Adnyana : Mencukur Rambut Murid Maksudnya Mendisiplinkan
PGRI Badung Turut Beri Perhatian
MANGUPURA, NusaBali - Dugaan kekerasan yang dilakukan oknum salah seorang guru SMP Negeri 2 Kuta terhadap siswanya kini menjadi perhatian banyak pihak. Ketua PGRI Kabupaten Badung I Wayan Tur Adnyana pun turut memberikan tanggapannya terkait permasalahan yang kini tengah viral di media sosial (medsos).
“Dalam kasus ini, guru yang mencukur itu maksudnya adalah mendisiplinkan anak karena kami ingin anak memiliki karakter bagus. Takut kalau tidak dari sekarang mereka tidak disiplin, nanti bisa menjadi pribadi yang tidak baik ke depannya,” kata Adnyana.
Menurut dia, di sekolah semestinya sudah dibuatkan aturan yang disepakati oleh guru, siswa, dan komite sekolah. Penegakan aturan tersebut merupakan upaya untuk menjaga disiplin siswa agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik. “Untuk menegaskan disiplin untuk anak itu bagus agar ibu guru itu disegani siswa, bukan karena ingin ditakuti. Tetapi bapak atau ibu guru bisa menjadi tauladan bagi siswa,” tambahnya.
Adnyana juga mengingatkan tentang pentingnya tindak lanjut terhadap peraturan sekolah. Dia menekankan bahwa aturan sekolah harus ditaati agar anak-anak dapat taat pada disiplin. Dalam era medsos saat ini pengaruhnya terhadap dunia pendidikan sangat besar dan pendidik perlu mengambil langkah-langkah yang tepat.
Masih menurut Adnyana, bahwa tindakan pembinaan seharusnya diutamakan sebelum mengambil langkah hukum. Dia menyayangkan penanganan yang langsung menuju ke ranah hukum. “Saya memberikan saran seharusnya ada pembinaan dahulu kepada guru yang bersangkutan. Karena ada istilahnya teguran satu, kedua, dan ketiga, jangan langsung menghakimi. Walaupun kita ketahui setiap orang ada kelemahan, mari bersama-sama memperbaiki pendidikan ini,” ucapnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa pernah bekerja dan satu sekolah dengan guru yang terlibat dalam kasus ini. Dia mengaku jika guru tersebut memiliki kepribadian yang sangat baik, bahkan memiliki prestasi di bidang olahraga dan sangat concern di dunia pendidikan.
“Saat itu kami sama-sama mengajar di SMP Negeri 1 Kuta Selatan, saya tahu baik orangnya seperti apa. Guru itu tidak keras jiwanya, dia ini memang disiplin tetapi hatinya sangat baik,” tuturnya.
Dia pun menekankan langkah-langkah perbaikan dengan cara mencari akar permasalahan dan memberikan kesempatan untuk meruluskan permasalahan dengan bimbingan bersama, demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. “Kenapa tidak dicari akar permasalahnya. Mari kita sama-sama memperbaiki karakter anak didik kita. Serta jangan sampai tidak memberikan kesempatan untuk menceritakan kronologis permasalahan dan jangan sampai memberikan sanksi sepihak. Mari kita bersama membenahi ini agar pendidikan lebih baik lagi ke depannya,” harapnya. 7 ol3
Menurut dia, di sekolah semestinya sudah dibuatkan aturan yang disepakati oleh guru, siswa, dan komite sekolah. Penegakan aturan tersebut merupakan upaya untuk menjaga disiplin siswa agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik. “Untuk menegaskan disiplin untuk anak itu bagus agar ibu guru itu disegani siswa, bukan karena ingin ditakuti. Tetapi bapak atau ibu guru bisa menjadi tauladan bagi siswa,” tambahnya.
Adnyana juga mengingatkan tentang pentingnya tindak lanjut terhadap peraturan sekolah. Dia menekankan bahwa aturan sekolah harus ditaati agar anak-anak dapat taat pada disiplin. Dalam era medsos saat ini pengaruhnya terhadap dunia pendidikan sangat besar dan pendidik perlu mengambil langkah-langkah yang tepat.
Masih menurut Adnyana, bahwa tindakan pembinaan seharusnya diutamakan sebelum mengambil langkah hukum. Dia menyayangkan penanganan yang langsung menuju ke ranah hukum. “Saya memberikan saran seharusnya ada pembinaan dahulu kepada guru yang bersangkutan. Karena ada istilahnya teguran satu, kedua, dan ketiga, jangan langsung menghakimi. Walaupun kita ketahui setiap orang ada kelemahan, mari bersama-sama memperbaiki pendidikan ini,” ucapnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa pernah bekerja dan satu sekolah dengan guru yang terlibat dalam kasus ini. Dia mengaku jika guru tersebut memiliki kepribadian yang sangat baik, bahkan memiliki prestasi di bidang olahraga dan sangat concern di dunia pendidikan.
“Saat itu kami sama-sama mengajar di SMP Negeri 1 Kuta Selatan, saya tahu baik orangnya seperti apa. Guru itu tidak keras jiwanya, dia ini memang disiplin tetapi hatinya sangat baik,” tuturnya.
Dia pun menekankan langkah-langkah perbaikan dengan cara mencari akar permasalahan dan memberikan kesempatan untuk meruluskan permasalahan dengan bimbingan bersama, demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. “Kenapa tidak dicari akar permasalahnya. Mari kita sama-sama memperbaiki karakter anak didik kita. Serta jangan sampai tidak memberikan kesempatan untuk menceritakan kronologis permasalahan dan jangan sampai memberikan sanksi sepihak. Mari kita bersama membenahi ini agar pendidikan lebih baik lagi ke depannya,” harapnya. 7 ol3
Komentar