dari lokasi kejadian. Sehari pasca kejadian, banyak masyarakat yang datang ke lokasi untuk melihat kondisi kendaraan. Tidak jarang kendaraan yang melintas di jalur tersebut sengaja memperlambat laju kendaraan hanya untuk melihat mobil yang mengalami kecelakaan tersebut.
Sementara korban kecelakaan maut ini mendapatkan santunan dari Jasa Raharja. Korban meninggal mendapatkan santunan sebesar Rp 50 juta per orang. Sebelum menyerahkan santunan, PT Jasa Raharja Cabang Bali meninjau langsung ke lokasi kejadian, Jumat kemarin. Kepala PT Jasa Raharja Cabang Bali Abubakar Aljufri atas nama Jasa Raharja Bali ikut prihatin atas musibah kecelakaan yang menimpa kendaraan yang membawa 15 orang tersebut. Kata Abubakar, berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, mobil tersebut awalnya mengalami rem blong.
Hingga akhirnya mengalami kecelakaan dan berakhir menabrak truk yang sedang terparkir di pinggir jalan. "Informasi yang kami terima ada 6 orang yang meninggal dunia. 4 orang meninggal di tempat, dan 2 orang meninggal dalam perjalanan. Sementara korban lainnya mengalami luka berat," ungkapnya. Atas musibah tersebut, Jasa Raharja telah melakukan pendataan terhadap pihak ahli waris. Kepada 6 korban yang meninggal dunia, hari ini pihaknya akan menyerahkan santunan kepada pihak ahli waris almarhum/almarhumah. Santunannya masing-masing Rp 50 juta.
"Untuk korban yang selamat dan dirawat di rumah sakit kami jaminkan juga dengan biaya pengobatan maksimal Rp 21 juta per orang," jelasnya. Untuk santunan langsung diserahkan kepada ahli waris pada Jumat siang. Diungkapkan pula, terhitung Januari hingga Oktober 2023, pihaknya di Jasa Raharja sudah menyerahkan santunan sebesar Rp 58 miliar lebih. Jumlah tersebut diakui mengalami peningkatan, apabila dibandingkan tahun 2022 yakni Rp 47 miliar lebih, atau ada peningkatan pembayaran santunan sebesar 21,33 persen. "Tentunya ini menjadi perhatian kita semua bagaimana untuk menekan angka kecelakaan," sebutnya.
Seperti diberitakan kecelakaan maut terjadi di jalan tanjakan/turunan perbatasan antara Nongan-Bangli, tepatnya di wilayah Banjar Sigar, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (16/11) pukul 17.30 Wita. Kecelakaan menimpa rombongan pamedek sepulang dari sembahyang di Pura Pulasari, Desa Tembuku, Bangli. Akibat kecelakaan ini, 6 korban meninggal dunia dan 9 luka-luka. Semua korban berasal dari Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem. 7 k16, esa
1
Komentar