RSUD Buleleng Siapkan Psikolog Klinis-Psikiater
Antisipasi Caleg Kalah di Pileg
SINGARAJA, NusaBali - Masa kampanye Pemilu 2024 telah dimulai pada, Selasa (28/11) hingga 10 Februari 2024 mendatang. Persaingan antar calon anggota legislatif (Caleg) untuk mendapat kursi dewan pun sangat tinggi.
Kegagalan dalam Pemilu 2024 mendatang dimungkinkan terjadi dampak buruk terhadap kejiwaan Caleg. Terkait ini, RSUD Buleleng menyiapkan poli jiwa untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan kejiwaan para Caleg yang kalah dalam dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) nanti.
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha mengatakan pihaknya tidak menyediakan pelayanan khusus untuk Caleg yang mengalami gangguan jiwa atau stres karena gagal dalam Pileg. Hanya saja jika kasus tersebut ditemukan, pihaknya pun siap memberikan penanganan. RSUD saat ini sudah memiliki dua tenaga dari psikolog klinis dan psikiater.
"Kalau pasien datang tanpa rujukan bisa di poliklinik umum dulu, nanti dirujuk ke psikolog klinis atau psikiater. Kalau sudah bawa rujukan dari Faskes (Fasilitas Kesehatan) primer, bisa langsung diarahkan sesuai rujukannya," jelas dr Arya saat dikonfirmasi, Selasa (28/11) siang. Peluang untuk sembuh bagi Caleg yang stres atau depresi akibat gagal dalam Pileg dikatakan dr Arya cukup besar asalkan diberikan penanganan yang tepat.
Selama tidak menunjukkan gejala gaduh, gelisah dan agresif pasien pun tidak perlu dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli. "Penanganan yang lama itu biasanya karena faktor genetik, tidak ada penyebab tiba-tiba menunjukan gangguan kejiwaan. Kalau akut karena penyebabnya jelas seperti kalah Pileg, kehilangan pekerjaan, perceraian atau perundungan, penyembuhannya cepat kalau penangannya bagus," terangnya.
Ditambahkan dr Arya pada tahun-tahun sebelumnya pihaknya tidak pernah menerima kasus Caleg yang stres atau depresi karena kalah dalam Pileg. Apabila ditemukan, dalam diagnosa pihaknya pun tidak mencatatnya karena kalah Pileg. Pasien depresi atau stres biasanya hanya dicatat karena mengalami kecemasan yang disebabkan oleh rasa kecewa dan rasa takut. "Diagnosanya tidak ditulis langsung karena kalah Pileg, hanya historisnya saja yang ditulis seperti itu. Tahun-tahun sebelumnya belum pernah ada kasus seperti itu yang kami terima," tandasnya. 7 mzk
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha mengatakan pihaknya tidak menyediakan pelayanan khusus untuk Caleg yang mengalami gangguan jiwa atau stres karena gagal dalam Pileg. Hanya saja jika kasus tersebut ditemukan, pihaknya pun siap memberikan penanganan. RSUD saat ini sudah memiliki dua tenaga dari psikolog klinis dan psikiater.
"Kalau pasien datang tanpa rujukan bisa di poliklinik umum dulu, nanti dirujuk ke psikolog klinis atau psikiater. Kalau sudah bawa rujukan dari Faskes (Fasilitas Kesehatan) primer, bisa langsung diarahkan sesuai rujukannya," jelas dr Arya saat dikonfirmasi, Selasa (28/11) siang. Peluang untuk sembuh bagi Caleg yang stres atau depresi akibat gagal dalam Pileg dikatakan dr Arya cukup besar asalkan diberikan penanganan yang tepat.
Selama tidak menunjukkan gejala gaduh, gelisah dan agresif pasien pun tidak perlu dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli. "Penanganan yang lama itu biasanya karena faktor genetik, tidak ada penyebab tiba-tiba menunjukan gangguan kejiwaan. Kalau akut karena penyebabnya jelas seperti kalah Pileg, kehilangan pekerjaan, perceraian atau perundungan, penyembuhannya cepat kalau penangannya bagus," terangnya.
Ditambahkan dr Arya pada tahun-tahun sebelumnya pihaknya tidak pernah menerima kasus Caleg yang stres atau depresi karena kalah dalam Pileg. Apabila ditemukan, dalam diagnosa pihaknya pun tidak mencatatnya karena kalah Pileg. Pasien depresi atau stres biasanya hanya dicatat karena mengalami kecemasan yang disebabkan oleh rasa kecewa dan rasa takut. "Diagnosanya tidak ditulis langsung karena kalah Pileg, hanya historisnya saja yang ditulis seperti itu. Tahun-tahun sebelumnya belum pernah ada kasus seperti itu yang kami terima," tandasnya. 7 mzk
Komentar