Nelayan Pengastulan Susah Dapat BBM
SINGARAJA, NusaBali - Puluhan nelayan yang merupakan warga Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng mengadu ke Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng, Jumat (1/12).
Mereka mengeluh karena dua hari terakhir kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk melaut. BBM Pertalite yang biasanya dibeli di SPBU Pengastulan kosong yang membuat mereka tidak bisa melaut.
Kepala DKPP Kabupaten Buleleng I Gede Putra Aryana, didampingi staf fungsional pengelola produksi perikanan tangkap I Wayan Darmayasa dan Perbekel Pengastulan Putu Widyasmita langsung mendampingi nelayan untuk berkoordinasi ke SPBU di wilayah Seririt.
Hasil koordinasi dengan pengawas SPBU Pengastulan persoalan kekosongan BBM Pertalite disebabkan karena kuota dari Pertamina sudah melebihi jumlah yang telah ditentukan. Pertamina selama ini memberikan kuota untuk masing-masing SPBU di seluruh Indonesia untuk BBM Bersubsidi Pertalite hanya 3.364 ton per tahun. Kuota tersebut pun sudah habis, bahkan sudah melebihi dari jatah yang diberikan. Hal ini mengakibatkan pasokan Pertalite di SPBU Pengastulan kosong hingga akhir tahun ini dan baru tersedia kembali pada Januari 2024 mendatang.
“Kami tadi sudah cek dan telusuri jajagi langsung ke SPBU Pengastulan, yang ternyata di sana kuotanya sudah habis. Akhirnya kami koordinasi ke SPBU Tangguwisia agar nelayan bisa beli BBM di sana. Sebenarnya tidak ada kendala hanya mekanisme yang diberlakukan,” ungkap Putra Aryana.
DKPP pun kembali memberikan pembaharuan surat rekomendasi kepada nelayan untuk bisa membeli BBM di SPBU Tangguwisia. Namun para nelayan akan melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke Pertamina untuk mendapatkan QR Code untuk pembelian BBM. Masing-masing nelayan diberikan kuota pembelian BBM melaut 25 liter per hari
“Kalau daerah lainnya aman, tetapi kami tetap melakukan pengawasan agar nelayan tetap bisa melaut. Termasuk nanti pengawasan potensi kelangkaan BBM bersubsidi,” kata mantan Camat Busungbiu ini. 7k23
Kepala DKPP Kabupaten Buleleng I Gede Putra Aryana, didampingi staf fungsional pengelola produksi perikanan tangkap I Wayan Darmayasa dan Perbekel Pengastulan Putu Widyasmita langsung mendampingi nelayan untuk berkoordinasi ke SPBU di wilayah Seririt.
Hasil koordinasi dengan pengawas SPBU Pengastulan persoalan kekosongan BBM Pertalite disebabkan karena kuota dari Pertamina sudah melebihi jumlah yang telah ditentukan. Pertamina selama ini memberikan kuota untuk masing-masing SPBU di seluruh Indonesia untuk BBM Bersubsidi Pertalite hanya 3.364 ton per tahun. Kuota tersebut pun sudah habis, bahkan sudah melebihi dari jatah yang diberikan. Hal ini mengakibatkan pasokan Pertalite di SPBU Pengastulan kosong hingga akhir tahun ini dan baru tersedia kembali pada Januari 2024 mendatang.
“Kami tadi sudah cek dan telusuri jajagi langsung ke SPBU Pengastulan, yang ternyata di sana kuotanya sudah habis. Akhirnya kami koordinasi ke SPBU Tangguwisia agar nelayan bisa beli BBM di sana. Sebenarnya tidak ada kendala hanya mekanisme yang diberlakukan,” ungkap Putra Aryana.
DKPP pun kembali memberikan pembaharuan surat rekomendasi kepada nelayan untuk bisa membeli BBM di SPBU Tangguwisia. Namun para nelayan akan melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke Pertamina untuk mendapatkan QR Code untuk pembelian BBM. Masing-masing nelayan diberikan kuota pembelian BBM melaut 25 liter per hari
“Kalau daerah lainnya aman, tetapi kami tetap melakukan pengawasan agar nelayan tetap bisa melaut. Termasuk nanti pengawasan potensi kelangkaan BBM bersubsidi,” kata mantan Camat Busungbiu ini. 7k23
Komentar