Sepi Saat Pandemi, Kerajinan Kayu Kembali Bergairah
DENPASAR, NusaBali - Kerajinan kayu kembali bergairah, pasca kolaps pada saat pandemi Covid-19 (2020-2021). Saat ini di tengah pariwisata yang kembali pulih, pesanan ramai kembali, sehingga perajin kembali kerja ekstra lantaran banyak menerima pesanan.
Permintaan sejauh ini berasal dari pembeli lokal. Antara lain dari kawasan Tegalalang. Terutama para pemilik art shop untuk dijual kembali atau juga whole saler untuk dikirim ke luar negeri.
“Sekitar Agustus lalu permintaan meningkat,” ujar Ida Bagus Nyoman Tawa, salah seorang perajin dari Desa Brasela, Kecamatan Payangan, Gianyar, Jumat (17/11).
Menurut Gus Man Tawa, rata-rata dalam sebulan mendapatkan pesanan sekitar 700 pieces, pesanan bercorak seni pop dan dekoratif, seperti kerajinan berbentuk menara dan tempat lilin. Untuk ukurannya bervariasi, antara 30-50 centimeter. “Astungkara, sudah cukup ramai pesanan sekarang,” ucapnya.
Gus Man Tawa mengaku pesanan 700 pieces itu sudah maksimal dia bisa kerjakan. Lebih dari itu, tak bisa dia tak menyanggupi, lantaran tukang pahat saat ini sudah jauh berkurang. Begitu pula bahan baku, yakni kayu albesia mulai berkurang.
Disinggung soal harga, menurut Gus Man Tawa harganya juga meningkat. Sebelum pandemi, harga kayu albesia ukuran 1 meter x 30 cm sekitar Rp 40.000, sekarang menjadi Rp 75.000.
Kayu albesia sendiri merupakan bahan baku untuk produk kerajinan kayu. Kayu albesia, katanya, gampang dikerjakan dan ringan. 7 k17
Komentar