UNESCO Harap World Water Forum Bali Tampilkan Kesatuan Manusia dan Air
NANJING, NusaBali.com - Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengutarakan harapannya agar penyelenggaraan World Water Forum 2024 di Bali dapat menunjukkan kesatuan peradaban manusia dan air.
"Saya sangat yakin bahwa World Water Forum di Bali pada tahun depan akan menunjukkan kepemimpinan Indonesia khususnya bagaimana peradaban manusia, dalam hal ini budaya di Indonesia dapat menyatu dengan kondisi perairan, dan kita membutuhkan lebih banyak gagasan budaya terkait perairan," kata Direktur dan Perwakilan UNESCO Kantor Asia Timur Shahbaz Khan di Nanjing, Provinsi Jiangsu, China, Jumat (24/11/2023).
Shahbaz Khan menyampaikan hal tersebut pada sela-sela acara ‘Yangtze Culture Forum’ dengan tema ‘Flowing Rivers, Converging Future’ sebagai seminar yang mendiskusikan kerja sama untuk mengatasi masalah sungai di berbagai negara.
Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah perhelatan World Water Forum (WWF) 2024 yang merupakan forum air internasional terbesar di dunia yang rencananya akan berlangsung di Bali pada 18-24 Mei 2024.
"World Water Forum 2024 di Bali jadi sangat penting karena kita hanya punya enam tahun untuk mencapai target Sustainable Development Goals khususnya nomor enam yaitu air bersih dan sanitasi yang layak. Saya sangat mengapresiasi kepemimpinan Indonesia, Presiden Jokowi dan Menteri PUPR Pak Basuki atas kepemimpinan mereka soal perairan," ujar Khan.
Khan mengaku juga berada di Bali saat panitia World Water Forum mengadakan pertemuan-pertemuan persiapan.
"Jadi Indonesia melakukan pekerjaan yang hebat dalam membangun infrastruktur perairan, mengalirkan air bersih ke masyarakat di pedesaan sekaligus menghubungkan air dengan budaya setempat," ungkap Khan.
Khan pun menyebut Subak, yaitu sistem irigasi di Bali sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia sebagai contoh gagasan asli Indonesia yang dapat dicontoh negara lain.
"Subak menunjukkan prinsip Tri Hita Karana. Ketiganya menjadi ekuilibrium atau keseimbangan antara manusia, lingkungannya dan juga Tuhan. Prinsip itu sangat spesial, jadi bagaimana kita menciptakan kedamaian dengan lingkungan sekaligus membawa spiritualitas melalui air sekaligus pariwisata ramah lingkungan," ucap Khan.
Tri Hita Karana berasal dari tiga kata, Tri yang artinya tiga, Hita adalah kebahagiaan atau kesejahteraan, dan Karana artinya penyebab. Bentuk penerapan dari Tri Hita Karana dibagi menjadi tiga unsur penting sebagai wujud ritual atau hubungan antara manusia, Tuhan dan alam.
"Jadi ke manapun saya pergi, saya selalu membicarakan mengenai World Water Forum dan karena acara tersebut akan dilangsungkan di Indonesia maka menjadi bertambah penting karena Indonesia memiliki banyak gagasan inovatif. Saya pun menantikan bagaimana kepemimpinan Indonesia serta pemimpin lokal mengatasi masalah air misalnya banjir dan penurunan muka air tanah di ibu kota Jakarta," kata Khan.
World Water Forum yang diadakan setiap tiga tahun sekali merupakan sebuah proses yang terus berkembang sejak digelar pertama pada tahun 1997 di Marrakesh hingga forum kesembilan di Senegal.
Sebagai persiapan menuju World Water Forum ke-10 tahun 2024, pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan Kick-off Meeting atau Stakeholder Consultation Meeting (SCM) ke-1 yang berhasil diselenggarakan pada tanggal 15-16 Februari 2023 di Jakarta Convention Center. Lebih dari 1.400 peserta dari lebih 58 negara menghadiri acara ini.
Selanjutnya diselenggarakan juga Stakeholder Consultation Meeting (SCM) ke-2 pada tanggal 12-13 Oktober 2023 di Bali dengan proses yang inklusif pada proses tematik, regional dan politik. *ant
1
Komentar