Sandiaga Uno: Tarif Resmi Hanya Rp 20.000
Tanggapi Viral Tarif Wisata Mahal di Air Terjun Sekumpul
SINGARAJA, NusaBali - Keluhan seorang wisatawan mengenai tarif wisata ke Air Terjun Sekumpul di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng sampai juga ke telinga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno. Menurut Sandiaga, hal itu disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh wisatawan mengenai destinasi wisata Air Terjun Sekumpul.
Sandiaga mengatakan, dirinya telah mendapatkan informasi keluhan wisatawan yang viral di media sosial Tiktok itu. "Dalam perjalanan ke sini (Buleleng) saya diberitahu oleh beberapa pegiat pariwisata dan ini sekarang sedang kami dalami karena memang ada missinformasi dari segi masuknya wisatawan tersebut," ujarnya usai membuka Pemuteran Bay Festival di Buleleng, Kamis (16/11) malam. Menurutnya, wisatawan tersebut belum mendapat informasi lengkap letak loket masuk Air Terjun Sekumpul yang resmi.
Dalam perjalanan menuju air terjun itu, dia hanya mendatangi loket tak resmi yang dikelola warga sehingga dipungut biaya Rp 300.000. Sementara di loket resminya, tarif masuk ke Air Terjun Sekumpul hanya Rp 20.000 untuk pengunjung dewasa dan Rp 10.000 untuk anak-anak. "Karena dia belum mendapatkan informasi. Tempat masuk yang resmi tidak dipungut biaya yang berlebihan," sambung Sandiaga.
Menindak lanjuti hal itu, dirinya telah meminta kepada Dinas Pariwisata Buleleng dan pengelola wisata Air Terjun Sekumpul untuk lebih banyak memasang papan informasi di pinggir jalan menuju destinasi wisata. Agar wisatawan mengetahui dan masuk dari tempat yang sudah disiapkan dan resmi. "Ke depan saya mengimbau juga kepada masyarakat jangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Karena wisatawan tersebut tidak mendapatkan informasi akhirnya, istilahnya, digetok. Karena kalau dia digetok akan kapok dan tidak akan kembali," tutur Sandiaga.
Menurutnya, perbaikan yang mesti dilakukan dalam pengelolaan pariwisata menyangkut pariwisata reputasi Bali yang harus dijaga. “Masyarakat sekitar harus saling mengingatkan. Kita sebagai pelaku pariwisata ekonomi kreatif jangan membesar-besarkan, tapi justru membina. Memberikan pengetahuan yang lebih dalam kepada para wisatawan untuk mendapatkan informasi yang akurat," tandasnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara menyampaikan pihaknya telah menutup tiga loket masuk tak resmi di destinasi wisata Air Terjun Sekumpul. Kata dia, loket itu masuk dalam kategori ilegal. Penutupan pun dilakukan menindak lanjuti aduan wisatawan dalam video viral. "Kami sudah langsung cek ke lapangan sesuai dengan apa yang beredar di media sosial tersebut. Ada tiga pos yang dalam kategori ilegal yang akan kami bina. Tadi sudah kami tutup ketiganya. Pada dasarnya ini kompetisi dalam rangka mendapatkan rezeki," jelasnya.
Dody menyampaikan pihaknya akan memanggil warga pengelola loket tak resmi di Air Terjun Sekumpul itu untuk membahas skema yang terbaik. Kata dia, hal ini merupakan perbaikan tata kelola pariwisata agar sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 28 Tahun 2020, tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Harapannya destinasi wisata semakin berdaya saing dan berkualitas. Diberitakan sebelumnya, tarif wisata ke Air Terjun Sekumpul di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng dikeluhkan wisatawan lokal. Keberatannya akan tarif wisata yang dinilai mahal viral saat diunggah di media sosial. Wisatawan yang juga seorang konten kreator ini memilih tidak jadi berkunjung karena diberi tarif Rp 300.000 per orang. 7 mzk
Dalam perjalanan menuju air terjun itu, dia hanya mendatangi loket tak resmi yang dikelola warga sehingga dipungut biaya Rp 300.000. Sementara di loket resminya, tarif masuk ke Air Terjun Sekumpul hanya Rp 20.000 untuk pengunjung dewasa dan Rp 10.000 untuk anak-anak. "Karena dia belum mendapatkan informasi. Tempat masuk yang resmi tidak dipungut biaya yang berlebihan," sambung Sandiaga.
Menindak lanjuti hal itu, dirinya telah meminta kepada Dinas Pariwisata Buleleng dan pengelola wisata Air Terjun Sekumpul untuk lebih banyak memasang papan informasi di pinggir jalan menuju destinasi wisata. Agar wisatawan mengetahui dan masuk dari tempat yang sudah disiapkan dan resmi. "Ke depan saya mengimbau juga kepada masyarakat jangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Karena wisatawan tersebut tidak mendapatkan informasi akhirnya, istilahnya, digetok. Karena kalau dia digetok akan kapok dan tidak akan kembali," tutur Sandiaga.
Menurutnya, perbaikan yang mesti dilakukan dalam pengelolaan pariwisata menyangkut pariwisata reputasi Bali yang harus dijaga. “Masyarakat sekitar harus saling mengingatkan. Kita sebagai pelaku pariwisata ekonomi kreatif jangan membesar-besarkan, tapi justru membina. Memberikan pengetahuan yang lebih dalam kepada para wisatawan untuk mendapatkan informasi yang akurat," tandasnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara menyampaikan pihaknya telah menutup tiga loket masuk tak resmi di destinasi wisata Air Terjun Sekumpul. Kata dia, loket itu masuk dalam kategori ilegal. Penutupan pun dilakukan menindak lanjuti aduan wisatawan dalam video viral. "Kami sudah langsung cek ke lapangan sesuai dengan apa yang beredar di media sosial tersebut. Ada tiga pos yang dalam kategori ilegal yang akan kami bina. Tadi sudah kami tutup ketiganya. Pada dasarnya ini kompetisi dalam rangka mendapatkan rezeki," jelasnya.
Dody menyampaikan pihaknya akan memanggil warga pengelola loket tak resmi di Air Terjun Sekumpul itu untuk membahas skema yang terbaik. Kata dia, hal ini merupakan perbaikan tata kelola pariwisata agar sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 28 Tahun 2020, tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Harapannya destinasi wisata semakin berdaya saing dan berkualitas. Diberitakan sebelumnya, tarif wisata ke Air Terjun Sekumpul di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng dikeluhkan wisatawan lokal. Keberatannya akan tarif wisata yang dinilai mahal viral saat diunggah di media sosial. Wisatawan yang juga seorang konten kreator ini memilih tidak jadi berkunjung karena diberi tarif Rp 300.000 per orang. 7 mzk
1
Komentar