Usai Rawat Jalan, Sopir Minibus Maut Dipulangkan
Korban Diupacarai di Hari Berbeda
AMLAPURA, NusaBali - Sopir minibus maut dengan nomor polisi DK 7075 SY, yang merenggut nyawa 6 orang pamedek, I Gede Dana, 62, asal Banjar Ngis, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng, menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Bintang Klungkung. Usai dapat penanganan di RS, yang bersangkutan diperbolehkan pulang ke kampungnya.
Pihak keluarga berjanji mengantar kembali Gede Dana ke Mapolres Karangasem, Minggu (19/11), untuk menjalani pemeriksaan.
“Keluarga sopir kooperatif, makanya usai menjalani rawat jalan kami pulangkan, agar sempat istirahat di rumahnya. Keluarganya janji mengantar kembali ke Mapolres, Minggu (19/11),” kata Kasatlantas Polres Karangasem AKP I Komang Sapta Pramana, seizin Kapolres AKBP Ricko AA Taruna, di ruang kerjanya, Jalan Bhayangkara Amlapura, Sabtu (18/11).
Gede Dana, kata AKP Komang Pramana, mesti mendapatkan perawatan karena mengalami luka lecet cukup serius di lengan kanan, di dua pergelangan tangan, dan di bagian bahu. Bagian kulit luarnya terkelupas hingga mengeluarkan cairan.
Sementara Kelian Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu I Nyoman Gomboh, mengatakan dari 6 korban meninggal, dua korban sepasang suami istri I Gede Sili dan Ni Nyoman Ayu telah diupacarai makingsan ring gni di Banjar/Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu kemarin. Sedangkan korban Ni Made Riati, rencananya diupacarai makingsan ring gni, di Setra Banjar Lebah pada Redite Wage Wayang, Minggu (19/11). Tiga korban lainnya, Ni Luh Kantun, I Komang Wikrama, dan I Ketut Mangku upacara makingsan ring gni pada Buda Paing Wayang, Rabu (22/11).
“Pelaksanaan upacaranya tidak bersamaan, ada hari ini (Sabtu kemarin), Minggu, dan Rabu,” kata Nyoman Gomboh.
Sebelumnya sopir lanjut usia itu, mengantar 15 pamedek dari Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, untuk melakukan persembahyangan ke Pura Pulasari, di Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli, Kamis (16/11), karena ada piodalan, yang puncaknya pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (15/11). Pamedek tersebut rutin tangkil setiap enam bulan sekali.
Sepulang dari sembahyang, rombongan pamedek ini mengalami musibah. Minibus yang mereka tumpangi mengalami rem blong. Akibatnya minibus melaju zigzag dan terguling di jalan menurun mulai dari depan Setra Banjar/Desa Bambang, Kecamatan Tembuku, Bangli, ke arah timur Amlapura. Sempat menghantam pal jalan di sisi kanan ke arah timur, di atas jembatan Tukad (Sungai) Jinah, kemudian menghantam truk engkel biru DK 8897 BG, milik I Kadek Dwi, yang sedang menaikkan pasir. Karena menghantam truk engkel itu, minibus lalu berhenti.
Eksesnya, 6 orang pamedek meninggal, terdapat sepasang suami istri, atas nama I Gede Sili, 42, dan Ni Nyoman Ayu, 42, sedangkan nenek Ni Luh Kantun, 60, meninggal bersama cucunya I Komang Wikrama, 9. Dua korban meninggal lainnya, Ni Made Riati, 54, dan I Ketut Mangku, 46.
Sejak kejadian itu, Gede Dana yang telah dikaruniai 3 putri, dan 6 cucu diamankan di Mapolres Karangasem karena menjadi incaran keluarga korban.
Gede Dana yang jadi sopir sejak 2008, sebelumnya jadi kernet, selama di Mapolres Karangasem hingga menjalani rawat jalan, didampingi istri Nyoman Darmi, dan tiga putrinya. 7 k16
“Keluarga sopir kooperatif, makanya usai menjalani rawat jalan kami pulangkan, agar sempat istirahat di rumahnya. Keluarganya janji mengantar kembali ke Mapolres, Minggu (19/11),” kata Kasatlantas Polres Karangasem AKP I Komang Sapta Pramana, seizin Kapolres AKBP Ricko AA Taruna, di ruang kerjanya, Jalan Bhayangkara Amlapura, Sabtu (18/11).
Gede Dana, kata AKP Komang Pramana, mesti mendapatkan perawatan karena mengalami luka lecet cukup serius di lengan kanan, di dua pergelangan tangan, dan di bagian bahu. Bagian kulit luarnya terkelupas hingga mengeluarkan cairan.
Sementara Kelian Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu I Nyoman Gomboh, mengatakan dari 6 korban meninggal, dua korban sepasang suami istri I Gede Sili dan Ni Nyoman Ayu telah diupacarai makingsan ring gni di Banjar/Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu kemarin. Sedangkan korban Ni Made Riati, rencananya diupacarai makingsan ring gni, di Setra Banjar Lebah pada Redite Wage Wayang, Minggu (19/11). Tiga korban lainnya, Ni Luh Kantun, I Komang Wikrama, dan I Ketut Mangku upacara makingsan ring gni pada Buda Paing Wayang, Rabu (22/11).
“Pelaksanaan upacaranya tidak bersamaan, ada hari ini (Sabtu kemarin), Minggu, dan Rabu,” kata Nyoman Gomboh.
Sebelumnya sopir lanjut usia itu, mengantar 15 pamedek dari Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, untuk melakukan persembahyangan ke Pura Pulasari, di Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli, Kamis (16/11), karena ada piodalan, yang puncaknya pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (15/11). Pamedek tersebut rutin tangkil setiap enam bulan sekali.
Sepulang dari sembahyang, rombongan pamedek ini mengalami musibah. Minibus yang mereka tumpangi mengalami rem blong. Akibatnya minibus melaju zigzag dan terguling di jalan menurun mulai dari depan Setra Banjar/Desa Bambang, Kecamatan Tembuku, Bangli, ke arah timur Amlapura. Sempat menghantam pal jalan di sisi kanan ke arah timur, di atas jembatan Tukad (Sungai) Jinah, kemudian menghantam truk engkel biru DK 8897 BG, milik I Kadek Dwi, yang sedang menaikkan pasir. Karena menghantam truk engkel itu, minibus lalu berhenti.
Eksesnya, 6 orang pamedek meninggal, terdapat sepasang suami istri, atas nama I Gede Sili, 42, dan Ni Nyoman Ayu, 42, sedangkan nenek Ni Luh Kantun, 60, meninggal bersama cucunya I Komang Wikrama, 9. Dua korban meninggal lainnya, Ni Made Riati, 54, dan I Ketut Mangku, 46.
Sejak kejadian itu, Gede Dana yang telah dikaruniai 3 putri, dan 6 cucu diamankan di Mapolres Karangasem karena menjadi incaran keluarga korban.
Gede Dana yang jadi sopir sejak 2008, sebelumnya jadi kernet, selama di Mapolres Karangasem hingga menjalani rawat jalan, didampingi istri Nyoman Darmi, dan tiga putrinya. 7 k16
Komentar