Inflasi Tinggi, Pemkab Intervensi Harga
SINGARAJA, NusaBali - Pemkab Buleleng mengevaluasi inflasi bulan Oktober 2023 yang tinggi. Inflasi 2,96 persen salah satunya dipicu oleh kenaikan harga sembako, seperti cabai rawit, beras, daging ayam, dan gula pasir.
Pemkab Buleleng melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berencana akan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mengintervensi harga di pasaran.
Rapat evaluasi berlangsung di ruang rapat rumah jabatan Bupati Buleleng, Selasa (22/11) kemarin. Rapat dipimpin Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana yang juga dihadiri Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja.
Sekretaris TPID Buleleng Ni Made Rousmini menyebut dari hasil evaluasi inflasi Oktober 2023, tergolong tinggi. Hal ini dipicu kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok yang diakibatkan jumlah pasokan sedikit dan dampak cuaca ekstrem el nino yang membuat petani gagal panen.
“Cabai rawit menjadi penyumbang terbesar kenaikan inflasi karena memang produksi kita di lokal kurang. Selain juga faktor cuaca dan permintaan masyarakat juga tinggi,” terang Rousmini yang juga Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng ini.
Rapat evaluasi berlangsung di ruang rapat rumah jabatan Bupati Buleleng, Selasa (22/11) kemarin. Rapat dipimpin Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana yang juga dihadiri Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja.
Sekretaris TPID Buleleng Ni Made Rousmini menyebut dari hasil evaluasi inflasi Oktober 2023, tergolong tinggi. Hal ini dipicu kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok yang diakibatkan jumlah pasokan sedikit dan dampak cuaca ekstrem el nino yang membuat petani gagal panen.
“Cabai rawit menjadi penyumbang terbesar kenaikan inflasi karena memang produksi kita di lokal kurang. Selain juga faktor cuaca dan permintaan masyarakat juga tinggi,” terang Rousmini yang juga Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng ini.
Foto: Pedagang bahan pokok dan cabai rawit pemicu utama inflasi tinggi di Buleleng bulan Oktober 2023. -LILIK
Menurutnya, Pemkab Buleleng melalui instansi terkaitnya secara rutin telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Melakukan pasar murah setiap hari di dua pasar besar di Buleleng diakomodir oleh BUMD. Selain itu, menjamin pasokan cabai rawit tetap tersedia. Salah satunya dengan menjalin Kerjasama Antar Daerah (KAD) bersama Banyuwangi untuk memasok cabai rawit ke Buleleng.
Untuk menekan harga di pasaran, dua Perumda milik Pemkab Buleleng juga telah bergerak hingga memberikan subsidi harga cabai kepada pedagang. “Tadi arahan pak Pj Bupati juga akan dicek kembali program gerakan menanam cabai termasuk bantuan bibit cabai dari BI September lalu,” ungkap Rousmini.
Sementara itu, Pemkab Buleleng juga berencana untuk menggunakan dana BTT untuk penanganan inflasi. Sebab kondisi lima bulan kedepan, potensi terjadi inflasi cukup tinggi, karena akan datang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Galungan dan Kuningan dan hari besar keagamaan lainnya termasuk Pemilu 2024.
Rousmini menyebut datangnya hari-hari besar keagamaan selalu menjadi pemicu kenaikan sejumlah bahan pokok. Sehingga harus dilakukan antisipasi lebih awal. Terlebih saat ini harga bahan pokok yang berpotensi menyebabkan inflasi juga sudah mengalami peningkatan. Seperti harga gula pasir, minyak goreng, bawang merah dan juga daging ayam. “Rencananya tadi akan dikoordinasikan lebih lanjut kerjasama ambil pasokan di Pasar Jaya Jakarta. Nanti subsidi transportasinya akan menggunakan BTT. Ini sedang dikonsultasikan lebih lanjut ke Pak Sekda,” terang Rousmini.7k23
Untuk menekan harga di pasaran, dua Perumda milik Pemkab Buleleng juga telah bergerak hingga memberikan subsidi harga cabai kepada pedagang. “Tadi arahan pak Pj Bupati juga akan dicek kembali program gerakan menanam cabai termasuk bantuan bibit cabai dari BI September lalu,” ungkap Rousmini.
Sementara itu, Pemkab Buleleng juga berencana untuk menggunakan dana BTT untuk penanganan inflasi. Sebab kondisi lima bulan kedepan, potensi terjadi inflasi cukup tinggi, karena akan datang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Galungan dan Kuningan dan hari besar keagamaan lainnya termasuk Pemilu 2024.
Rousmini menyebut datangnya hari-hari besar keagamaan selalu menjadi pemicu kenaikan sejumlah bahan pokok. Sehingga harus dilakukan antisipasi lebih awal. Terlebih saat ini harga bahan pokok yang berpotensi menyebabkan inflasi juga sudah mengalami peningkatan. Seperti harga gula pasir, minyak goreng, bawang merah dan juga daging ayam. “Rencananya tadi akan dikoordinasikan lebih lanjut kerjasama ambil pasokan di Pasar Jaya Jakarta. Nanti subsidi transportasinya akan menggunakan BTT. Ini sedang dikonsultasikan lebih lanjut ke Pak Sekda,” terang Rousmini.7k23
Komentar