Tak Terawat, Taman Bermain Anak Rusak
MANGUPURA, NusaBali - Fasilitas di taman bermain anak yang ada di Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung dalam kondisi rusak. Fasilitas publik itu kurang terawat dengan baik, sehingga kini tak bisa dipergunakan.
Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Badung pun telah memasang imbauan kepada masyarakat agar tidak menggunakan wahana bermain yang sengaja disiapkan agar Kabupaten Badung masuk sebagai kategori Kabupaten Layak Anak itu. Imbauan dikeluarkan demi menghindari insiden cedera pada anak-anak.
Kepala DP2KBP3A Kabupaten Badung dr Nyoman Gunarta, membenarkan jika kondisi fasilitas bermain dalam kondisi rusak. Namun demikian, dia mengklaim pemerintah sudah merancang perbaikan pada 2024.
“Perbaikan sudah dirancang pada 2024. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Nanti perbaikan ada di Dinas PUPR. Namun yang prioritas yang tempat lebih besar (taman bermain) dekat rumah jabatan bupati,” kata dr Gunarta, Selasa (28/11).
Usut punya usut, fasilitas di taman bermain anak itu kurang terawat lantaran persoalan anggaran. Saat pandemi Covid-19 melanda tidak ada biaya perawatan untuk fasilitas maupun wahana bermain, seperti ayunan, jungkat jungkit, puteran, sehingga kondisinya menjadi rusak.
Sebelum ada larangan, taman bermain anak tak pernah sepi, terutama saat akhir pekan. Sebab, kawasan puspem sendiri terutama saat akhir pekan ramai oleh masyarakat yang berolahraga. 7 ind
Kepala DP2KBP3A Kabupaten Badung dr Nyoman Gunarta, membenarkan jika kondisi fasilitas bermain dalam kondisi rusak. Namun demikian, dia mengklaim pemerintah sudah merancang perbaikan pada 2024.
“Perbaikan sudah dirancang pada 2024. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Nanti perbaikan ada di Dinas PUPR. Namun yang prioritas yang tempat lebih besar (taman bermain) dekat rumah jabatan bupati,” kata dr Gunarta, Selasa (28/11).
Usut punya usut, fasilitas di taman bermain anak itu kurang terawat lantaran persoalan anggaran. Saat pandemi Covid-19 melanda tidak ada biaya perawatan untuk fasilitas maupun wahana bermain, seperti ayunan, jungkat jungkit, puteran, sehingga kondisinya menjadi rusak.
Sebelum ada larangan, taman bermain anak tak pernah sepi, terutama saat akhir pekan. Sebab, kawasan puspem sendiri terutama saat akhir pekan ramai oleh masyarakat yang berolahraga. 7 ind
1
Komentar