Cok Ibah Nyalon Bupati, Puri Ubud Bisa 'Terbelah'
Dukungan Puri Agung Ubud berpotensi terbelah dalam Pilkada serentak, 27 Juli 2018 mendatang.
GIANYAR, NusaBali
Ini setelah Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah mendaftar posisi Calon Bupati (Cabup) ke DPD II Golkar Gianyar untuk tarung Pilkada Gianyar 2018, Jumat (14/7) siang. Sedangkan tokoh Puri Agung lainnya, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, sebelumnya telah mendaftar posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali ke PDIP untuk tarung Pilgub Bali 2018.
Cok Ibah---tokoh dari Puri Saren Kawan, Puri Agung Ubud---secara resmi mendaftarkan pencalonannya sebagai kandidat Cabup Gianyar di Sekretariat DPD II Golkar Gianyar, Jumat siang pukul 11.00 Wita. Saat mendaftar kemarin, Cok Ibah yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar diantar sejumlah kerabatnya dari Puri Agung Ubud, termasuk keponakannya yakni Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah.
Pantauan NusaBali, Cok Wah kemarin bertindak selaku ‘ajudan’ Cok Ibah. Sebab, Cok Wah duduk di ruang kemudi posisi kiri dalam mobil yang antar Cok Ibah ke DPD II Golkar Gianyar. Sedangkan di deretan mobil belakangnya, terdapat sejumlah kerabat Puri Agung Ubud lainnya, seperti Tjokorda Agung Ichiro Sukawati (putra sulung Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Raka Putra Sukiawati alias Cok Putra), Tjokorda Gde Raka Sukawati alias Cok De (sepupu Cok Ibah yang notabene adik kandung Cok Ace), serta Tjokorda Gde Mandara Putra Sukawati atau Cok Mandara (putra dari Cok De). Selain diantar kerabat Puri Agung Ubud, Cok Ibah juga diantarkan ratusan pendukungnya dari kalangan prajuru adat, tokoh masyarakat, kader Golkar, dan simpatisan.
Berkas pendaftaran Cok Ibah kemarin diterima Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan Cabup-Cawabup DPD II Golkar Gianyar, Made Suteja, yang notabene Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD II Golkar Gianyar. Ketua DPD II Golkar Gianyar, Made Dauh Wijana, bersama Sekretaris DPD II Golkar Cokorda Wisnu Parta juga ikut mendampingi Made Suteja saat menerima Cok Ibah.
Usai menyerahkan berkas pendaftaran, Cok Ibah mengatakan dirinya mendaftar untuk menghargai dan menghormati aspirasi pendukungnya. Menurut Cok Ibah, sebelumnya dia memang sempat menyatakan tidak maju ke Pilkada Gianyar 2018, lantaran kesibukan sebagai anggota DPRD Bali, selain ngayah sebagai Bendesa Adat Ubud.
Namun, setelah dipertimbangkan secara matang, terutama karena kuatnya dukungan masyarakat, Cok Ibah akhirnya bersedia maju tarung Pilkada Gianyar 2018. “Saya sudah bisa bedakan mana kegiatan ngayah untuk adat atau agama dan mana untuk politik,” jelas anggota Komisi IV DPRD Bali yang juga mertua dari artis Happy Salma ini. Cok Ibah menambahkan, pasca mendaftar, dirinya siap taati mekanisme di Golkar.
Terkait kompaknya kehadiran sameton dari Puri Agfung Ubud saat mendaftar kemarin, menurut Cok Ibah, hal itu adalah bukti kuat dukungan puri untuk dirnya. Sejauh ini, memang belum ada digelar parman sameton puri untuk menentukan siapa tokoh Puri Agung Ubud yang diajukan ke Pilkada Gianyar 2018. “Masih menunggu proses lebih lanjut,” jelas mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar dan anggota DPRD gianyar 2004-2009 ini.
Disinggung soal potensi pecahnya dukungan dukungan Puri Agung Ubud, karena Cok Ace justru mendaftar Cawagub Bali melalui PDIP untuk tarung Pilgub 2018, menurut Cok Ibah, kondisi tersebut tak bisa diprediksi. “Kita lihat saja perkembangannya, apakah saya nanti jadi Calon Bupati Gianyar atau tidak. Cok Ace pun belum pasti jadi Cawagub Bali, karena semua itu masih dalam proses,” jelas politisi senior pemilik Hotel Ibah Ubud ini.
Cok Ibah menegaskan, jika dirinya nanti resmi jadi Cabup Gianyar yang diusung Golkar bersasma Koalisi Gianyar Bangkit (KGB) dan Cok Ace juga resmi jadi Cawagub Bali yang diusung PDIP, tentu akan ada beberapa strategi untuk saling memenangkan. “Strategi itu, intinya agar Puri Agung Ubud tidak terpecah karena politik praktis. Sebab, puri bersifat mengayomi,” kata Cok Ibah yang notabene adik tiri Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Agung Suyasa (almarhum).
Cok Ibah mengakui memang ada potensi terbelahnya dukungan dari sameton Puri Agung Ubud dalam Pilkada serentak 2018 nanti. Namun, beda dukungan itu diharapkan tidak sampai menimbulkan, jika semua saling menjaga etika, sesana, dan komitmen untuk bersatu. “Cara mengatasinmya, berpolitiklah dengan hati,” tegas Cok Ibah.
Cok Ibah sendiri akan mendorong Puri Agung Ubud segera menggelar paruman terkait Pilkada serentak 2018, dimana dirinya nyalon ke Pilgada Gianyar melalui Golkar, sementara Cok Ace nyalon ke Pilgub Bali lewat PDIP. Dlam paruman nanti, kata Cok Ibah, akan dibahas tentang perjuangan dirinya, bahkan ada pengorbanan.
Cok Ibah menyinggung perjuangan dirinya untuk memenangkan Cok Ace ketika menjadi Cabup Gianyar di Pilkada 2008. Saat itu, Cok Ibah selaku Ketua DPD II Golkar Gianyar ‘korbankan’ diri dan pendukung yang memintanya maju sebagai Cabup Gianyar. Demi persatuan dan kesatuan Puri Agung Ubud dan sameton Keturunan Dalem Sukawati (KBS) kala itu, Cok Ibah pilih memberikan kesempatan kepada Cok Ace maju sebagai Cabup Gianyar. Cok Ibah pun andil memenangkan Cok Ace hingga terpilih jadi Bupati Gianyar 2008-2013.
Sementara itu, seusai Cok Ibah mendaftar, Jumat kemarin, Ketua DPD II Golkar Gianyar Made Dauh Wijana juga mendaftar di posisi Cawabup. Saat mnendaftar, Dauh Wijana disaksikan pengurus DPD II Golkar Gianyar dan 7 Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Gianyar. Dauh Wijana mengatakan, semua figur yang mendaftar di Golkar nanti akan dikomunikasikan dengan KGB (Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI). *lsa
1
Komentar