Chelsea dan City Terancam Didegradasi
Efek Hukuman Pelanggaran FFP terhadap Everton
Ini momen penting dalam sejarah Liga Inggris. Ini akan menimbulkan gelombang kejutan, khususnya di ruang rapat Chelsea dan Manchester City. Ini pertama kalinya dalam sejarah Premier League memberlakukan pengurangan poin karena pelanggaran aturan FFP.
LONDON, NusaBali
Dua klub kaya raya Inggris Chelsea dan Manchester City dikabarkan sedang was-was akan mendapat sanksi degradasi dari Premier League. Kekhawatiran itu menyusul Everton, yang resmi dihukum akibat melanggar Financial Fair Play (FFP).
Seperti diberitakan sebelumnya, Premier League pada Jumat (17/11) malam WITA resmi menjatuhkan sanksi pengurangan 10 poin terhadap Everton akibat pelanggaran FFP. Kini Everton juga dihadapkan pada klaim kompensasi bernilai sangat besar dari sejumlah klub, mulai dari Leicester City, Southampton, Nottingham Forest, dan Burnley.
Sanksi berat untuk Everton kini membuat klub lain was-was atau khawatir terkena sanksi serupa. Seperti dilansir The Times, dua klub yang was-was dengan sanksi dari Premier League akibat pelanggaran FFP adalah Chelsea dan Manchester City.
Sejumlah pakar hukum Inggris menilai, Chelsea dan City bahkan bisa mendapat hukuman sangat berat berupa degradasi dari Premier League menuju Championship. Chelsea sedang diselidiki atas dugaan sejumlah transfer ilegal dari zaman kepemilikan klub oleh Roman Abramovich. Masalah ini diketahui setelah dilakukan audit internal oleh pemilik klub yang baru, Todd Boehly.
Sedangkan City pada Januari lalu didakwa melakukan 115 pelanggaran FFP. City pun dengan tegas membantah dakwaan tersebut dan sudah menyewa firma pengacara top Inggris, KC Lord Pannick.
Pengacara Inggris, Simon Leaf menyebut, sanksi pengurangan poin terhadap Everton dipastikan membuat jajaran direksi Chelsea dan City kini ketakutan.
“Ini momen penting dalam sejarah Liga. Ini akan menimbulkan gelombang kejutan, khususnya di ruang rapat Chelsea dan Manchester City. Ini pertama kalinya Premier League memberlakukan pengurangan poin karena pelanggaran aturan FFP dalam sejarahnya, " ujar Leaf dikutip The Sun, Sabtu (18/11).
Sebelumnya, Everton harus menerima hukuman berat untuk kasus FFP. Mereka dijatuhi hukuman pengurangan 10 poin di klasemen sementara Liga Inggris 2023/2024.
Awal tahun ini, tepatnya pada Maret 2023, Premier League melaporkan Everton kepada komisi independen terkait dugaan pelanggaran terhadap aturan profitabilitas dan keberlanjutan pada periode musim 2021/2022.
Menurut aturan Premier League, klub diizinkan merugi maksimal sebesar 105 juta pounds selama tiga tahun secara beruntun. Nah, Everton mengalami kerugian lebih besar dari batas tersebut, yaitu senilai 124,5 juta pounds.
Kerugian tersebut berarti Everton melanggar aturan FFP yang berlaku. Jadilah mereka harus menerima hukuman pengurangan poin musim ini. Kasus Everton ini sebenarnya tidak begitu buruk.
Batas rugi maksimal 105 juta pounds dan Everton merugi 124,5 juta pounds, hanya lebih buruk sekitar 24,5 juta pounds. Karena itu, ada beberapa pihak yang merasa hukuman pengurangan 10 poin untuk Everton terasa berlebihan, termasuk Jamie Carragher.
"Saya rasa hukuman ini berlebihan. Kita cuma membahas sekitar 20 juta pounds, angka itu cukup kecil jika mengingat besarnya biaya transfer di Premier League sekarang," ujar Carragher. *
Komentar