RS Lain di Bali Bisa Buka Terapi Nuklir
RSBM Diminta Jadi Pengampu
DENPASAR, NusaBali - RSUD Bali Mandara (RSBM) Provinsi Bali di Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 548 Sanur Kauh, Denpasar, telah membuka layanan kedokteran nuklir bagi pasien kanker maupun non kanker.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Dirjen Yankes Kemenkes RI) Azhar Jaya saat meninjau salah satu layanan kanker terpadu tersebut berharap RSBM mampu mengampu rumah sakit lainnya di Bali untuk membuka layanan yang sama.
Dirjen Azhar Jaya menyampaikan bahwa layanan kedokteran nuklir dan teranostik molekuler di RSBM merupakan yang pertama di Provinsi Bali. Ia berharap masyarakat Bali yang menderita penyakit kanker cukup ditangani sampai di RSBM tidak perlu lagi sampai dirujuk ke rumah sakit di Jakarta atau daerah lainnya karena kini Bali telah memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap.
"Saya mengucapkan terima kasih karena bantuan yang kita berikan sudah bisa beroperasional dan semoga ini bisa bermanfaat untuk masyarakat Bali," ujar Azhar Jaya saat menghadiri peresmian layanan kedokteran nuklir dan teranostik molekuler di RSBM, Selasa (28/11).
Kemenkes, kata Azhar Jaya, akan terus memperkuat rumah sakit di Bali baik itu milik Kementerian Kesehatan (RSUP Prof Ngoerah) maupun RSBM. Bantuan fasilitas kedokteran akan terus dilakukan sebagai bagian dari transformasi kesehatan di Indonesia.
Azhar Jaya berharap RSBM sebagai rumah sakit jenjang utama dapat menjadi rujukan sekaligus mampu mengampu rumah sakit kabupaten/kota yang ada di Bali. "Kalau misalnya rumah sakit kabupaten/kota mau mengembangkan layanan kedokteran nuklir juga, ya jangan dihambat. Justru RSBM kalau bisa mengampu," ujarnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa bangga karena Provinsi Bali melalui RSBM telah memiliki layanan kedokteran nuklir dan teranostik molekuler yang jumlahnya masih sangat terbatas di Indonesia. Dengan pelayanan ini Pj Gubernur Mahendra Jaya berharap akan memberikan dampak yang besar untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bali terutama untuk penanganan penyakit kanker secara komprehensif, bukan hanya pengobatannya saja tetapi juga yang jauh lebih penting adalah deteksi dini terhadap penyakit kanker.
Pj Gubernur menyampaikan, layanan kedokteran nuklir menjadi relevan mengingat panjangnya waktu tunggu pasien kanker dalam mendapatkan terapi nuklir dan molekuler, karena rumah sakit yang berkompeten dalam menangani kanker jumlahnya terbatas dibandingkan dengan jumlah pasien kanker. "Menjadi sangat strategis dan penting adanya layanan kedokteran nuklir dan teranostik molekuler pada Rumah Sakit Bali Mandara," terangnya.
Ia percaya dengan dibukanya layanan ini maka masyarakat Bali akan lebih mudah dan cepat mendapat penanganan dan besar harapan agar RSBM terus dapat meningkatkan fasilitas dan layanan kanker. Seperti diketahui RSBM mulai membuka layanan kedokteran nuklir pada, Senin (27/11). Direktur Utama RSBM dr Ketut Suarjaya MPPM menyampaikan dengan adanya layanan kedokteran nuklir maka layanan kanker di RSBM kini telah paripurna. Sebelumnya layanan kanker terpadu rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Bali telah memiliki layanan kanker mulai diagnostik, pembedahan, kemoterapi, kemoradiasi, dan kini kedokteran nuklir.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga menjelaskan bahwa untuk sementara pasien pengguna layanan kedokteran nuklir harus menggunakan layanan umum atau asuransi swasta dan belum bisa menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. "Sambil jalan kami sedang menyiapkan untuk BPJS Kesehatan, karena kami masih proses kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Tapi kalau umum dan asuransi kami sudah bisa menerima," jelasnya sembari menambahkan layanan kanker lainnya sudah ditanggung BPJS Kesehatan.
