Penyebab Kematian Mahasiswa asal Sumatera Masih Misteri
DENPASAR, NusaBali - Penyebab kematian mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Aldi Sahilatua Nababan, 23 masih misteri. Guna mengungkap misteri itu penyidik Polresta Denpasar telah memeriksa enam orang saksi.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Losa Lusiano Araujo dikonfirmasi, Jumat (24/11) mengatakan pihaknya masih menunggu hasil autopsi jenazah dari TS Bhayangkara Sumatra Utara. "Jenazah sudah diautopsi di RS Bhayangkara Sumatra Utara. Sampai saat ini Satreskrim Polresta Denpasar masih menunggu hasil autopsinya," tuturnya.
Kompol Losa mengatakan keterangan dari enam orang saksi belum bisa menyimpulkan terkait penyebab kematian korban. Hasil olah TKP kamar korban dikunci. Hasil pemeriksaan luar jenazah korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
"Dugaan awal penyebab kematian korban belum bisa disimpulkan karena harus menunggu hasil autopsi dan yang kompeten menjelaskan itu adalah dokter. Pada intinya nanti kalau semuanya sudah lengkap akan kami sampaikan detail," dalih Kompol Losa.
Sementara pemilik kos tempat tinggal korban I Nyoman Risup Arsana, 43 ditemui di lokasi, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung kemarin siang mengatakan dirinya mengenal korban orang baik. Dia menilai baik karena korban tertib.
"Dia orangnya tertib. Tidak pernah ajak teman kumpul-kumpul di kos. Pulang sekolah dua diam di kamar. Kalau katemu di sapa dengan ramah," ungkap Nyoman Risup Arsana.
Sebelum menemukan korban sudah jadi mayat terkahir bertemu, pada Minggu (12/11). Selanjutnya pada Sabtu (18/11) sekitar pukul 08.30 Wita saksi bersih-bersih teras kamar kos yang terlihat kotor. "Saya bersih dari kamar nomor 7. Sampai di kamar nomor 10 ini (kamar korban) saya melihat banyak sekali lalat hijau. Saya pun panggil anak saya untuk melihat korban dengan cara naik tangga intip melalui vetilasi. Namun korban tidak terlihat di tempat tidurnya," ungkap Nyoman Risup Arsana.
Penasaran dengan situasi itu Nyoman Risup Arsana dan anaknya coba menelepon nomor korban. Telepon masuk tetapi tidak diangkat. Akhirnya kejadian itu dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan. Para saksi tidak berani membuka pintu secara paksa sebelum polisi datang.
"Pada saat polisi datang panggil tukang kunci untuk buka pintu. Polisi menemukan korban gantung di balik pintu. Seperti apa posisi gantungnya dan pada bagian mana yang terjerat tali saya tidak tahu. Saya serahkan semuanya kepada polisi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Aldi ditemukan jadi mayat di kamar kosnya pada Sabtu (18/11) sekitar pukul 08.30 Wita. Pada saat ditemukan kondisi mayat korban sangat mengenaskan dan sudah membusuk. Pihak keluarga menduga kematian mahasiswa yang kuliah di Elisabeth Internasional Bali itu tewas dibunuh.
Pada saat penanganan awal oleh pihak kepolisian orangtua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah korban. Keluarga hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap jenazah serta pengiriman jenazah ke kampung halaman. Hal itu dituangkan dalam surat pernyataan dari orang tua korban. Orang tua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul dikemudian hari.
Setelah jenazah korban sampai di Medan orangtua korban mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan meminta dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Medan. Keluarga buat postingan di media sosial tentang dugaan kemarin korban dibunuh. 7 pol
Kompol Losa mengatakan keterangan dari enam orang saksi belum bisa menyimpulkan terkait penyebab kematian korban. Hasil olah TKP kamar korban dikunci. Hasil pemeriksaan luar jenazah korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
"Dugaan awal penyebab kematian korban belum bisa disimpulkan karena harus menunggu hasil autopsi dan yang kompeten menjelaskan itu adalah dokter. Pada intinya nanti kalau semuanya sudah lengkap akan kami sampaikan detail," dalih Kompol Losa.
Sementara pemilik kos tempat tinggal korban I Nyoman Risup Arsana, 43 ditemui di lokasi, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung kemarin siang mengatakan dirinya mengenal korban orang baik. Dia menilai baik karena korban tertib.
"Dia orangnya tertib. Tidak pernah ajak teman kumpul-kumpul di kos. Pulang sekolah dua diam di kamar. Kalau katemu di sapa dengan ramah," ungkap Nyoman Risup Arsana.
Sebelum menemukan korban sudah jadi mayat terkahir bertemu, pada Minggu (12/11). Selanjutnya pada Sabtu (18/11) sekitar pukul 08.30 Wita saksi bersih-bersih teras kamar kos yang terlihat kotor. "Saya bersih dari kamar nomor 7. Sampai di kamar nomor 10 ini (kamar korban) saya melihat banyak sekali lalat hijau. Saya pun panggil anak saya untuk melihat korban dengan cara naik tangga intip melalui vetilasi. Namun korban tidak terlihat di tempat tidurnya," ungkap Nyoman Risup Arsana.
Penasaran dengan situasi itu Nyoman Risup Arsana dan anaknya coba menelepon nomor korban. Telepon masuk tetapi tidak diangkat. Akhirnya kejadian itu dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan. Para saksi tidak berani membuka pintu secara paksa sebelum polisi datang.
"Pada saat polisi datang panggil tukang kunci untuk buka pintu. Polisi menemukan korban gantung di balik pintu. Seperti apa posisi gantungnya dan pada bagian mana yang terjerat tali saya tidak tahu. Saya serahkan semuanya kepada polisi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Aldi ditemukan jadi mayat di kamar kosnya pada Sabtu (18/11) sekitar pukul 08.30 Wita. Pada saat ditemukan kondisi mayat korban sangat mengenaskan dan sudah membusuk. Pihak keluarga menduga kematian mahasiswa yang kuliah di Elisabeth Internasional Bali itu tewas dibunuh.
Pada saat penanganan awal oleh pihak kepolisian orangtua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah korban. Keluarga hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap jenazah serta pengiriman jenazah ke kampung halaman. Hal itu dituangkan dalam surat pernyataan dari orang tua korban. Orang tua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul dikemudian hari.
Setelah jenazah korban sampai di Medan orangtua korban mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan meminta dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Medan. Keluarga buat postingan di media sosial tentang dugaan kemarin korban dibunuh. 7 pol
Komentar