Warga Perbukitan Beli Air Sejak Oktober
Warga membeli air per tanki isi 4.000 liter hingga Rp 400.000. Mahalnya air ini karena akses jalan sangat rusak.
AMLAPURA, NusaBali
Warga di wilayah perbukitan Kecamatan Kubu, Karangasem, selama musim kemarau didera kesulitan air. Dampaknya, sejak Oktober 2023 mereka harus menambah pengeluaran biaya tak sedikit untuk membeli air.
Selama kemarau, cubang – cubang untuk menampung air hujan milik warga telah kering. Di wilayah sekitar tidak ada sumber air. Warga pun membeli air per tanki dengan harga bervariasim, tergantung jauh dekat dan kondisi jalan raya.
"Saya sejak Oktober membeli air, per tanki Rp 200.000. Sekali beli enam tanki, cukup untuk 10 hari," jelas Jro Mangku Nyoman Latra saat ditemui di Bale Banjar Bonyoh, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Minggu (19/11).
Jro Mangku Latra masih bersyukur, akses jalan di kampungnya lumayan lebih baik dari kampung tetangganya. Dia membandingkan dengan kondisi jalan di Banjar Belong, Desa Ban, Kecamatan Kubu. Warga membeli air per tanki isi 4.000 liter hingga Rp 400.000. Mahalnya air ini karena akses jalan sangat rusak, bergelombang, hingga kendaraan sulit melintas.
Lanjut Jro Mangku Latra, jika kondisi jalan rusak berat, sulit membawa air dengan mobil tanki. Karena air bergerak dalam tanki hingga membuat kendaraan goyang saat melintasi jalan rusak. Rekannya I Nengah Mardika, juga mengaku sekali beli air sebanyak 6 tanki, untuk persediaan 10 hari. Sebab, air tersebut untuk kebutuhan 4 KK, juga untuk kebutuhan 10 ekor sapi.
"Uang untuk membeli air, dari hasil penjualan mete, gula, lontar, dan mangga. Hanya saja, tahun 2023 ini mete gagal panen," jelasnya.
Biasanya, lanjut I Nengah Mardika, November mulai turun hujan. Namun, kenyataannya belum juga ada hujan. "Persoalan sosial di Banjar Bonyoh di sini, selama ini sulitnya mendapatkan air bersih," tambahnya.
I Nengah Mardika dan Jro Mangku Latra setelah dapat masukan, sebaiknya mengajukan permohonan bantuan air ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) melalui Kelian Banjar Bonyoh. "Ah, tidak, sebelumnya dapat bantuan 4 tanki, untuk satu kampung, kurang dari kebutuhan karena air dibagi-bagi," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Ketut Arimbawa membenarkan, jika ada warga membutuhkan bantuan air, BPBD siap membantu. Hanya saja, lanjut Ida Ketut Arimbawa, mesti bersurat ke BPBD melalui kelian banjar dinas, sepengetahuan perbekel dan camat. Usulan bantuan itu, mesti mencantumkan jumlah kepala keluarga di daerah tersebut, agar lebih memudahkan menyuplai volume air. "Kami hampir setiap hari menyalurkan bantuan air, kepada warga yang membutuhkan," jelas Ida Ketut Arimbawa.
Pendistribusian air, kata dia, ke Banjar Bukit Catu, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Sabtu (18/11), atas usulan Perbekel Seraya Timur I Made Pertu, sebanyak 5.000 liter, untuk 37 KK. BPBD sejak 25 Agustus 2023 lalu, telah menyalurkan bantuan 281.000 liter.7k16
1
Komentar