Layani 440 Umat Menek Kelih, Matatah, Sapuh Leger dan Pawintenan Saraswati, PHDI Denpasar: Kami Semua Ngayah
DENPASAR, NusaBali.com - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar melayani 440 umat upacara massal Menek Kelih, Matatah, Sapuh Leger, dan Pawintenan Saraswati. Peserta hanya dibebankan punia seikhlasnya.
PHDI Denpasar menegaskan, upacara manusa yadnya sinarengan (massal) ini dilakukan untuk membantu umat. Memberikan kemudahan bagi umat yang tidak mampu baik dari segi dana maupun persiapan dan pelaksanaan upacara.
I Made Arka, Ketua PHDI Denpasar menyatakan, pihaknya tidak membebankan apapun kepada umat selain dana punia seikhlasnya. Di luar itu, persiapan dan pelaksanaan upacara dihelat penuh oleh PHDI pada Saniscara Kliwon Wayang, Sabtu (25/11/2023).
"Tujuan kami selaku majelis agama adalah membantu umat. Karena situasi belum pulih semua (dari pandemi)," ujar Arka di sela upacara di Pura Agung Lokanatha, Taman Kota Lumintang, Denpasar.
Lanjut Arka, upacara ini didukung oleh para dermawan sebagai donatur. Dan, umat selaku peserta upacara yang berpunia seikhlasnya, berapa pun akan diterima dan dipersilakan mengikuti upacara.
Kata Ketua PHDI Denpasar yang baru bertugas sejak 2022 silam ini, ada peserta upacara yang berpunia senilai Rp 20.000 saja. Ada pula yang sampai berpunia bernilai Rp 1 juta. Keduanya sama-sama memiliki hak untuk mengikuti upacara dan diperlakukan sama baiknya.
"Rancangan Anggaran dan Biaya (RAB) kami untuk upacara ini sebesar Rp 200 juta. Namun realisasinya menjadi Rp 150 juta. Kami harap itu sudah mencukupi," beber Arka.
PHDI Denpasar menyatakan, langkah ini merupakan manifestasi dari upaya beryadnya dan ngayah untuk umat Hindu, khususnya di Kota Denpasar dan di luar kota. Sebab, 25 persen peserta upacara adalah keluarga perantau di ibukota.
"Kami ini semua ngayah, jero sangging, dan para pamangku semua ngayah. Punia kami seikhlasnya, tidak ada yang meminta," tegas Arka yang juga mantan Sekretaris PHDI Denpasar. *rat
I Made Arka, Ketua PHDI Denpasar menyatakan, pihaknya tidak membebankan apapun kepada umat selain dana punia seikhlasnya. Di luar itu, persiapan dan pelaksanaan upacara dihelat penuh oleh PHDI pada Saniscara Kliwon Wayang, Sabtu (25/11/2023).
"Tujuan kami selaku majelis agama adalah membantu umat. Karena situasi belum pulih semua (dari pandemi)," ujar Arka di sela upacara di Pura Agung Lokanatha, Taman Kota Lumintang, Denpasar.
Lanjut Arka, upacara ini didukung oleh para dermawan sebagai donatur. Dan, umat selaku peserta upacara yang berpunia seikhlasnya, berapa pun akan diterima dan dipersilakan mengikuti upacara.
Kata Ketua PHDI Denpasar yang baru bertugas sejak 2022 silam ini, ada peserta upacara yang berpunia senilai Rp 20.000 saja. Ada pula yang sampai berpunia bernilai Rp 1 juta. Keduanya sama-sama memiliki hak untuk mengikuti upacara dan diperlakukan sama baiknya.
"Rancangan Anggaran dan Biaya (RAB) kami untuk upacara ini sebesar Rp 200 juta. Namun realisasinya menjadi Rp 150 juta. Kami harap itu sudah mencukupi," beber Arka.
PHDI Denpasar menyatakan, langkah ini merupakan manifestasi dari upaya beryadnya dan ngayah untuk umat Hindu, khususnya di Kota Denpasar dan di luar kota. Sebab, 25 persen peserta upacara adalah keluarga perantau di ibukota.
"Kami ini semua ngayah, jero sangging, dan para pamangku semua ngayah. Punia kami seikhlasnya, tidak ada yang meminta," tegas Arka yang juga mantan Sekretaris PHDI Denpasar. *rat
Komentar