Kasus Masih Terdeteksi, Stok VAR Kosong
Dinas Kesehatan Kota Denpasar minta masyarakat tidak panik, karena VAR sedang diamprah.
DENPASAR, NusaBali
Stok vaksin anti rabies (VAR) di Kota Denpasar kini sedang kosong. Padahal, kasus rabies masih ditemukan. Namun di tengah kondisi kekosongan stok VAR, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar meminta masyarakat untuk tidak panik, karena saat ini tengah diupayakan pengadaan.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, Senin(20/11). Dia mengatakan, Dinkes sudah melakukan pemesanan VAR dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebanyak 7.000-an dosis. Jika sesuai jadwal, VAR yang dipesan tersebut akan datang pada akhir November 2023.
“Saat ini VAR di Denpasar benar-benar kosong. Mudah-mudahan pekan ini sudah bisa datang,” katanya.
Ngurah Dharmayuda menyatakan sudah melakukan komunikasi ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali, namun stok juga dalam kondisi kosong. Menurutnya, pihak Diskes Provinsi Bali sudah melakukan amprah ke pusat namun belum datang. “Kami masih menunggu dan terus berusaha, mudah-mudahan stok VAR bisa segera datang untuk memenuhi layanan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Meskipun demikian, pihaknya mengimbau agar masyarakat tak perlu panik. Karena menurut SOP, penanganan gigitan anjing dengan menggunakan VAR ini dilakukan sesuai dengan indikasi. Setiap ada kasus gigitan, yang utama adalah melakukan perawatan luka. “Kalau ada kasus gigitan anjing, lakukan perawatan luka dengan mencuci luka hingga bersih dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit,” ucap Ngurah Dharmayuda.
Kemudian dilakukan evaluasi luka dan juga anjing, apabila anjing tersebut merupakan peliharaan sendiri. “Pemberian VAR tidak harus begitu ada gigitan anjing langsung diberikan VAR, namun ada evaluasi. Bahkan bisa ditunda hingga maksimal dua minggu, khusus gigitan dengan risiko rendah,” ujarnya.
Namun yang perlu penanganan cepat yakni pada kasus gigitan dengan risiko tinggi, yakni gigitan oleh anjing liar. “Ya, semoga VAR segera datang, dan ingat jangan panik,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus rabies kembali ditemukan di Kota Denpasar, tepatnya di wilayah Banjar Tembau, Kelurahan Tonja, Denpasar Utara. Kasus tersebut ditemukan pada anak anjing.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar Anak Agung Gde Bayu Bramasta, Selasa (14/11/2023). Bayu Bramasta mengemukakan, ditemukannya kasus baru tersebut menambah angka rabies di Kota Denpasar dari 13 ekor menjadi 14 ekor di 2023 ini.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Denpasar, rincian kasus anjing positif rabies yakni di Padangsambian Kelod ditemukan 3 kasus, Kelurahan Kesiman 1 kasus. Kemudian Kelurahan Penatih 1 kasus, Kesiman Kertalangu 1 kasus, Sumerta Kaja 1 kasus, Pemecutan Kaja 1 kasus, Padangsambian Kaja 1 kasus, dan Pemecutan Kelod 2 kasus. Ditambah temuan 2 kasus di Kelurahan Pemecutan, sehingga totalnya sebanyak 13 kasus.
Bayu Bramasta menyatakan untuk kasus yang baru ini, dia bingung sebab yang teridentifikasi anak anjing. Saat ditelusuri pemilik anjing mengatakan yang bersangkutan dapat anak anjing tersebut dari minta ke tetangganya. “Tetapi saat ditelusuri semua hewan di lingkungan itu malah negatif rabies. Ini yang kami bingung, kok bisa hanya satu anak anjing saja,” tandas Bayu Bramasta.
