Sebut Rata-rata Kekayaan Orang RI Rp2 M
Heboh Laporan Bank Dunia
JAKARTA, NusaBali - Laporan Bank Dunia (World Bank) tahun 2021 tentang rata-rata kekayaan orang Indonesia mencapai Rp 2 miliar ramai diperbincangkan warganet. Mereka yang berkomentar dan bertanya-tanya dari mana asal perhitungan tersebut karena merasa kekayaannya jauh di bawah itu.
Alih-alih kekayaan mencapai Rp 2 miliar, warganet justru menceritakan nasibnya hingga ada yang menunjukkan saldo ATM hanya Rp 10.000. Hal ini menunjukkan bahwa laporan tersebut tidak menggambarkan keseluruhan kondisi yang sebenarnya di lapangan.
"Indonesia bagian mana ya?" cuit akun @*uas*ar* mengomentari artikel berjudul 'Bank Dunia Catat Rata-rata Kekayaan Orang Indonesia Rp 2 Miliar', dikutip detikcom, Senin (20/11).
"Indonesia di bagian anggota-anggota DPR itu ya yang disurvey?" ujar akun @*ris_K_**2.
Terkait itu, Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan laporan Bank Dunia menghitung berdasarkan jumlah kekayaan Indonesia dibagi jumlah penduduknya. Metode yang dipakai adalah paritas daya beli (PPP).
"Itu dihitung berdasarkan kekayaan Republik Indonesia, lalu dibagi jumlah penduduk. Jadi bukan kekayaan orang Indonesia," ujar Tauhid.
Tauhid menilai laporan Bank Dunia itu tidak membaca jumlah kekayaan tertinggi orang Indonesia sebenarnya. Justru yang kekayaannya lebih tinggi menjadi rendah dan masyarakat miskin tidak tercatat.
"Yang kaya menjadi lebih kecil, sementara yang kecil terdongkrak naik ke atas tetapi tidak menghitung kesenjangan antar kekayaan itu sendiri. Itu tidak menggambarkan kondisi real di lapangan," ucapnya.
Berdasarkan laporan Bank Dunia berjudul 'The Changing Wealth of Nations 2021: Managing Assets for the Future', total kekayaan per kapita Indonesia adalah US$ 48.046 (dihitung menggunakan metode Market Exchange Rate) dan US$ 144.303 (menggunakan metode PPP). Jika dirupiahkan dengan asumsi kurs saat itu Rp 14.300, maka angka di atas sama dengan masing-masing Rp 687.057.800 dan Rp 2 miliar.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menambahkan bahwa kekayaan itu adalah total nilai dari semua aset yang dimiliki negara dan dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Kekayaan yang dimaksud itu termasuk aset manusia, alam, dan aset produksi (terbarukan dan tidak terbarukan).
"Jadi berbeda dengan income per capita atau pendapatan yang diterima secara rutin dari gaji rutin saja," tuturnya.
Pada kenyataannya, 80% penduduk Indonesia dianggap tidak mempunyai kekayaan sampai Rp 2 miliar, bahkan jauh lebih rendah dari itu. 7
1
Komentar