Musim Hujan di Bali, Waspada Banjir dan Tanah Longsor
DENPASAR, NusaBali.com - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Denpasar memperkirakan puncak musim hujan di Bali terjadi pada Januari 2024. Puncak musim hujan ini ditandai dengan curah hujan yang tinggi, yaitu sekitar 500-600 milimeter per bulan.
Seiring dengan perkiraan tersebut, BBMKG Denpasar mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.
"Puncak musim hujan di Bali diperkirakan terjadi pada Januari 2024, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Jumat (1/12/2023).
Wiryajaya menjelaskan, saat ini sebagian wilayah Bali bagian tengah hingga selatan sudah memasuki musim hujan. Wilayah yang sudah memasuki musim hujan tersebut antara lain Tabanan, Gianyar, Bangli, Karangasem, Badung, Denpasar, Negara, Jembrana, Mendoyo, Pekutatan, Busungbiu, Sawan, Seririt, Banjar, Sukasada, Buleleng, Kubutambahan, Tejakula, Banjarangkan, Klungkung dan Dawan.
Selama periode 1-10 Desember 2023, sejumlah wilayah di Bali berpeluang turun hujan dengan intensitas ringan. Wilayah tersebut antara lain Tabanan, Gianyar, Bangli, Karangasem, Badung, Denpasar, Negara, Jembrana, Mendoyo, Pekutatan, Busungbiu, Sawan, Seririt, Banjar, Sukasada, Buleleng, Kubutambahan, Tejakula, Banjarangkan, Klungkung dan Dawan.
Sementara itu, sebagian wilayah di Bali masih terjadi kekeringan. Wilayah yang mengalami kekeringan tersebut antara lain daerah Perasi Kabupaten Karangasem yang tidak turun hujan selama 105 hari serta di Tejakula dan Sambirentang Kabupaten Buleleng yang tidak ada hujan selama 77 hari.
"Pada wilayah yang masih mengalami kekeringan, masyarakat perlu melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi kekeringan, seperti melestarikan sumber daya air dan melakukan penanaman pohon," kata Wiryajaya. *ant
1
Komentar