Apalagi, kata dia, cakupan vaksinasi di Kota Denpasar sudah memasuki 86 persen, namun sampai saat ini masih saja ditemukan kasus rabies. "Kalau sebelumnya biasanya kasus di pinggiran kota, kami masih bisa telusuri asalnya bisa saja dari luar kota (perbatasan). Tetapi ini di tengah kota," ujarnya. 7 mis
Stok vaksin anti rabies (VAR) di Kota Denpasar kini sedang kosong. Padahal, kasus rabies masih ditemukan. Namun di tengah kondisi kekosongan stok VAR, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar meminta masyarakat untuk tidak panik, karena saat ini tengah diupayakan pengadaan.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, Senin(20/11). Dia mengatakan, Dinkes sudah melakukan pemesanan VAR dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebanyak 7.000-an dosis. Jika sesuai jadwal, VAR yang dipesan tersebut akan datang pada akhir November 2023.
“Saat ini VAR di Denpasar benar-benar kosong. Mudah-mudahan pekan ini sudah bisa datang,” katanya.
Ngurah Dharmayuda menyatakan sudah melakukan komunikasi ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali, namun stok juga dalam kondisi kosong. Menurutnya, pihak Diskes Provinsi Bali sudah melakukan amprah ke pusat namun belum datang. “Kami masih menunggu dan terus berusaha, mudah-mudahan stok VAR bisa segera datang untuk memenuhi layanan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Meskipun demikian, pihaknya mengimbau agar masyarakat tak perlu panik. Karena menurut SOP, penanganan gigitan anjing dengan menggunakan VAR ini dilakukan sesuai dengan indikasi. Setiap ada kasus gigitan, yang utama adalah melakukan perawatan luka. “Kalau ada kasus gigitan anjing, lakukan perawatan luka dengan mencuci luka hingga bersih dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit,” ucap Ngurah Dharmayuda.
Kemudian dilakukan evaluasi luka dan juga anjing, apabila anjing tersebut merupakan peliharaan sendiri. “Pemberian VAR tidak harus begitu ada gigitan anjing langsung diberikan VAR, namun ada evaluasi. Bahkan bisa ditunda hingga maksimal dua minggu, khusus gigitan dengan risiko rendah,” ujarnya.
Namun yang perlu penanganan cepat yakni pada kasus gigitan dengan risiko tinggi, yakni gigitan oleh anjing liar. “Ya, semoga VAR segera datang, dan ingat jangan panik,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus rabies kembali ditemukan di Kota Denpasar, tepatnya di wilayah Banjar Tembau, Kelurahan Tonja, Denpasar Utara. Kasus tersebut ditemukan pada anak anjing.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar Anak Agung Gde Bayu Bramasta, Selasa (14/11/2023). Bayu Bramasta mengemukakan, ditemukannya kasus baru tersebut menambah angka rabies di Kota Denpasar dari 13 ekor menjadi 14 ekor di 2023 ini.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Denpasar, rincian kasus anjing positif rabies yakni di Padangsambian Kelod ditemukan 3 kasus, Kelurahan Kesiman 1 kasus. Kemudian Kelurahan Penatih 1 kasus, Kesiman Kertalangu 1 kasus, Sumerta Kaja 1 kasus, Pemecutan Kaja 1 kasus, Padangsambian Kaja 1 kasus, dan Pemecutan Kelod 2 kasus. Ditambah temuan 2 kasus di Kelurahan Pemecutan, sehingga totalnya sebanyak 13 kasus.
Bayu Bramasta menyatakan untuk kasus yang baru ini, dia bingung sebab yang teridentifikasi anak anjing. Saat ditelusuri pemilik anjing mengatakan yang bersangkutan dapat anak anjing tersebut dari minta ke tetangganya. “Tetapi saat ditelusuri semua hewan di lingkungan itu malah negatif rabies. Ini yang kami bingung, kok bisa hanya satu anak anjing saja,” tandas Bayu Bramasta.
Apalagi, kata dia, cakupan vaksinasi di Kota Denpasar sudah memasuki 86 persen, namun sampai saat ini masih saja ditemukan kasus rabies. "Kalau sebelumnya biasanya kasus di pinggiran kota, kami masih bisa telusuri asalnya bisa saja dari luar kota (perbatasan). Tetapi ini di tengah kota," ujarnya. 7 mis
Komentar