Dokter Suarjaya menambahkan, RSBM kini juga semakin siap melayani pasien rujukan dari seluruh Bali bahkan dari wilayah Indonesia timur. dr Suarjaya mengungkapkan pihaknya pada tahun 2024 akan membangun rumah singgah yang akan diperuntukkan kepada pasien dan keluarganya yang tinggal jauh dari rumah sakit. "Ini bentuk dari keinginan kami untuk bisa memberikan pelayanan yang paripurna dan dengan biaya murah karena ditanggung BPJS Kesehatan," tandasnya. 7 cr78
Dirjen Azhar Jaya menyampaikan bahwa layanan kedokteran nuklir dan teranostik molekuler di RSBM merupakan yang pertama di Provinsi Bali. Ia berharap masyarakat Bali yang menderita penyakit kanker cukup ditangani sampai di RSBM tidak perlu lagi sampai dirujuk ke rumah sakit di Jakarta atau daerah lainnya karena kini Bali telah memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap.
"Saya mengucapkan terima kasih karena bantuan yang kita berikan sudah bisa beroperasional dan semoga ini bisa bermanfaat untuk masyarakat Bali," ujar Azhar Jaya saat menghadiri peresmian layanan kedokteran nuklir dan teranostik molekuler di RSBM, Selasa (28/11).
Kemenkes, kata Azhar Jaya, akan terus memperkuat rumah sakit di Bali baik itu milik Kementerian Kesehatan (RSUP Prof Ngoerah) maupun RSBM. Bantuan fasilitas kedokteran akan terus dilakukan sebagai bagian dari transformasi kesehatan di Indonesia.
Azhar Jaya berharap RSBM sebagai rumah sakit jenjang utama dapat menjadi rujukan sekaligus mampu mengampu rumah sakit kabupaten/kota yang ada di Bali. "Kalau misalnya rumah sakit kabupaten/kota mau mengembangkan layanan kedokteran nuklir juga, ya jangan dihambat. Justru RSBM kalau bisa mengampu," ujarnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa bangga karena Provinsi Bali melalui RSBM telah memiliki layanan kedokteran nuklir dan teranostik molekuler yang jumlahnya masih sangat terbatas di Indonesia. Dengan pelayanan ini Pj Gubernur Mahendra Jaya berharap akan memberikan dampak yang besar untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bali terutama untuk penanganan penyakit kanker secara komprehensif, bukan hanya pengobatannya saja tetapi juga yang jauh lebih penting adalah deteksi dini terhadap penyakit kanker.
Pj Gubernur menyampaikan, layanan kedokteran nuklir menjadi relevan mengingat panjangnya waktu tunggu pasien kanker dalam mendapatkan terapi nuklir dan molekuler, karena rumah sakit yang berkompeten dalam menangani kanker jumlahnya terbatas dibandingkan dengan jumlah pasien kanker. "Menjadi sangat strategis dan penting adanya layanan kedokteran nuklir dan teranostik molekuler pada Rumah Sakit Bali Mandara," terangnya.
Ia percaya dengan dibukanya layanan ini maka masyarakat Bali akan lebih mudah dan cepat mendapat penanganan dan besar harapan agar RSBM terus dapat meningkatkan fasilitas dan layanan kanker. Seperti diketahui RSBM mulai membuka layanan kedokteran nuklir pada, Senin (27/11). Direktur Utama RSBM dr Ketut Suarjaya MPPM menyampaikan dengan adanya layanan kedokteran nuklir maka layanan kanker di RSBM kini telah paripurna. Sebelumnya layanan kanker terpadu rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Bali telah memiliki layanan kanker mulai diagnostik, pembedahan, kemoterapi, kemoradiasi, dan kini kedokteran nuklir.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga menjelaskan bahwa untuk sementara pasien pengguna layanan kedokteran nuklir harus menggunakan layanan umum atau asuransi swasta dan belum bisa menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. "Sambil jalan kami sedang menyiapkan untuk BPJS Kesehatan, karena kami masih proses kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Tapi kalau umum dan asuransi kami sudah bisa menerima," jelasnya sembari menambahkan layanan kanker lainnya sudah ditanggung BPJS Kesehatan.
Dokter Suarjaya menambahkan, RSBM kini juga semakin siap melayani pasien rujukan dari seluruh Bali bahkan dari wilayah Indonesia timur. dr Suarjaya mengungkapkan pihaknya pada tahun 2024 akan membangun rumah singgah yang akan diperuntukkan kepada pasien dan keluarganya yang tinggal jauh dari rumah sakit. "Ini bentuk dari keinginan kami untuk bisa memberikan pelayanan yang paripurna dan dengan biaya murah karena ditanggung BPJS Kesehatan," tandasnya. 7 cr78
Komentar