Curah Hujan di Bali Meningkat hingga 197,5 Milimeter
DENPASAR, NusaBali - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memetakan curah hujan di Bali meningkat dari 149,5 milimeter pada 10 November menjadi hingga 197,5 milimeter per dasarian pada 20 November 2023.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Senin (20/11) seperti dilansir Antara, menjelaskan peningkatan itu seiring perkiraan pertengahan November 2023 wilayah di Bali mulai memasuki musim hujan bertahap. “Wilayah yang sudah memasuki musim hujan itu di antaranya sebagian wilayah tengah hingga selatan Bali,” ujarnya.
BBMKG juga memperkirakan puncak musim hujan di Bali terjadi pada Januari 2024 dengan curah hujan diperkirakan pada rentang 500-600 milimeter per bulan, sehingga perlu diwaspadai dampak bencana hidrometeorologi di antaranya banjir dan tanah longsor. Hanya satu zona musim yakni Kabupaten Karangasem bagian selatan yang diperkirakan puncak musim hujannya terjadi pada Februari 2024.
Meskipun sudah memasuki musim hujan, lanjut Wiryajaya, sejumlah wilayah di Pulau Dewata masih terjadi kekeringan ekstrem, di antaranya Bali bagian utara. Adapun kecamatan di Bali yang mengalami kekeringan ekstrem karena sudah 135 hari berturut-turut tidak turun hujan yakni Kecamatan Gerokgak, Celukan Bawang, sedangkan Banyupoh selama 90 hari. Tiga kecamatan itu berada di Kabupaten Buleleng.
Selain itu, Kecamatan Perasi, Kabupaten Karangasem selama 95 hari berturut-turut tidak ada hujan. Sedangkan daerah lain yang tidak turun hujan selama 30 hari di antaranya Kecamatan Sumber Klampok, Tejakula, dan Sambirenteng, Kabupaten Buleleng dan Kecamatan Tianyar, Kabupaten Karangasem.
Sementara itu, BBMKG juga memetakan selama 21-30 November 2023 daerah yang diperkirakan mengalami hujan di antaranya Kabupaten Tabanan, Karangasem, Gianyar, Bangli, Badung, Klungkung, dan Denpasar. 7 ant
BBMKG juga memperkirakan puncak musim hujan di Bali terjadi pada Januari 2024 dengan curah hujan diperkirakan pada rentang 500-600 milimeter per bulan, sehingga perlu diwaspadai dampak bencana hidrometeorologi di antaranya banjir dan tanah longsor. Hanya satu zona musim yakni Kabupaten Karangasem bagian selatan yang diperkirakan puncak musim hujannya terjadi pada Februari 2024.
Meskipun sudah memasuki musim hujan, lanjut Wiryajaya, sejumlah wilayah di Pulau Dewata masih terjadi kekeringan ekstrem, di antaranya Bali bagian utara. Adapun kecamatan di Bali yang mengalami kekeringan ekstrem karena sudah 135 hari berturut-turut tidak turun hujan yakni Kecamatan Gerokgak, Celukan Bawang, sedangkan Banyupoh selama 90 hari. Tiga kecamatan itu berada di Kabupaten Buleleng.
Selain itu, Kecamatan Perasi, Kabupaten Karangasem selama 95 hari berturut-turut tidak ada hujan. Sedangkan daerah lain yang tidak turun hujan selama 30 hari di antaranya Kecamatan Sumber Klampok, Tejakula, dan Sambirenteng, Kabupaten Buleleng dan Kecamatan Tianyar, Kabupaten Karangasem.
Sementara itu, BBMKG juga memetakan selama 21-30 November 2023 daerah yang diperkirakan mengalami hujan di antaranya Kabupaten Tabanan, Karangasem, Gianyar, Bangli, Badung, Klungkung, dan Denpasar. 7 ant
1
Komentar