Semua Palinggih Dibusanai Serba Merah
Upacara Panyeeb Brahma di Pura Besakih
AMLAPURA, NusaBali - Krama Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem menggelar Pujawali Panyeeb Brahma di Pura Kiduling Kreteg, Banjar Kiduling Kreteg, Purnama Kanem, Soma Paing Kelawu, Senin (27/11). Upacara ini dengan ciri khas semua palinggih (bangunan suci) dibusanai kain berwarna serba merah.
Warna merah itu berkaitan dengan Pura Kiduling Kreteg adalah stana Ida Bhatara Brahma. Brahma identik dengan merah sebagai dewa pencipta semesta beserta isinya. I Gusti Mangku Jana, koordinator pamangku di Pura Besakih mengatakan Pujawali untuk memohon berkah turun hujan. Harapannya agar Ida Bhatara Brahma yang berstana di pura itu memberkati kesejukan sehingga turun hujan untuk kesuburan.
Pujawali dipuput dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Oka Sidemen dari Geria Kawan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem. Satu lagi, Ida Pedanda Gede Wayan Demung dari Geria Demung, Banjar Tilem, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem.
Pura Kiduling Kreteg merupakan salah satu Pura Catur Dala di kawasan Pura Besakih, emponan Pemkab Karangasem. I Gusti Mangku Jana menerangkan, ciri khas di Pura Kiduling Kreteg dengan warna pangangge serba merah, karena tempat berstana Ida Bhatara Brahma, sebagai dewa pencipta. Sehingga pamedek yang datang pakaiannya menyesuaikan kebanyakan mengenakan kemeja dan kebaya merah.
Pujawali di Pura Kiduling Kreteg, lanjut I Gusti Mangku Jana, merupakan rangkaian Pujawali Panyegjeg Jagat di Pura Gelap pada Purnama Karo, Anggara Wage Dungulan, Selasa (1/8), Pujawali Pengurip Bumi di Pura Ulun Kulkul Besakih pada Tilem Katiga, Wraspati Pon Krulut, Kamis (14/9), Pujawali Penaung Bayu di Pura Batumadeg Besakih pada Tilem Kalima Redite Paing Ugu, Minggu (12/11), dan terakhir Pujawali Panyeeb Brahma di Pura Kiduling Kreteg pada Purnama Kaenem.
Hadir melakukan persembahyangan Bupati Karangasem I Gede Dana, Sekda I Ketut Sedana Mertha, Asisten I I Wayan Purna, dan pimpinan OPD lainnya.
Prosesi Pujawali dimulai dengan menggelar upacara Pacaruan dan diakhiri muspa Bersama. Pujawali diiringi pementasan tari Rejang Renteng, Topeng Sidha Karya, dan Wayang Kulit hingga menambah suasana khusyuk.
I Gusti Mangku Jana mengatakan, pujawali dilaksanakan untuk mohon keseimbangan alam. Selama ini telah lama didera cuaca panas, agar semesta jadi sejuk, turun hujan, sehingga tanah jadi subur. "Biasanya beberapa hari setelah pujawali, hujan mulai turun, pertanda Ida Bhatara memberkati kasuburan," jelasnya.
Kata dia, Usai Pamuspaan, cuaca di langit berangsur mendung, dan turun gerimis. Hal ini penanda Ida Bhatara Brahma memberkati permohonan umat sedharma. Selama Ida Bhatara nyejer, umat ngaturang Banten Panganyar. Nyejer hanya tiga hari, Ida Bhatara Masineb pada Wraspati Kliwon Kelawu, Kamis (30/11).7k16
Komentar