Badan Kehormatan Warning Anggota Dewan Malas
Melalui Ketua Fraksi diingatkan bahwa anggota dewan harus hadir pada kegiatan rapat formal seperti sidang paripurna ataupun rapat dengar pendapat.
SINGARAJA, NusaBali
Badan Kehormatan DPRD Buleleng untuk pertamakali melaksanakan rapat tertutup dengan masing-masing ketua fraksi, Senin (17/7) pagi. Konon, rapat tertutup itu menyikapi beberapa anggota dewan yang belakangan mengabaikan rapat-rapat resmi di DPRD. Padahal pihak kesekretariatan sudah berkirim surat undangan secara resmi.
Ketua BK DPRD Buleleng, I Gusti Made Artana usai rapat mengakui, tugas anggota DPRD Buleleng memang bukan hanya datang ke kantor. Ketika mereka menyerap aspirasi ke masyarakat pun, anggota DPRD Buleleng termasuk menjalankan tugas.
Meski demikian, Artana menyatakan ada beberapa kegiatan DPRD Buleleng yang harus dihadiri. Kegiatan yang dimaksud adalah rapat formal seperti sidang paripurna, rapat dengar pendapat, maupun rapat-rapat lain. Konon ada beberapa anggota yang tak pernah menghadiri kegiatan formal. Sayangnya BK DPRD Buleleng enggan buka-bukaan masalah ini.
“Baik itu rapat, paripurna, atau rapat dengar pendapatan, itu kami tegaskan (agar hadir). Ada beberapa orang anggota kami yang perlu kami ingatkan biar lebih mendisiplinkan diri,” katanya.
Artana menyatakan hal itu sudah disampaikan kepada seluruh ketua fraksi. Alasannya fraksi yang bersentuhan langsung dengan anggota. Sehingga ketika fraksi berbicara, anggota akan lebih mendengarnya ketimbang BK yang berbicara. “Kami memang punya wewenang. Tapi kami rasa fraksi dulu yang bicara pada anggota. Karena fraksi yang bersentuhan langsung,” imbuhnya.
Ditanya soal nama-nama anggota yang malas, Artana menolak menyebut. Alasannya pembahasan disiplin itu lebih pada masalah internal. “Fraksi-fraksi sudah tahu lah,” ujar politisi PDIP asal Desa Bhaktiseraga, Kecamatan Buleleng ini.
Informasinya salah satu anggota dewan yang disebut-sebut sangat jarang hadir dalam rapat resmi adalah anggota Fraksi Demokrat. Namun Ketua Fraksi Demokrat Luh Hesti Ranitasari menepis tuduhan tersebut, karena dalam rapat BK seluruh fraksi diundang. Kendati demikian Rani mengakui jika pembahasan BK menyangkut kedisplinan dan peningkatan kinerja terhadap seluruh anggota dewan. “Tidak ada membahas khusus salah satu anggota fraksi. Karena BK menyampaikan kepada semua ketua fraksi, agar menyampakan kepada seluruh anggotanya tentang peningkatan kinerja dan displin,” katanya.
Menurut Rani, pihaknya akan merapatkan barisan dengan seluruh anggota Fraksi Demokrat menyikapi hasil pertemuan dengan BK. Disebutkan, sebenarnya masing-masing anggota punya kewajiban dan tanggungjawab sendiri terhadap konstituennya untuk menyampaikan aspirasi di lembaga dewan. Kendati demikian, dirinya akan berkomunikasi dengan seluruh anggota Fraksi Demokrat. “Ya paling nanti saya menjaga komunikasi saja. Karena rapat internal kita sudah terjadwal, mungkin sekarang perlu ditingkatkan. Kita ingin agar dengan sisa masa bakti ini, dapat menorehkan tinta emas, mudah-mudahan nanti bisa dipercaya lagi,” ujar Srikandi Demokrat asal Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan ini. *k19
Badan Kehormatan DPRD Buleleng untuk pertamakali melaksanakan rapat tertutup dengan masing-masing ketua fraksi, Senin (17/7) pagi. Konon, rapat tertutup itu menyikapi beberapa anggota dewan yang belakangan mengabaikan rapat-rapat resmi di DPRD. Padahal pihak kesekretariatan sudah berkirim surat undangan secara resmi.
Ketua BK DPRD Buleleng, I Gusti Made Artana usai rapat mengakui, tugas anggota DPRD Buleleng memang bukan hanya datang ke kantor. Ketika mereka menyerap aspirasi ke masyarakat pun, anggota DPRD Buleleng termasuk menjalankan tugas.
Meski demikian, Artana menyatakan ada beberapa kegiatan DPRD Buleleng yang harus dihadiri. Kegiatan yang dimaksud adalah rapat formal seperti sidang paripurna, rapat dengar pendapat, maupun rapat-rapat lain. Konon ada beberapa anggota yang tak pernah menghadiri kegiatan formal. Sayangnya BK DPRD Buleleng enggan buka-bukaan masalah ini.
“Baik itu rapat, paripurna, atau rapat dengar pendapatan, itu kami tegaskan (agar hadir). Ada beberapa orang anggota kami yang perlu kami ingatkan biar lebih mendisiplinkan diri,” katanya.
Artana menyatakan hal itu sudah disampaikan kepada seluruh ketua fraksi. Alasannya fraksi yang bersentuhan langsung dengan anggota. Sehingga ketika fraksi berbicara, anggota akan lebih mendengarnya ketimbang BK yang berbicara. “Kami memang punya wewenang. Tapi kami rasa fraksi dulu yang bicara pada anggota. Karena fraksi yang bersentuhan langsung,” imbuhnya.
Ditanya soal nama-nama anggota yang malas, Artana menolak menyebut. Alasannya pembahasan disiplin itu lebih pada masalah internal. “Fraksi-fraksi sudah tahu lah,” ujar politisi PDIP asal Desa Bhaktiseraga, Kecamatan Buleleng ini.
Informasinya salah satu anggota dewan yang disebut-sebut sangat jarang hadir dalam rapat resmi adalah anggota Fraksi Demokrat. Namun Ketua Fraksi Demokrat Luh Hesti Ranitasari menepis tuduhan tersebut, karena dalam rapat BK seluruh fraksi diundang. Kendati demikian Rani mengakui jika pembahasan BK menyangkut kedisplinan dan peningkatan kinerja terhadap seluruh anggota dewan. “Tidak ada membahas khusus salah satu anggota fraksi. Karena BK menyampaikan kepada semua ketua fraksi, agar menyampakan kepada seluruh anggotanya tentang peningkatan kinerja dan displin,” katanya.
Menurut Rani, pihaknya akan merapatkan barisan dengan seluruh anggota Fraksi Demokrat menyikapi hasil pertemuan dengan BK. Disebutkan, sebenarnya masing-masing anggota punya kewajiban dan tanggungjawab sendiri terhadap konstituennya untuk menyampaikan aspirasi di lembaga dewan. Kendati demikian, dirinya akan berkomunikasi dengan seluruh anggota Fraksi Demokrat. “Ya paling nanti saya menjaga komunikasi saja. Karena rapat internal kita sudah terjadwal, mungkin sekarang perlu ditingkatkan. Kita ingin agar dengan sisa masa bakti ini, dapat menorehkan tinta emas, mudah-mudahan nanti bisa dipercaya lagi,” ujar Srikandi Demokrat asal Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan ini. *k19
Komentar